Jawaban 🌼

280 16 0
                                    

" apa salahnya belajar memafkan masa lalu, karena semua pernah berbuat salah. Sebesar apapun itu masalahnya."

- Destiny -

Pagi ini Rania akan berangkat bersama Darren dan Devano katanya males sekolah soalnya ngantuk begadang. Darren pun sudah bersorak gembira karena bisa berangkat bersama Rania lagi. Orangtua Rania sedang berada di luar negeri.

"Selamat pagi Ran." Sapa Darren saat Rania membuka pintu mobilnya.

"Pagi Ren." Jawab Rania sambil tersenyum manis.

"Jangan senyum-senyum Ran."

"Lah emang napa?" Tanya Rania bingung

"Bisa diabetes aku." Jawab Darren dengan tampang jailnya.

"Yeee, gembel banget Mas." Kata Rania sambil menyentil hidung Darren.

"Gombal Ran, bukan gembel." Ucap Darren mendengus kesal dengan jawaban Rania.

"Ututut marah ni ee." Sambil mencubit pipi Darren.

"Tau ah." Balas Darren cuek.

"Ohh jadi marah ni sama aku, padahal aku mau ngasih jawaban yanh semalem."

"Ee-eh mana bisa aku marah sama kamu Ran, kamu kan tau aku sayang banget sama kamu heheh. Tadi aku cuman bercanda sayang eh kok sayang sih kan belum dijawab ya, jadi jawabannya apa Ran? Nggak sabar nih hehe." Kata Darren gugup karena menunggu jawaban Darren.

"Aku jawabnya pas nyampe sekolah aja deh, biar kamu penasaran hehe."

"Oke aku bakal ngebut, biar cepet dijawab." Jawab Darren kemudian di tatap tajam oleh Rania.

Kini keduanya sudah sampai di sekolah, masih terlalu sepi karena keduanya datang cukup pagi. Rania masih merapikan rambutnya dan Darren menunggu Rania sambil mengecek ponselnya.

"Jadi jawabannya apa Ran?" Tanya Darren sambil menoleh ke samping.

"Apa yaa?" Kata Rania sambil memainkan rambut Darren.

Gue gugup banget anjimmm - batin Darren.

"Aku nunggu loh Ran."

"Maaf ya-." Belum selesai berbicara Darren sudah memotong ucapan Rania.

"Oke aku tau kamu mungkin nggak bisa nerima aku lagi, nggak papa aku bisa nerima ini dan kita masih bisa jadi temen iya kan? Makasih ya Ran dan Maaf." Kata Darren dengan wajah lesunya.

"Kamu apaan sih, aku belum selesai jawabnya udah motong aja, aku mau bilang maaf karena kemarin nggak langsung ngasih jawaban. Dan hari ini aku nerima kamu jadi pacar aku." Jelas Rania sambil menyubit lengan Darren.

"Awhh sakit Ran, hehe maap ya aku pikir kamu bakalan nolak aku jadi aku langsung aja jawabnya gitu." Darren sedikit meringgis akibat cubitan tadi.

"Mana bisa aku nolak kamu." Kata Rania pelan.

"Iya secarakan aku ganteng terus kamu udah cinta mati sama aku." Jawab Darren dengan Pdnya.

"Anggap aja nggak denger ya huaaa." Kata Rania cemberut.

Cup

Darren mencium pipi Rania cepat kemudian turun dari mobil meninggalkan Rania yang terdiam kaku di dalam mobil.

Ni jantung kenapa ya, disko mulu dari semalem - batin Rania.

Kemudian Rania keluar dari mobil dengan wajah memerahnya karena blushing akibat ciuman tadi. Di luar sudah ada Darren dengan senyum jailnya.

"Ayo aku anter ke kelas."

"Hm." Jawab Rania cuek karena perlakuan tiba-tiba Darren tadi.

Akhirnya keduanya sudah sampai di depan kelas Rania. Sudah cukup Ramai didalam. Ada syifa dan Elina yang sedang bercerita mungkin sedang membicarakan trending topik SMA Brawijaya kali yaa hahaha.

"Mau peluk." Kata Rania pelan kepada Darren agar tidak ada yang mendengar.

"Manja banget sih sekarang hummm." Kata Darren sambil menarik Rania ke dalam pelukannya kemudian mengusap pelan rambut Rania.

"Udah sekarang kamu ke kelas dan jangan bolos lagi, tapi pasang dulu dasinya, kancing baju di kancing dan baju di masukin." Rania melepas pelukan kemudian menarik dasi di kepala Darren.

"Heheh siap boss cantik." Jawab Darren kemudian menata atributnya dengan baik.

"Nah gini kan ganteng, adem di pandang gitu."

"Orang ganteng mah beda, udah sana masuk." Jawab Darren percaya diri.

"Dadah."

Rania masuk ke dalam dan ternyata kedua sahabatnya memperhatikan unteraksi pasangan tadi. Ide jail muncul d benak keduanya untuk menjaili Rania.

"El mau peluk." Kata Syifa ke Elina dengan menirukan gaya bicara Rania tadi.

"Manja banget sihh sekarang kamu humm." Jawab Elina ikut menjaili.

Aaaa mama, anakmu ini malu - batin Rania

Kedua pipi Rania sudah memerah akibat ledekan dari kedua sahabatnya itu. Sungguh meresahkan ya bun heheh.

"Kalian ihhh, malu tau huhhh." Kata Rania sambil menutup kedua pipinya.

"Cieeeeeee udah jadian ya?" Tanya Elina jail.

"Hehe udah." Jawab Rania malu-malu.

"Oke kita bakalan ditraktir hari ini El." Kata Syifa semangat.

"Seterah kalian deh." Jawab Rania pasrah.

Setelah itu jam pembelajaran sudah di mulai akan tetapi ledekan dari kedua sahabatnya tidak ada henti-hentinya.

"Acieeee." Goda Syifa pelan sambil mencolek lengan Rania.

"Shuttt diam Jipa, ketahuan bisa berabe." Kata Elina pelan.

"Yang di belakang ribut-ribut apa itu?" Tanya Bu Desi

"Hehe enggak ada bu." Jawab Syifa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kalian bertiga keluar, bersihkan lapangan kemudian masuk kembali." Usir Bu Desi kepada Rania dkk.

"Lah kok gitu sih bu." Elak Elina kepada Bu Desi.

"Mau saya tamabahin atau keluar sekarang dan bersihkan?" Tanya Bu Desi penuh ancaman.

Dasar udah tua masih aja ancaman ini itu - batin Syifa kesal

"Kita keluar aja Bu, permisi ya bu." Kata Rania sopan kemudian menarik tangan kedua sahabatnya agar tidak banyak protes lagi.






























Vote guysss!!!
Maaf banyak typo hehe
Next spam next 👉👉👉

DESTINY { COMPLETED }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang