"kita mau tunangan" ucapan Luna membuat Sasha menyemburkan jusnya dan mengenai muka Sargas, sedangkan Sargas ia pasrah saja mukanya disembur oleh pacarnya sendiri.
"Lo ngomong apa?" Tanya Sasha menatap Luna, Sasha takut ia salah dengar.
"Gue sama Kak Rigel mau tunangan" boom ucapan Luna membuat Sasha dan Avior membelalakkan kedua mata mereka terkejut.
"Kalian gila?" Tanya Sargas menatap Luna dan Rigel bergantian membuat Luna dan Rigel menggelengkan kepala mereka.
"Astaga Lun, gue kira kalian cuma temen aja, udah lah jangan buat gue pusing karena tingkah lo" ucap Sasha seraya memijit pelipisnya.
"Ngapain lo pusing? Yang mau tunangan gue" ucap Luma santai.
"Kayaknya lo udah gila, inget woy Kak Rigel itu pacarnya Rea, Pa.car. Re.a" ucap Sasha seraya menekan kata pacar Rea.
"Terus" tanya Luna.
"Kayaknya lo perlu kerumah sakit jiwa, Rea sahabat lo, sekarang dia lagi berjuang mati-matian buat bertahan hidup, seharusnya lo sebagai sahabat doain dia bukan malah selingkuhin pacarnya, Kak Rigel juga lo nggak mikir gimana saat Rea tau kalau lo tunangan sama Luna sahabatnya sendiri? Kak Rigel nggak mikirin perasaan Rea? Gue nggak habis pikir sama kalian berdua" ucap Sasha menggebu-gebu ia menahan amarahnya karena saat ini mereka sedang berada dicafe dan ia tak mau membuat keributan.
"Udah dua tahun Rea nggak balik, jadi gue mikir kalau hubungan gue sama dia udah selesai" ucap Rigel namun hatinya terasa sakit ketika mengatakan hal tersebut.
"Dia nggak balik karena koma bego, lo jangan mikirin kebahagiaan lo sendiri, seharusnya lo mikirin Rea juga" Sargas berkata membuat Luna langsung membalas perkataan Sargas.
"Yang jalanin gue sama Kak Rigel, kenapa kalian yang sewot?" Tanya Luna sinis.
"Gini aja deh, coba lo jadi Rea, gimana rasanya ketika lo sadar dari koma terus lo tau kalau pacar lo tunangan sama cewek lain? Nyesek nggak?" Tanya Sasha membuat Luna tersenyum sinis.
"Gue nggak pernah koma, jadi gue nggak bakal kehilangan pacar gue" ucap Luna.
"Nggak bakal kehilangan pacar? Buktinya Kak Avior? Lo ditinggalin kan sama dia?" Ucap Sasha mengungkit masalah dua tahun yang lalu.
"Lo jangan ungkit-ungkit masa lalu, iya gue kehilangan Kak Avior, dan sekarang gue dapetin Kak Rigel" ucap Luna seraya menggenggam tangan Rigel didepan Sasha dan Sargas.
"Jadi selama ini kalian pacaran?" Tanya Sargas membuat Luna mengangguk sedangkan Rigel, ia hanya diam saja.
"Jahat lo Lun, pacar sahabat sendiri lo embat, kayak nggak ada yang mau sama lo aja" ucap Sargas seraya tersenyum sinis.
"Kekakuan lo murahan Lun" ucap Sasha menatap sahabatnya sendiri.
"Murahan? Jadi lo lebih belain Rea dari pada gue? Gue sahabat lo dari SD sedangkan Rea? Kita baru kenal sama dia, kenapa Lo harus belain dia Sha?" Tanya Luna menatap Sasha.
"Disini gue nggak akan membela lo karna lo salah, andai lo nggak salah gue akan bela lo" ucap Sasha menatap sahabatnya.
"Udah jangan berantem disini" lerai Rigel membuat Perhatian Sasha langsung teralihkan pada Rigel.
"Kenapa kalau kita berantem? Masalah? Gue heran sama lo Kak, lo nggak punya hati atau gimana? Dulu waktu lo sama Cindy lo nggak tau seberapa sedihnya Rea waktu itu, tapi dia mencoba terlihat biasa aja, dia selalu maafin semua perlakuan Kak Rigel sama dia, dan bahkan dengan Kak Rigel meminta maaf dia langsung maafin Kak Rigel? Kak Rigel nggak tau udah berapa banyak luka yang Kak Rigel torehkan kedia? Kak Rigel tau nggak, kalau Kak Rigel terlalu buruk untuk Rea yang baik" ucap Sasha panjang membuat Rigel menjadi diam.
Apa benar Rigel terlalu banyak melukai hati Rea? Tapi Rea juga melukai hatinya, Rea pergi meninggalkannya sendirian disini, Rea tak tahu betapa Rigel sungguh merasa kecewa dengan Rea.
"Tapi dia ninggalin gue ke Amerika" ucap Rigel membuat Sargas langsung menjawabnya.
"Lo percuma kalau sekolah, tapi akhirnya tetep bego, lo tau kan Rea koma, dan dia dipindahin ke Amerika biar dia cepet sembuh, biar dia cepet sadar, lo jangan terlalu merasa kalau lo yang selalu tersakiti, lo nggak tau gimana rasanya kalau lo jadi Rea" ucap Sargas membuat Rigel terdiam.
"Kalian kenapa malah nyalahin kita berdua sih? Kita kesini mau ngasih tau kabar bahagia tapi kalian malah gini" ucap Luna membuat Sasha menatap Luna sinis.
"Bahagia? Gimana gue bisa bahagia kalau lo mau tunangan sama pacar sahabat gue sendiri, sedangkan sahabat gue sendiri dia lagi berjuang untuk hidup, gimana bisa gue jadi bahagia?" Tanya Sasha membuat Luna segera menjawab perkataan Sasha.
"Rea udah pergi, bahkan sekarang dia nggak hubungin kita lagi" ucal Luna.
"Rea pergi karena berobat dan dia nggak hubungin kita karna dia koma jadi orang jangan bego bisakan?" Tanya Sargas.
"Bisa aja Rea udah sadar terus lupain kita, bisa aja dia nemuin sahabat baru dan Pacar baru" ucap Luna membuat Rigel segera melihat kearah Luna.
"Apa yang diucapin sama Luna bener, bisa aja Rea lupain kita" ucap Rigel yang tadi hanya terdiam saja.
"Rea orangnya nggak gitu" ucap Sasha dan segera berdiri.
"Mau kemana yang?" Tanya Sargas.
"Mau pulang, gue males liat sahabat makan sahabat" dan setelah itu Sasha benar-benar pergi meninggalkan mereka membuat Sargas segera mengejar pacarnya.
"Apa yang diomongin mereka bener, seharusnya gue nggak mikirin kebahagiaan gue sendiri" ucap Rigel seraya menundukkan kepalanya.
"Mereka cuma mau hasut Kakak aja, kakak jangan sampe terpengaruh sama omongan mereka" ucap Luna seraya menggenggam tangan Rigel.
...
Up lagi sesuai janji🥳🥳
Gimana Partnya?
Jangan lupa vote dan komenSalam manis dari Author🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Rea's Story (End)
Teen FictionJudul awal Story Rea Belum Revisi, typo masih bertebaran ..... " Lo harus nembak kak Rigel pas Upacara" "gila lo, gue malu lah udah pasti gue ditolak sama dia belum lagi kalok gue nembaknya pas upacara ada guru guru sama siswa siswi SMA Pelita, mau...