"botolnya arahnya ke lo!!" tunjuk Luna kepada Rea.
"Karna gue suka tantangan,gue pilih Dare," ucap Rea percaya diri.
Ucapan Rea membuat Luna dan Sasha saling pandang lalu mengangguk bersamaan, membuat perasaan Rea menjadi tak enak.
"LO HARUS NEMBAK KAK RIGEL PAS UPACARA!!" Teriak Luna dan Sasha bersamaan membuat Rea menutup telinganya lalu segera menggeleng.
"Nggak gue nggak mau," Rea menolak dare dari Luna dan Sasha.
"Nggak bisa, lo harus terima," ucap Sasha menatap Rea.
"Kalian gila? Gue malu woy, mana nembaknya pas upacara, gue tau gue bakal ditolak sama dia, secara kak Cindy yang cantik sama pinter aja ditolak apalagi gue yang hanya sebuah upil dibawah meja ini, jadi jangan buat gue tambah malu oke," Rea menatap kedua sahabatnya, namun mereka malah menggelengkan kepalanya.
"Oh tidak bisa begitu, lo harus terima dare dari kita," Sasha kembali bicara sedangkan Luna ia hanya menyimak dan mengangguk saja tanda jika ia setuju.
"Tap-" ucapan Rea terpotong oleh ucapan Luna membuat Rea menjadi kesal.
"Cih cemen lo Re, masak nembak kak Rigel nggak berani," Luna meremehkan Rea.
"Rea Aurora Pandora nggak kenal kata cemen, oke gue terima tantangan kalian," ucap Rea menatap kedua sahabatnya.
"Udah jam sepuluh nih, tidur kuy," Sasha segera naik keranjang milik Luna, hari ini mereka memang menginap di rumah Luna, karena orang tua Luna sedang keluar kota.
"Iya besok sekolah, gue nggak sabar dengan hari esok," Luna menatap Rea sambil cengengesan.
"Gue nggak bisa ngebayangin," Sasha sudah mulai berkhayal apa yang akan terjadi di hari esok.
"Gue yakin pasti lo bakal ditolak," Luna menatap Rea yang masih duduk di atas lantai.
"Lo kenapa bengong?" Tanya Luna penasaran.
"Gue nggak bisa bayangin mau taruh dimana muka gue besok," lirih Rea, namun Sasha dan Luna malah tertawa melihat penderitaan Rea.
"Astaga Re, lo dulu juga pernah dapet dare ngambil celana Pak Burhan pas dia boker waktu SMP," Luna tertawa ketika mengingat peristiwa tersebut, memang Rea sangat suka tantangan karena menurutnya bisa meningkatkan adrenalinnya, bahkan hebatnya waktu dia ngambil celana milik Pak Burhan, ia sama sekali tidak ketahuan dan sampai sekarang yang tau siapa pelaku sebenarnya hanya Luna dan Sasha saja.
"Itu beda lagi, lah ini gue disuruh nembak Kak Rigel pas Upacara, mana banyak murid, apa kata mereka sama guru guru woy," Rea sekarang malah rebahan dilantai kamar Luna membuat Luna segera turun dari ranjangnya dan menghampiri Rea.
"Lo kenapa jadi gini sih? Alay Re" Luna menghampiri Rea.
"Alay alay, lo nggak tau apa yang akan terjadi besok, pasti gue malu banget, belum gue ditolak sama Kak Rigel sama ada guru guru yang bakal mikir gue cewe apaan," kesal Rea menatap Luna.
"Ganti aja yaa Darenya," Rea memohon kepada Luna.
"Tanya sama Sasha," tunjuk Luna kepada Sasha.
"Dia udah tidur?" Tanya Rea.
"Udah," jawab Luna.
"Nggak, nanti gue diamuk sama Sasha, mending gue tanya besok aja," Rea mengejek Luna lalu segera pergi keranjang Luna.
"Astaga ni anak udah ngiler aja," ucap area menatap Sasha yang sudah ada aliran air liur yang keluar dari mulutnya .
"Lo disamping Sasha, gue nggak mau disamping dia," Dengan segera Rea merebahkan dirinya menjauhi Sasha.
"Sahabat laknat lo," ucap Luna membuat Rea membalas ucapan Luna.
"Bodo." Dengan segera Rea memejamkan matanya, namun ia kepikiran apa Yang akan terjadi padanya diesok hari? Sepertinya Rea harus menggunakan masker agar tak terlalu malu.
...
Hayo ada yang penasaran sama kelanjutannya?
Ikuti terus cerita nya, dan jangan lupa vote sama komen yaSalam dari Author 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Rea's Story (End)
Teen FictionJudul awal Story Rea Belum Revisi, typo masih bertebaran ..... " Lo harus nembak kak Rigel pas Upacara" "gila lo, gue malu lah udah pasti gue ditolak sama dia belum lagi kalok gue nembaknya pas upacara ada guru guru sama siswa siswi SMA Pelita, mau...