kejutan lucu

20.3K 1.2K 36
                                    

Cup

Kedua bibir mereka bersentuhan, membuat mereka berdua sangat terkejut dengan mata yang sama sama saling menatap satu sama lain.

Dengan cepat Rea mendorong Rigel untuk menjauhinya lalu ia menyentuh bibirnya, membuat Rigel kebingungan.

"Lo kenapa?" Tanya Rigel menatap Rea heran.

"Bibir gue masih aman? Berarti tadi..." Dengan cepat Rea mengalihkan pandangannya.

"Katanya mau bisikin? Lo ngapa dorong gue?" Rigel masih tak mengerti kenapa Rea menyentuh bibirnya dan sesekali menatapnya aneh.

"Ternyata khayalan gue!! Astaga Rea pikiran lo!!" Pekik Rea yang sekarang malah memukul kepalanya.

"Lo khayalin apa?" Pertanyaan Rigel membuat Rea dengan cepat menggelengkan kepalanya lalu terkekeh.

"Nggak kok, bukan apa-apa, Kak Rigel nggak perlu tau" ucap Rea yang kali ini menatap Rigel.

"Jangan jangannnn" ucapan Rigel menggantung sambil berjalan mendekati Rea membuat Rea merasa was was.

"Jangan jangan apa?" Tanya Rea yang berjalan mundur begitu juga Rigel yang berjalan mendekatinya.

"Lo menghayal ciuman sama gue? Ngaku" ucap Rigel menatap Rea tajam membuat Rea terkejut karena Rigel mengetahui isi pikirannya.

"Pikiran lo kotor" Rea merasa malu mendengar ucapan Rigel.

"Si.. siapa yang mikir gitu...Kak Rigel sok tau" alibi Rea membuat Rigel tersenyum miring.

"Kak jangan senyum bisa kan? Kakak kalau senyum kayak psikopat loh, mirip banget" ucapan Rea membuat Rigel semakin mendekati Rea dengan senyum miringnya.

Sampai akhirnya sekarang Bell tak bisa mundur karena dibelakangnya ada sebuah pohon, dan didepannya ada Rigel yang sudah mengukung Rea agar tak bisa lari, saat ini wajah mereka hanya terpaut beberapa centi, bahkan Rea bisa mencium aroma parfum yang digunakan Rigel, walaupun biasanya ia memang sering mencium aroma tersebut, namun kali ini sangat dekat membuat Rea menjadi takut dengan Rigel.

"Kak Rigel mau ngapain?" Tanya Rea takut dengan apa yang akan dilakukan oleh Rigel.

Namun Rigel tak membalasnya, justru Rigel semakin mendekatkan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan, membuat Rea dengan refleks menutup matanya, namun setelah satu menit menutup mata, Rea tak merasakan apapun membuatnya dengan cepat membuka mata dan sudah tidak ada Rigel lagi, entah kemana perginya Rigel.

Rea mulai berjalan untuk mencari Rigel, namun ia tak melihat keberadaan Rigel di manapun membuat Rea merasa takut kalau Rigel akan meninggalkannya didanau ini sendirian, namun jika Rigel meninggalkannya pasti ia akan membawa motornya tapi motor Rigel masih ditempatnya membuat Rea penasaran kemana perginya Rigel.

"Kak Rigel" panggil Rea namun Rigel sama sekali tidak muncul.

"Kak Rigel jangan tinggalin gue, nggak lucu Kak, gue nggak tau jalan pulang" ucap Rea namun Rigel tak muncul muncul.

Sudah sepuluh menit Rea menunggu Rigel dipinggir danau, ia melempar batu batu yang ada didekatnya, bahkan ia sampai menangis karena Rigel tak kembali kembali, membuatnya merasa takut kalau Rigel meninggalkannya didanau ini sendirian.

"Kak Rigel jahat, kalau tau gini mending gue sekolah aja, kenapa sih dia ninggalin gue sendirian didanau, tapi kalau ninggalin gue kok motornya masih ada, sebenernya dia kemana? Masa dia diculik, tapi cepet banget kalau dia beneran diculik, apa dia menghilang? Atau dia diculik sama penunggu danau" dan pikiran Rea yang terakhir membuatnya takut kalau benar Rigel diculik oleh penunggu danau.

