"Begini rasanya melihat orang yang disayang lebih memilih orang lain di bandingkan kita?"
- Darren Brawijaya -
Kini Rania dan Devano sedang berada di UKS, sudut bibir Devano lebam akibat pukulan keras dari Darren.
"Awshh pelan-pelan elah."
"Makanya jangan sosoan mau deketin gue."
"Gue ini ganteng, semuanya juga mau kale, elo juga kan hanya untung s-"
Ucapan Darren terputus akibat dobrakan pintu UKS yang cukup keras membuat keduanya terkejut.
"Aduhhh, Devano kamu nggak apa-apa kan?" Tanya Syifa khawatir dari arah pintu.
"Nggak papa kok." Jawab Devano.
"Si Darren mah maen tonjok aja, wajah ganteng nan mulus milik Darren ternodai." Kata syifa dramatis.
"Elah biasa aja, nggak usah besar kepala lu dodol." Tambah Rania.
Semua yang ada di situ tertawa mendengar kata-kata Rania sedangkan Darren memasang wajah masamnya.
Dilain tempat, Darren sempat di cegat di jalan oleh beberapa preman jalanan sehingga terjadilah aksi bakuhantam.
Bugh
Bugh
Bugh
Darren memukul ketiga preman tadi secara bersamaan membuat ketiganya tepar.
"Pergi lo semua anjing." Kata Darren sambil menendang kerikil di jalan.
Setelah itu Darren kembali menaiki motor sportnya dan melaju kencang meninggalkan ketiga preman itu.
Sial banget hari ini gue anjingg - batin Darren.
Tanpa Sadar kini Darren sudah sampai di rumah, ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi sehingga tidak butuh waktu terlalu lama di jalanan.
"Eeeee ngapain jam begini udah pulang?" Tanya Bunda saat melihat Darren sudah pulang, padahal waktu untuk pulang sekitar 3 jam lagi.
"Nggak mood belajar."
"Gundulmu nggak mood, nanti pas lulus tinggal bilang aja gurunya nggak mood lulusin."
"Ya kalo aku nggak lulus, satu sekolah juga nggak boleh lulus."
"Lambe mu nak."
Setelah berdebat singkat dengan sang Bunda, kini Darren sudah berada di kamar dan melihat pantulan wajahnya di cermin.
"Huhhhh" Darren menarik napasnya jengah.
"Menurut gue itu wajar sih, lo nggak ada hubungan apa-apa sama Rania dan apa yang Lo rasain tadi itu juga yang di rasain Rania saat lo mengacuhkan dia, kasar sama dia, dan lebih memilih Alisha dari pada Dia."
Kata-kata Mario saat di kantin terus berputar dalam ingatan Darren.
"Arghhhh anjing gue, waktu gue sakitin Rania gue kalap banget giliran Rania di deketin cowok lain gue emosian banget." Gumam Darren meremas rambut hitamnya.
"Gue ah bodok banget pake segala bilang murahan lagi, bodok banget lu Ren."
Setelah itu Darren tertidur dengan segala pemikirannya soal kejadian tadi pagi di kantin.
🌼
Waktu pukul 19.00, Rania dan Devano sedang bersantai di ruang keluarga sambil memakan cemilan.
"Jangan ambil punya gue elah." Kata Rania memukul tangan Devano.
"Bagi-bagi kali, pelit amat." Jawab Devano.
"Kalian ini nggak bisa ya berhenti berdebat, lebih baik kalian ke supermarket beliin Mama buah sama mayonise."
"Iya Mah." Jawab Rania.
Keduanya sudah sampai di supermarket dekat komplek rumah Rania. Keduanya sedang memilih buah-buahan pesanan sang Mama.
"Pilih yang bagus ya, yang gede juga." Kata Rania.
"Punya lo kan udah gede hahaha." Jawab Darren ambigu.
Plak
Rania memukul lengan Devano akibat ucapannya tadi membuat Rania emosi.
"Ngomong yang aneh-aneh gue sumpel mulut lo pake cabe." Kata Rania sambil menaruh buah di keranjang.
"Ututu bercanda sayang, baper lo dodol." Jawab Devano sambil mencubit pipi Rania.
Tanpa keduanya sadari, ada sepasang mata yang melihat kedekatan keduanya di tempat penjualan buah. Orang itu tidak mendengar pembicaraan mereka hanya melihat interaksi keduanya yang terlihat akrab.
Anjing- batin Darren.
Yap orang itu adalah Darren, dia berdiri dengan sebelah tangannya sudah di kepal kuat memperlihatkan urat-urat tangannya.
Flashback on
"Darren tolong beliin Bunda saos tiram." Kata Bunda dari arah dapur.
"Bentar abis main game dulu." Jawab Darren.
20 menit setelah bermain game, Darren segera menuju ke supermarket untuk membeli titipan Bundanya.
Flashback off
Saat berada di kasir, tanpa sadar mereka mengantri berseblahan dengan posisi Rania dan Darren berseblahan di depan dan Devan berdiri di belakang Rania.
"Jumlahnya 120.000 kak." Kata petugas kasir.
"Biar saya yang bayarin." Kata Darren yang berada di sebelah.
"Nggak usah mbak." Jawab Rania cuek.
"Ini mbak, make ini aja." Ucap Devano sambil menyodorkan kartu atmnya.
Darren menatap tajam ke arah Devano dan di balas tatapn dingin oleh Devano.
Setelah itu Rania dan Devano sudah keluar dari supermarket menuju parkiran meninggalkan Darren yang diam di tempat. Keduanya segera memasuki mobil dan berjalan meninggalkan parkiran.
"Itu orang yang tadi mukul gue kan?" Tanya Darren.
"Hm."
"Dia siapanya lo? Pacar? Mantan?"
"Mantan suami." Jawab Rania pelan.
"Anjimmm, jadi dia yang udah nyakitin lo selama ini?"
"Ya gite deh."
"Anjing banget dia, kalo dia deket - deket lo lagi, gue bakal maju paling depan."
"Ngapain lo maju paling depan? Mau di bogem habis-habisan? Hahaha."
"Kampret lo Ran."
Vote guyss
Maaf banyak typo hehe
Next👉👉👉👉
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY { COMPLETED }
Novela Juvenil" Semua kisah pasti mempunyai awal yang bahagia, tapi siapa tau apa yang akan terjadi kedepannya " {Langsung baca aja gess jangan lupa follow author ya bunnn} STAY TERUS DISINI YAAA 15++ NO PLAGIAT BUNN⚠⚠