Hari ini semua siswa-siswi SMA Pelita sudah bersiap untuk pulang, termasuk dengan Rea, ia sudah memasukan semua barang-barangnya kedalam tas yang ia bawa.
"Udah semua?" Tanya Rigel.
"Udah Kak" jawab Rea sambil tersenyum.
"Anak-anak, semua barang kalian sudah kalian bawa? Ingat jangan sampai ada yang tertinggal" peringat Pak Andi membuat semua siswa-siswi mengangguk.
"Baiklah ayo kita keluar dari hutan, jangan ada yang terpisah" setelah mengatakan hal tersebut Pak Andi berjalan duluan lalu diikuti oleh semua siswa-siswi SMA Pelita.
"Kak" panggil Rea membuat Rigel menoleh.
"Kenapa?" Tanya Rigel seraya menatap Rea.
"Gue jadi inget waktu Kak Rigel ngajak jalan ketengah hutan cuma mau buat gue sehat" ucap Rea seraya tertawa membuat Rigel tersenyum.
"Gue juga inget waktu lo marah gara-gara gue" ucap Rigel lalu mengacak-acak rambut Rea membuat Rea kembali tertawa.
"Rigel" Panggil Cindy lalu merangkul tangan Rigel, membuat Rigel menatap Cindy tajam lalu segera melepaskan tangan Cindy kasar.
"Kamu kenapa sih? Jangan bilang kamu kayak gini gara-gara PHO ini" ucap Cindy seraya menatap Rea membuat Rea menatap Cindy tajam.
"Sana lo jauh-jauh dari gue" usir Rigel membuat Rea tersenyum penuh kemenangan menatap Cindy.
"Tapi nanti kita duduk berdua lagi kan?" Pertanyaan Cindy membuat Rigel menggelengkan kepalanya.
"Gue duduk sama Rea" jawab Rigel datar membuat Rea menggelengkan kepalanya.
"Terus Bumi sama siapa?" Tanya Rea menatap Rigel.
"Gue sama Cindy aja" tiba-tiba Bumi menjawab membuat Rea terkejut akan kehadiran Bumi.
"Sejak kapan lo ada dibelakang gue?" Tanya Rea penasaran membuat Bumi terkekeh.
"Gue udah dari tadi jalan dibelakang lo, makanya jangan pacaran terus" ucapan Bumi membuat Rea menjadi malu.
"Makannya Re, baru mentang-mentang udah baikan sama Kak Rigel, kitanya dilupakan" Sasha mengejek Rea membuat Rea mendengus kesal.
"Dunia berasa berdua" tambah Luna.
"Lo juga sama, kemaren lo cerita sama gue kalau mmphh" ucapan Rea terhenti oleh Luna karena Luna mendekap mulut Rea membuat Rea langsung menggigit tangan Luna.
"Gila lo, sakit bego" ucap Luna seraya melihat telapak tangannya yang terdapat gigitan Rea.
"Kak Rigel, pacarnya dijagain biar nggak kelaperan" ucap Luna membuat Rigel menatap Rea yang sedang terkekeh.
"Kamu laper?" Tanya Rigel membuat teman-teman mereka bersiul menggoda Rea dan Rigel.
"Cie pakek aku-kamu" ejek Sargas seraya tertawa membuat Rigel menatap mereka tajam dan akhirnya mereka berhenti tertawa.
"Rigel,kok aku nya dikacangin?" Cindy berkata membuat mereka semua menatap Cindy malas.
"Ayo, kita duluan, lo mengganggu suana" ucap Bumi yang dengan segera menarik Cindy lalu berjalan mendahului mereka, membuat mereka tertawa melihat Bumi yang kesusahan menarik Cindy, karena Cindy yang terus memberontak.
"Kak, lukanya masih sakit?" Tanya Rea yang tiba tiba ingat akan luka Rigel kemarin, membuat Rigel melihat telapak tangannya yang sudah diperban.
"Udah, kan kemarin ada Bu Dokter yang nyembuhin lukanya" ucap Rigel membuat teman-teman mereka kembali menggoda mereka berdua.
"bucin!!" ucap Luna, Avior, Sasha dan Sargas bersamaan membuat mereka kembali tertawa bersama.
Akhirnya setelah setengah jam berjalan kaki, mereka sudah keluar dari hutan, dan segera masuk kebus kelas mereka masing-masing.
"Ayo duduk disini" ajak Rigel membuat Rea mengangguk.
"Gue deket jendela ya" ucap Rea membuat Rigel menganggukan kepalanya.
Mobil sudah berjalan, dibus mereka semua bernyanyi karena Sargas yang membawa gitar, Rea juga sesekali ikut bernyanyi membuat Rigel yang melihatnya tersenyum tipis.
Sungguh Rigel menyesal karena telah kasar dengan Rea, ia menyesal karena sudah mendengarkan kata-kata Cindy, ia menyesal karena sudah membuat hati Rea tersakiti, sekarang ia akan berjanji bahwa ia akan menjaga senyum Rea agar selalu ada setiap hari, ia juga berjanji tidak akan membuat Rea menangis. Itulah janji Rigel, janji Antares Rigel Althair.
"Kak Rigel kenapa liatin gue sambil senyum-senyum gitu?" Tanya Rea ketika menyadari bahwa Rigel sedang menatapnya dengan tersenyum.
"Emang nggak boleh liat pacar sendiri sambil senyum?" Tanya Rigel seraya menyandarkan kepalanya dibahu Rea.
"Boleh sih, tapi malu diliatin gitu" ucap Rea membuat Rigel terkekeh.
"Biasanya malu-maluin" ucapan Rigel membuat Rea kesal, dengan teganya Rea mendorong kepala Rigel membuat Rigel menatap Rea tajam dan kesal.
"Apa liat-liat? Katanya gue malu-maluin" ucap Rea menatap Rigel garang.
"Bercanda Sayang" ucap Rigel membuat Rea membelalakkan kedua bola matanya terkejut, sudah lama sekali Rigel tak memanggilnya sayang, dan panggilan itu membuat pipi Rea memerah, dengan segera Rea memalingkan wajahnya ke jendela melihat kearah luar.
"Cie pipinya merah" ejek Rigel membuat Rea memukul Rigel tanpa ampun.
"Astaga kamu galak banget sih" ucap Rigel.
"Iya kenapa kalau aku galak? Masalah?" Tanya Rea menatap Rigel garang.
"Cie pakek aku-kamu" ejek Rigel membuat Rea malu.
"Kak Rigel" pekik Rea membuat Rigel segera memeluk Rea didalam bus.
Sedangkan Bumi ia menatap Rea dengan tersenyum senang, akhirnya Rea bisa bahagia bersama Rigel kembali, dan Cindy ia menatap Rea penuh kebencian dan kecemburuan membuat Bumi segera menatap Cindy.
"Udah lah, lo jangan ganggu mereka lagi" ucap Bumi membuat Cindy menatap Bumi.
"Gue mau Rigel" ucap Cindy membuat Bumi menghela nafasnya.
"Ayolah, lo jangan kekanak-kanakan, lo nggak liat Rigel bahagia sama Rea?", Pertanyaan Bumi membuat Cindy terdiam seribu bahasa.
...
Up lagi🥳🥳
Gimana Partnya?
Ada yang kangen nggak sama adegan romantis Rea dan Rigel?
Jangan lupa vote dan komenSalam manis dari Author 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Rea's Story (End)
Teen FictionJudul awal Story Rea Belum Revisi, typo masih bertebaran ..... " Lo harus nembak kak Rigel pas Upacara" "gila lo, gue malu lah udah pasti gue ditolak sama dia belum lagi kalok gue nembaknya pas upacara ada guru guru sama siswa siswi SMA Pelita, mau...