Sudah dua tahun Rea pergi, dan sudah dua tahun juga Rigel tak bertemu atau berkomunikasi dengan Rea.
Semenjak Rea pergi, Rigel menjadi dingin kepada semua orang, termasuk kepada sahabatnya juga.
Seperti saat ini, Rigel dan Luna sedang jalan-jalan berdua, Luna yang dari tadi berbicara tak dihiraukan oleh Rigel, namun kadang sesekali Rigel akan menjawab pertanyaan Luna yang penting menurutnya.
"Kak Rigel kenapa sih?" Ucap Luna kesal membuat Rigel yang tadi melamun menjadi menatap Luna.
"Hah apa?" Tanya Rigel membuat Luna memutar bola matanya malas.
"Kak Rigel, tadi Luna ngajak ngomong Kak Rigel nggak denger?" Tanya Luna membuat Rigel merasa bersalah.
"Maaf Lun" ucap Rigel.
"Sekarang Luna mau nanya sama Kak Rigel, Kak Rigel masih cinta nggak sama Rea?" Pertanyaan Luna membuat Rigel menunduk, ia bingung dengan perasaannya saat ini. Ia sudah tidak mencintai Rea lagi karena sekarang Luna adalah pacarnya, namun kenapa nama Rea selalu menghantui kepalanya membuatnya merasa bersalah dengan Rea, karena disaat Rea berjuang antara hidup dan mati, Rigel malah asik berduaan sama Luna.
"Kenapa Kakak diem?" Tanya Luna
"Berarti emang benerkan kalau Kak Rigel masih cinta sama Rea, kalau gitu kenapa Kak Rigel terima Luna jadi pacar Kak Rigel, Luna tau kalau Luna yang nembak Kak Rigel, tapi Luna berharap bahwa dengan Kak Rigel pacaran sama Luna bisa buat Kak Rigel lupain Rea" Luna berkata sambil menatap Rigel yang masih menundukkan kepalanya.
"Maaf Lun" ucap Rigel yang masih tak mau menatap Luna.
"Nggak papa Kak, Luna pernah kayak Kakak, yang sulit melupakan orang yang kita cinta, semenjak Kak Avior menikah, Luna mulai buka hati buat orang lain, dan orang itu Kak Rigel" lanjut Luna.
"Coba Kakak buka hati Kakak sekali aja buat Luna, biar Kak Rigel bisa lupain Rea, Kakak nggak tau sekarang Rea udah sadar atau enggak, bahkan Kakak nggak tau kalau misalnya Rea sadar bisa aja dia lupain Kakak dan nemuin orang baru disana, sedangkan Kakak? Kakak disini malah mikirin Rea yang nggak pernah mikirin Kakak" Ucapan Luna membuat hati Rigel rasanya menjadi sakit, apakah benar bahwa Rea sudah sadar dan melupakannya karena menemukan orang baru yang lebih baik dari dirinya? Kalau begitu setidaknya Rea harus menghubunginya sekali saja, biar Rigel tak terus berharap dengan Rea.
"Lo bener Lun, gue nggak tau apakah Rea udah punya pengganti atau belum, tapi entah kenapa gue susah lupain dia, nama dia, senyum dia, marah dia, semuanya tentang Rea gue inget bahkan sampe sekarang gue belum bisa lupain kejadian dia jatuh dari tangga" ucap Rigel dan tersenyum tipis kala mengingat wajah kesal Rea yang paling ia Rindukan.
"Ayolah Kak, lupain Rea, Kakak coba buka hati dulu buat Luna, kalau Kakak bisa lupain Rea berarti Luna berhasil buat kakak Lupain Rea, sama seperti Kak Rigel yang berhasil buat Luna lupain Kak Avior" ucap Luna seraya menggenggam tangan Rigel.
"Maaf Lun, saat ini gue belum bisa lupain Rea" ucap Rigel membuat Luna tersenyum masam.
"Iya Kak nggak Papa" ucap Luna.
Setelah itu hanya ada keheningan saja diantara Luna dan Rigel, mereka tak mau berbicara, Luna yang sibuk memikirkan cara agar Rigel bisa melupakan Rea, dan Rigel yang sedang memikirkan ucapan Luna.
"Lun, gue tau cara supaya gue bisa lupain Rea" ucap Rigel membuat Luna terkejut.
"Gimana caranya? Kak Rigel aja selalu mikirin Rea" ucap Luna membuat Rigel menatap Luna dalam.
"Mulai sekarang Lo harus buat gue jatuh cinta sama lo" ucap Rigel membuat Luna menghembuskan nafasnya lelah.
"Kak Rigel nggak tau kalau selama ini Luna udah coba buat Kakak buka hati buat Luna? Tapi apa? Akhirnya yang jadi pembahasan kita cuma Rea, Rea, Rea dan Rea, udah berapa kali Luna bilang sama Kakak, lupakan Rea tapi Kakak tetep aja mikirin Rea, sedangkan Luna yang notabenenya adalah pacar Kakak, apa Kakak pernah mikirin Luna sekali aja? Nggak pernah kan" ucap Luna panjang lebar membuat Rigel menunduk kembali ia benar-benar tak tahu bahwa selama ini Luna sudah berusaha membuat Rigel untuk melupakan Rea, namun Rigel seolah-olah tak peduli dengan Luna, yang Rigel pikirkan hanya Rea saja padahal Luna adalah pacarnya, seharusnya Rigel memikirkan Luna bukan Rea, sungguh Rigel benar-benar merasa bersalah.
"Maaf Lun, gue...gue akan coba buka hati buat lo"
"Plis Kak...udah berapa kali Kak Rigel ngomong gitu sama Luna, tapi buktinya mana? kak Rigel tetep aja mikirin Rea, bahkan kita sering berantem gara-gara Rea. Udah lah Kak, Luna males ngomongin Rea, kalau diterusin bisa-bisa kita berantem lagi, Luna nggak mau bertengkar cuma gara-gara Rea" ucap Luna dan segera berdiri dari kursi taman, memang sekarang mereka berdua ada ditaman.
"Mau kemana?" Tanya Rigel
"Mau pulang" jawab Luna seadanya.
"Gue anter" ucap Rigel namun Luna segera menggeleng.
"Nggak usah, mending Kakak Mikirin Rea aja" setelah mengatakan hal tersebut Luna segera pergi dan meninggalkan Rigel yang dipenuhi oleh Rasa bersalahnya.
...
Yuhu UP lagi🥳🥳
Gimana Partnya?
Jangan lupa vote dan komenSalam manis dari Author 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Rea's Story (End)
Teen FictionJudul awal Story Rea Belum Revisi, typo masih bertebaran ..... " Lo harus nembak kak Rigel pas Upacara" "gila lo, gue malu lah udah pasti gue ditolak sama dia belum lagi kalok gue nembaknya pas upacara ada guru guru sama siswa siswi SMA Pelita, mau...