"Bukan lemah, tapi derajat kita berbeda."
- Destiny
🌼
Weekend pun sudah berlalu. Hari ini sudah kembali ke hari Senin, dimana Rania dan Darren akan kembali sekolah.
"Kak hari ini aku gal sempat masak, kita sarapan di kantin gak papa kan?." Tanya Rania sambil menuruni tangga bersama Darren.
"Iya gak papa, kita berangkat aja yuk." Jawab Darren sambil mengenggam tangan Rania ke mobil.
Setelah turun dari mobil, banyak kaum hawa yang mencibir secara terang-terangan pada Rania.
Iyuhhhhh gatel
Cuman pansos
Palingan dijadiin mainan hahah
Emang murahan sih
Darren berhenti tepat di depan siswa yang terakhir kali mengatai Rania. Rania yang berada di sebelah D
arren hanya meremas kuat tangan suaminya.
"Yang murah itu Lo atau cewe gue?" Tanya Darren dengan penuh penekanan.
Yang ditanya sedari tadi hanya diam dan menunduk, sangat takut untuk menatap mata elang milik Darren.
"Udah ya, aku gak papa." Bisik Rania sambil mengelus tangan Darren yang sudah agak kendor dari genggaman.
"GUE GAK MAU DENGER APAPUN GOSIP TENTANG RANIA, KALAU ADA YANG BERANI, MATI LO DI TANGAN GUE." kata Darren dengan suara lantang dan penekanan di setiap katanya.
Semua yang berada di koridor itu hanya diam sambil menatap takut ke arah Darren, Rania dan siswi tadi.
____________
Jam pembelajaran pagi tadi sudah berganti dengan jam istirahat. Semua murid mulai berhamburan ke arah kantin. Begitu juga Rania dkk dan Darren dkk.
"Kalian mau pesen apa, biar gue dan kak Mario yang pesenin." Tanya Elina sambil berdiri diikuti oleh mario di sebelahnya.
"Aku sama kak Darren pesen Nasi goreng sama minumnya Air mineral aja." Jawab Rania sambil menatap Elina.
"Oke yang lain?" Tanya Elina sekali lagi.
"Ngikut aja, biar El gak repot." Jawab Syifa dengan senyum mania sambil menyuapkan yupi ke dalam mulutnya.
Elina sudah kembali bersama Mario di sebelahnya yang sedang memegang nampan berisi makok bakso.
Mereka semua makan dengan tenang hanya beberapa kali Anrez melempar candaan agar suasana meja tidak awkard.
Brak
Tiba-tiba muncul Salsa dkk yang datang dari arah belakang langsung menggebrak meja tepat di depan Rania. Rania sendiri sempat terkejut hingga minumannya tumpah.
"Gue udah peringatin sama Lo, jangan coba-coba buat dekat sama Darren, karena Darren pacar gue." Kata Salsa dengan percaya dirinya.
Yang berada di meja itu hanya menatap heran ke arah Salsa dan antek-anteknya.
"Emangnya salah ya? Gue rasa kak Darren gak keberatan kok." Jawab Rania kali ini berani melawan Salsa.
Plak
Salsa menampar pipi Rania hingga jiplakan jari-jari Salsa masih bertanda di pipi Rania.
"ANJING LO BERANINYA LO NAMPAR RANIA, SAMA AJA LO CARI MATI DI DEPAN GUE BANGSAT!" Kata Darren yang penuh emosi sambil berteriak di depan wajah Salsa.
(Anggap aja itu di kantin ya bun )
Salsa bersama antek-anteknya hanya menunduk dengan kaki tangan yang sudah gemetaran.Tiba-tiba Darren mengambil ponselnya dan menelpon seseorang dengan sebelah tangannya merangkul Rania sambil menenangkan istrinya agar tidak terus menangis.
Sambungan telepon tersambung sempurna.
"Keluarkan Salsa Marina bersama teman-temannya dan putuskan semua kerja sama dengan mereka. Buat mereka jadi miskin gelandangan." Kata Darren setelah itu memutuskan panggilan telepon secara sepihak.
Hening
"Akhhhhhhhhh." Teriak Salsa sambil menangis sejadinya dan melihat Darren serta Rania dkk yang sudah berjalan meninggalkan area kantin.
🌼
Saat ini Rania dan Darren sudah berada di dalam mobil, setelah kejadian di kantin, Darren memutuskan untuk membawa Rania pulang.
"Udah ya gausah nangis lagi, aku ada disini sama kamu." Kata Darren sambil mengelus tangan Rania.
Saat sampai dirumah Darren segera menggendong rania ala bridal style menuju lantai dua tepat pada kamar mereka. Dia menidurkan Rania secara perlahan dan memanggil bibi untuk mengganti seragam Rania, karena Rania sudah tertidur sejak dalam perjalanan tadi.
Bibi sudah keluar dari kamar, kemudian Darren masuk dan melihat wajah tenang istrinya sedang tertidur dengan bekas tamparan yang masih melekat sempurna.
"Eunghhhhhh." Rania mengerjapkan matanya perlahan sambil memandang wajah Darren yang begitu dekat.
"Kamu udah bangun?. Kita makan dulu ya."kata Darren sambil mengusap kepala Rania.
"Iya." Jawab Rania sambil perlahan bangun dari tempat tidur.
"Eh siapa yang gantiin baju aku?" Tanya Rania yang terkejut karena seragamnya sudah tergantikan dengan kaos rumahan miliknya.
"Siapa lagi kalau bukan aku, emang siapa lagi." Jawab Darren berniat menjaili Rania.
Wajah Rania sudah memerah dan tertunduk malu karena ucapan Darren tadi.
"Iiiiihhh kak Darren usil yaa." Sambung Rania sambil menahan malu.
"Hahaha engakk kok yang gantiin baju kamu itu Bi Inem." Jawab Darren sambil tersenyum ke arah Rania.
Saat ingin membuka pintu kamar, Darren menahan pergelangan tangan Rania dan membalik tubuh Rania untuk menghadap ke arahnya.
Cup
Darren mencium bibir Rania dengan melumatnya perlahan. Rania sempat kaget, tapi lama kelamaan Rania membalas ciuman Darren.
Lima menit berciuman membuat Rania kehabisan nafas dan segere memukul dada suaminya agar melepaskan ciuman mereka.
"Biar cepat sembuh." Kata Darren dengan senyum jailnya sambil menghapus jejak salivanya pada bibir Rania.
Rania hanya tersenyum malu lalu berjalan keluar meninggalkan Darren yang masih berdiri di pintu kamar mereka.
"Manis." Kata Darren sambil senyum sendiri.
Vote!!!!!
Masih banyak typo ya bun hehe
Next 👉👉👉👉
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY { COMPLETED }
Ficção Adolescente" Semua kisah pasti mempunyai awal yang bahagia, tapi siapa tau apa yang akan terjadi kedepannya " {Langsung baca aja gess jangan lupa follow author ya bunnn} STAY TERUS DISINI YAAA 15++ NO PLAGIAT BUNN⚠⚠