"Takdir itu lucu. Ada saja caranya mempertemukan dua orang yang tak punya urusan dengan cara yang seolah kebetulan."
- Destiny -
Tanpa sadar, Rania baru saja terbangun. Yang dia ingat adalah tidur bersama dengan Devano di kamarnya, tapi entah kemana Devano sudah tidak ada lagi disini.
Waktu pukul 23.30 dan Rania baru saja terbangun hampir 8 jam ia tertidur dengan kondisi menangis. Yang ia liat pertama kali di kaca adalah mata sembab dan rambut acak-acakan.
"Kayak zoombie aja gue." Ucap Rania sambil menyisir rapih rambutnya.
"Ke bawah ah, haus gue tidur kelamaan." Gumam Rania kemudian turun ke bawah untuk mengambil minum.
Ternyata diluar Devano sedang bermain game online di ponselnya. Dia terkejut dengan kedatangan Rania yang membawa satu gelas air putih dan 2 jajan.
"Eh lo nggak tidur lagi?" Devano mengubah posisi duduknya menghadap Rania.
"Ya kali udah hampir 8 jam gue tidur."
"Nggak usah galau lagi. Biarin fakboy berkarya." Kata Devano sambil mencomot jajan yang tadi di bawa oleh Rania.
"Bodo amat sama cinta-cintaan. Mending gue jomblo aja kalo endingnya selalu gini."
"Yeee dalam percintaan itu pasti ada masalahnya, nggak semua hal berjalan mulus. Mungkin saat ini dia bukan yang terbaik buat kita." Tiba-tiba Devano menjadi bijak.
"Sae lu tong, tapi bener juga ya. Makasih banyak yaa." Rania memeluk leher Devano dengan sebelah tangannya.
Tanpa sadar mereka sudah bercerita 30 menit lamanya. Jam berdetak pukul 00.00. Rania ingat benar bahwa ia berulang tahun hari ini.
"Lu masuk gih, nggak baik tidur larut malam." Usir Devano menyuruh Rania kembali ke kamar.
Ternyata lo lupa Dev, hari ini gue ultah - batin Rania.
"Yaelah dibilang malah bengong. Sana balik mama lo tau bisa di marahin kita. Gue juga udah mau tidur."
"Iya-iya."
Kemudian Rania kembali ke kamarnya. Ia mematikan lampu lalu naik ke atas kasur king sizenya untuk tidur lagi. Ia menaikkan selimut sebatas dada lalu melanjutkan tidurnya.
___________
01.00
Ceklek
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU,HAPPY BIRTHDAY TO YOU." Rania terbangun saat mendengar banyak orang bernyanyi.
Di depan pintu terlihat Mama, Papa, Devano dan kedua sahabatnya. Masing-masing memegang balon dan satu batang lilin menyala.
Rania mengucek matanya agar penglihatannya jernih dan barulah ia bisa melihat lebih jelas. Ternyata cuman enam orang itu
"Happy Birthday anak Papa dan Mama." Kata Mama dan Papa bersamaan lalu memeluk Rania erat.
"Happy birthday Ran, gue nggak lupa sama ulang tahun lo kok. Jangan takut gue nggak bakalan lupain si kecil yang sendalnya hilang di sungai waktu itu hahaha." Ucap Devano sambil memeluk dan mencium kening Rania.
"Hiks hiks Dev, gue pikir lo udah lupa sama gue hiks." Rania menangis sejadinya dalam pelukan Devano.
"Hei jangan nangis dong. Tuh dua sahabat lo udah ngebet mau ucapan." Kata Devano sambil menunjuk kedua sahabat Rania.
Rania berbalik melihat kedua sahabatnya. Tangisan yang tadi berubah menjadi senyum bahagia. Ternyata sesibuk apapun keduanya, mereka tidak melupakan Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY { COMPLETED }
Teen Fiction" Semua kisah pasti mempunyai awal yang bahagia, tapi siapa tau apa yang akan terjadi kedepannya " {Langsung baca aja gess jangan lupa follow author ya bunnn} STAY TERUS DISINI YAAA 15++ NO PLAGIAT BUNN⚠⚠