Pagi ini Rania sudah siap dengan setelan seragam SMA Brawijaya.
"Okey Lip balm udah." Kata Rania sambil bergegas turun ke ruang makan keluarganya.
Dari lantai atas Rania bisa melihat ke 2 orangtuanya yang sedang sedikit berbincang di meja makan sambil menunggu Rania turun.
Saat sampai di lantai paling terakhir Rania segera menuju meja makan.
"Pagi mama, pagi Ayah." Sapa Rania sambil duduk di meja makan.
"Pagi juga sayang." Jawab kedua orangtua Rania sambil Santi menyendokkan nasi goreng ke piring suami dan anaknya.
Terjadi keheningan selama sarapan berlangsung dan itu sudah menjadi kebiasaan dirumah Rania.
"Ayah sama Rania berangkat ya mah." Kata Ayah Denny sambil mengangkat Jas di sandaran kursi kemudian mencium kening istrinya.
"Iya ma Rania berangkat ya." Tambah Rania sambil menyalimi Mamanya.
"Hati-hati ya." Jawab Santi sambil menutup pintu utama rumah mereka.
20 menit perjalanan untuk sampai ke SMA Brawijaya.
"RANIAAAA SAYANGNYA JIPAAAA." Teriak Syifa salah satu sahabat Rania yang paling polos dan bobrok.
"Elah brisikkkkk Syifaaaa." Sambung Elina yang datang bersamaan dengan Syifa.
"Hahah kalian ada-ada aja, kuylah kita ke kelas." Ajak Rania sambil terkekeh melihat tingkah sahabatnya.
Pukul 6.40 setiap koridor sudah ramai dengan murid-murid SMA Brawijaya.
Rania dkk berjalan dengan santai sambil berceloteh, hingga tanpa sadar mereka hampir sampai di kelas 11 IPA 2.
"Hallo neng Jipa." Tiba-tiba suara dari ujung koridor menyadarkan mereka bertiga.
"Apaan sihh kakak kutu kupret." Jawab Syifa kepada Anrez yang sempat meneriaki Syifa.
Karena malu dengan teriakan tadi Syifa menarik kedua sahabatnya untuk segera masuk ke dalam. Sebelumnya Rania sempat menyapa ketiga kakak kelas mereka yang sedang nangkring di ujung koridor dengan memberikan senyum manisnya.
"Dasar cantik-cantik gak bisa kalem." Jawab Anrez dengan muka melas.
"Siapa?." Tanya seorang lelaki yang duduk bersama Anrez dan Mario. Yang diketahui bernama Darren si Most wantted
"Ha? Siapa? Apanya bos?." Tanya Mario salah satu sahabat Darren yang paling kalem.
"Yang paling tinggi tadi siapa?." Tanya ulang Darren masih dengan wajah datarnya.
"Ohhhh itu Rania Natasha Nepper, sahabatnya Syifa sama Elina." Jawab Anrez sambil melipat lengan bajunya.
Manis- batin Darren
"Oh, cabut." Jawab Darren sambil berjalan menuju kelas yang di ikuti dua curut ke kelas 12 IPA 3.
( kebetulan kelas 11 dan 12 ruangannya berdekatan ya bunn)
Next👉
Vote+komen Biar author semangat wkwkwk☺
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY { COMPLETED }
Roman pour Adolescents" Semua kisah pasti mempunyai awal yang bahagia, tapi siapa tau apa yang akan terjadi kedepannya " {Langsung baca aja gess jangan lupa follow author ya bunnn} STAY TERUS DISINI YAAA 15++ NO PLAGIAT BUNN⚠⚠