Sampai sekarang Rigel masih bingung kenapa Rea bisa ada di Indonesia, sedangkan seingatnya dulu Rea pernah bilang kalau ia tak akan kembali lagi.
Tapi Rigel bersyukur karena bisa bertemu dengan Rea karena Rigel benar-benar merindukan Rea.
Melihat Rigel yang malah melamun membuat Yudha menjadi bingung, tumben sekali sahabatnya melamun, biasanya dia akan diajak bicara walaupun Lebih banyak bicara Yudha dapa Rigel.
"Ri..lo kenapa woi?" Tanya Yudha penasaran, teguran Yudha membuat Rigel kaget lalu Rigel menatap Yudha dengan tajam, membuat Yudha meringis melihat tatapan tersebut.
"Nggak usah gitu natapnya Ri, serem" ucap Yudha membuat Rigel memutar bola matanya malas.
"Da" panggil Rigel membuat Yudha segera melihat kearah Rigel.
"Apa?" Tanya Yudha membuat Rigel melihat kearah Yudha juga.
"Cewek yang tadi aman kan?" Tanya Rigel memastikan membuat Yudha mengangguk.
"Iya tapi dia pingsan, mungkin karena kaget" jawab Yudha membuat Rigel menganggukan kepalanya. Tapi tunggu dulu kenapa Rigel bertanya soal cewek itu? Biasanya Rigel sangat tidak peduli dengan keadaan pasiennya, dan itu merupakan satu tanda tanya besar bagi otak kecil Yudha.
"Tumben lo nanya? Biasanya lo nggak peduli" ucapan Yudha membuat Rigel terkejut, Rigel pikir Yudha tak akan mengerti maksud dari perkataannya.
"Nggak Papa" jawab Rigel cuek lalu segera berdiri dari duduknya.
"Mau kemana?" Tanya Yudha membuat Rigel berhenti berjalan.
"Mau pulang" jawab Rigel lalu segera mengganti pakaiannya menjadi pakaian biasa lalu keluar dari ruangannya.
Namun sebelum pulang, Rigel menyempatkan diri untuk menjenguk Rea yang masih pingsan.
Setelah memasuki ruangan Rea, Rigel dapat melihat Rea yang masih memejamkan matanya membuat Rigel dengan segera mendekati tubuh Rea, lalu Rigel segera duduk dikursi yang ada didamping brangkar tersebut.
"Hai Re" sapa Rigel seraya menggenggam tangan dingin Rea.
"Apa kabar? Gue kangen sama lo" lirih Rigel.
"Gue pengecut Re, sampai saat ini gue belum bisa lupain lo" ucap Rigel.
"Gue belum bisa buka hati gue buat orang lain" lanjut Rigel.
"Selama lima tahun terakhir nama lo masih ada duhati gue, walaupun tiga tahun yang lalu gue buat kesalahan yang fatal dengan selingkuh, tapi anehnya gue nggak bisa mencintai orang lain, hanya lo yang gue cintai Re, hanya lo.." lirih Rigel lalu segera melepaskan genggamannya ditangan Rea.
"Gue pamit, besok gue balik lagi" ucap Rigel dan segera pergi meninggalkan ruangan Rea dan dengan cepat Rigel meninggalkan rumah sakit juga.
...
"Ini pak, makasi" ucap Rigel dan segera turun dari taksi tersebut.
Rigel menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan perlahan, sudah lama ia tak kemari untuk menjenguk seseorang.
Disana ada tulisan 'Rumah Sakit Jiwa' yang ada didepan bangunan tersebut, lalu dengan cepat Rigel memasuki RSJ tersebut.
Setelah itu ia segera melihat kesalah satu ruangan yang ada diRSJ tersebut, disana ada seorang cewek yang duduk dengan melamun, tatapan matanya kosong, membuat Rigel ingin mengahampiri orang tersebut, namun ia tak berani kalau ia menghampiri orang tersebut, maka dia akan mengamuk ketika melihat wajahnya.
"Maaf Luna" lirih Rigel yang hanya bisa menatap Luna dari jauh.
Ya orang yang berada di RSJ ini adalah Luna, cewek yang hampir bertunangan dengan Rigel.
...
Yuhu UP lagi 🥳🥳
Gimana partnya?
Jangan lupa vote dan komen,
Salam manis dari Author 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Rea's Story (End)
Novela JuvenilJudul awal Story Rea Belum Revisi, typo masih bertebaran ..... " Lo harus nembak kak Rigel pas Upacara" "gila lo, gue malu lah udah pasti gue ditolak sama dia belum lagi kalok gue nembaknya pas upacara ada guru guru sama siswa siswi SMA Pelita, mau...