Setelah mobil Rigel sudah tak terlihat, dengan segera Rea memasuki rumahnya dengan senyum yang mengembang bahagia.
"Anak Mama habis ngapain? Kayaknya seneng banget" Rana segera menghampiri Rea dengan segera Rea menyalimi tangan Mamanya.
"Nggak habis ngapa ngapain kok Ma" balas Rea membuat Rana memasang wajah penuh curiga.
"Hayo tadi yang nganterin kamu pulang siapa? Bukan Luna kan?" Pertanyaan Rana membuat Rea segera tersenyum lalu dengan cepat berlari menuju kamarnya.
"Rea jangan lari lari, nanti jatuh" teriak sama Mama membuat Rea yang sudah berada dilantai dua segera melihat kelantai satu.
"Iya Ma" teriak Rea sambil tersenyum lalu segera menuju kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
"Huaaa, Kak Rigel bisa buat gue gila, kadang dia ngeselin tapi kenapa omongan manis dia terngiang-ngiang di otak gue" ucap Rea sambil merebahkan tubuhnya diatas kasurnya dengan melihat langit langit kamarnya.
"Kak Rigel, kenapa nama lo selalu muncul dipikiran gue? Bahkan belum dua puluh empat jam gue pacaran sama dia" gerutu Rea.
"Apa gue suka sama dia? Tapi nggak mungkin gue suka sama cowok kayak dia, dia bukan tipe gue" lanjut Rea yang sekarang sudah memeluk boneka Panda kesayangannya.
Drtt drtt
Ponsel Rea bergetar menandakan ada telpon yang masuk, setelah dilihat ternyata ada panggilan video call dari Luna dan Sasha, akhirnya Rea mengangkat telpon tersebut.
"Ngapa nelpon?" Tanya Rea.
"Tau nih si Sasha katanya pengen curhat" jawab Luna.
"Curhat apa? Gue kepo" tanya Rea.
"Oke gue mau curhat ya, kalian dengerin baik baik" setelah melihat Rea dan Luna mengangguk, dengan segera Sasha bercerita.
"Kalian tau nggak? Kan gue pulang sekolah bareng Kak Sargas, terus gue diajak kemall sama dia, dia baik banget sama gue, dia ngajak gue jalan sama nonton, terus pulangnya dia ngajak gue kekafe" ucapan Sasha membuat Rea menjadi Iri, andai saja Dare dari Luna dan Sasha menyuruhnya untuk menembak Sargas mungkin ia akan seperti Sasha.
"Lo enak banget, gue jadi iri" ucap Rea dengan wajah kesalnya.
"Muka lo kenapa? Sepet banget" tanya Luna.
"Lo iri kenapa?" Tanya Sasha.
"Gue mau cerita, kalian dengerin ya"
"Iya kita dengerin, cepetan cerita"
"Jadi tadi gue diajak pulang bareng sama Kak Rigel, terus dia ngajak gue kehutan, gue kira dia mau ngasih gue kejutan kayak dinovel novel, ternyata dia ngajak gue jalan kehutan biar gue sehat, kan ngeselin" ucapan Rea membuat Luna dan Sasya tertawa, membuat Rea semakin kesal, karena kesal akhirnya Rea mematikan sambungan telpon tersebut.
"Mending gue mandi" dengan segera Rea menuju kamar mandinya, tak sampai dua puluh menit akhirnya Rea keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah fresh dan sudah mengenakan baju rumahannya.
Rea mengambil Ponselnya ternyata disana banyak panggilan
Dari nomor tak dikenal dan ada juga sebuah pesan yang masuk.From +628580990****
RigelDengan segera Rea membuka pesan tersebut, namun tak Rea balas ia hanya membacanya saja dan menyimpan kontak Rigel, tak lama setelahnya ada pesan masuk dari Rigel.
From tembok es😈😈
Lo ngmbk?
Lo mrh?
Jwb"Ni orang ngechatnya singkat banget, emang dia ngetik panjang bisa buat umur dia pendek apa?" Gerutu Rea namun dengan segera Rea membalas pesan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rea's Story (End)
Teen FictionJudul awal Story Rea Belum Revisi, typo masih bertebaran ..... " Lo harus nembak kak Rigel pas Upacara" "gila lo, gue malu lah udah pasti gue ditolak sama dia belum lagi kalok gue nembaknya pas upacara ada guru guru sama siswa siswi SMA Pelita, mau...