"Penunggu danau, jangan culik Kak Rigel, gue nggak mau jomblo, balikin pacar gue" ucap Rea sambil menangis namun tak lama kemudian ada yang menepuk pundaknya membuat Rea terkejut dan segera melihat kebelakang, ternyata yang menepuk punggung Rea adalah Rigel, dengan cepat Rea memeluk Rigel dan menangis.

"Kenapa nangis?" Tanya Rigel.

"Kak Rigel jahat, ngapa tinggalin gue sendirian? Gue takut kalau Kak Rigel diculik sama penunggu danau" Rea menangis di dada bidang Rigel membuat Rigel juga segera membalas pelukan Rea.

Setelah melihat Rea sudah agak tenang, akhirnya Rigel melepaskan pelukan mereka lalu mengelap air mata Rea.

"Maafin gue" ucap Rigel merasa bersalah.

"Nggak dimaafin" ucap Rea yang masih menangis kalau mengingat kejadian tadi.

"Jangan nangis, gue nggak suka liat lo nangis, lebih baik lo marah sama gue dari pada lo nangis gini" ucap Rigel merasa bersalah, ia benar-benar merasa bersalah karena meninggalkan Rea sendirian didekat danau.

"Lagian Kak Rigel tiba tiba menghilang gitu aja, gue harap Kak Rigel nggak kayak gini lagi" ucap Rea membuat Rigel tersenyum.

"Nggak lagi, janji" ucap Rigel membuat Rea menggeleng.

"Kak Rigel jangan janji, nanti nggak ditepati" ucapan Rea membuat Rigel mengangguk.

"Gue akan berusaha menepati janji gue, Janji seorang Antares Rigel Althair" ucap Rigel sambil tersenyum menenangkan.

"Nih buat lo, gue pergi karena ngambil ini" ucap Rigel sambil memberikan sebuah bunga mawar membuat Rea terkejut.

"Nih buat lo, gue pergi karena ngambil ini" ucap Rigel sambil memberikan sebuah bunga mawar membuat Rea terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Rigel beli dimana?" Tanya Rea seraya mengambil bunga tersebut.

"Nggak beli" jawab Rigel membuat Rea kebingungan.

"Teruss??" Tanya Rea penasaran membuat Rigel menahan tawanya.

"Kenapa nahan ketawa?" Tanya Rea bingung.

"Gue metik" lanjut Rigel yang masih menahan tawanya.

"Hah, dimana?" Tanya Rea.

"Dikebun orang" jawab Rigel yang kali ini sudah tertawa membuat Rea segera memukul Rigel.

"Jadi Kak Rigel nyuri mawar ini? Astaga Kak Rigel jadi pacar nggak modal banget" kesal Rea seraya memukul Rigel.

"Habisnya gue kasian liat lo nangis gara gara gue tinggalin, terus kebetulan gue liat ada kebun mawar, yaudah gue ambil aja satu" Rigel berusaha menghentikan tawanya membuat Rea kesal.

"Percuma Kak Rigel kaya, tapi malah nyuri bunga dikebun orang buat pacarnya" ucap Rea namun ia malah ikut tertawa juga.

"Nggak nyangka ternyata Kak Rigel bisa romantis juga kayak ngasih bunga kepacarnya, walaupun bunga curian, tapi nggak papa, gue bangga punya pacar kayak Kakak" ucap Rea yang kali ini memeluk Rigel membuat Rigel terkejut dan jantungnya berdebar tak karuan namun Rigel juga membalas pelukan Rea.

"Makasi Tembok Es" ucap Rea membuat Rigel mengangguk dan mengelus rambut Rea dengan sayang.

Rea segera melepas pelukan mereka lalu berkata.

"Ternyata Tembok Es jantungnya bisa berdebar kencang ya" ucap Rea sambil tertawa lalu berlari karena Rigel yang mengejarnya.

...

Gimana partnya?
Author bingung mau Upnya gimana, maunya Up besok, tapi tangannya mau ngetik terus😭😭, semoga suka yaa

Jangan lupa Vote dan komen

Salam manis dari Author 🤗🤗

Rea's Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang