Pertengkaran

16.6K 954 31
                                    

"nyusahin" ucap Rigel seraya menghampiri Rea dengan wajah datarnya, membuat Rea juga melihat kearah Rigel dengan datar.

"Lo kenapa harus nyusahin terus sih?" Rigel bertanya membuat Rea tersenyum sinis.

"Gue nggak nyuruh lo buat nyari gue" ucap Rea membuat Rigel mendelikan matanya.

"Gue masih pacar lo, jadi wajar aja gue nyariin lo" dan Ucapan Rigel membuat Rea kembali tersenyum sinis dan menatap Rigel tajam.

"Pacar? Hahaha, Pacar.. gue pacar lo?" Rea menunjuk dirinya sendiri lalu tertawa membuat Rigel menjadi agak takut melihat Rea.

"Pacar ya? Tapi gue udah nggak menganggap lo sebagai pacar, bahkan setelah kejadian lo ngaku kalau gue itu cuma mainan lo, gue nggak pernah anggap lo itu ada" ucap Rea seraya menunjuk Rigel.

"Lo berani lawan gue?" Tanya Rigel mengepalkan tangannya, karena ucapan Rea tadi.

"Kalau iya kenapa? Masalah? Lebih baik gue dimakan sama binatang buas dari pada ditemuin sama cowok kayak lo!!, cowok nggak punya hati, yang menganggap pacarnya adalah mainannya saja, dan menganggap semuanya itu fake!!" Rea membentak Rigel  dan mati-matian menahan air matanya agar tak menetes didepan Rigel, karena jika air matanya menetes didepan Rigel, maka Rigel akan menganggapnya sebagai wanita lemah.

"Tapi lo tetep pacar gue, bahkan kita belum ada kata putus" ucapan Rigel membuat Rea tersenyum kecil.

"Yaudah kita putus" ucap Rea santai membuat Rigel menggelengkan kepalanya.

"Gue nggak mau" ucap Rigel, membuat Rea melihat kearah Rigel.

"Kenapa? Takut kehilangan gue? Kan lo udah punya selingkuhan, jadi nggak masalahkan kalau gue minta putus?" Tanya Rea membuat Rigel hilang akal Lalu

Plak

Ditengah kesunyian hutan ini, Rigel menampar Rea membuat Rea terkejut, dan bahkan air matanya sudah keluar didepan Rigel, dengan menangis terisak Rea berlari meninggalkan Rigel sejauh mungkin, sedangkan Rigel ia terkejut dengan apa yang ia lakukan kepada Rea, namun ia baru tersadar bahwa Rea sudah tidak ada didekatnya lagi, membuat Rigel mengacak-acak rambutnya dengan kasar lalu segera menyusul Rea yang sudah berlari jauh.

Sedangkan Rea, ia berlari, terus berlari, ia memegang pipinya yang terasa perih, buat apa dia mencintai seseorang yang kasar kepadanya? Rea mulai berhenti berlari, karena ia sudah merasa jauh dari Rigel, ia kembali menangis kala mengingat kejadian tadi.

"Kenapa gue harus cinta sama dia? Kenapa gue harus terus berharap sama dia? Dan kenapa disaat gue udah nggak berharap lagi, dia datang sebagai penyelamat membuat harapan sedikit muncul dihati gue, lalu harapan itu dipatahkan dengan perlakuan kasarnya" lirih Rea, ia bahkan masih bisa merasakan tamparan Rigel, ia merasa sakit hati dengan apa yang Rigel katakan, sampai akhirnya seseorang memanggil namanya, lalu setelah orang itu mendekatinya dengan cepat Rea memeluk orang tersebut.

"Bumiii" ucap Rea menangis seraya terisak dan pelukannya kepada Bumi semakin erat

"Lo jangan takut, disini ada gue" Bumi menenangkan Rea membuat Rea sedikit tenang lalu dengan segera Bumi berjongkok didepan Rea, membuat Rea penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Bumi.

"Ayo naik, gue tau lo pasti capek gara gara jalan keliling hutan" ucap Bumi lalu dengan segera Rea naik ke punggung Bumi, dan akhirnya Bumi menggendong Rea, membuat Rea memeluk leher Bumi dan bersandar didagu Bumi.

"Ternyata lo berat juga ya" ucap Bumi sambil terkekeh, membuat Rea menjadi kesal.

"Kenapa sih lo selalu ngeselin?" Tanya Rea membuat Bumi tertawa.

"Gue berbicara mengenai fakta" jawab Bumi membuat Rea merengek kesal.

"Bumiii" Rea merengek layaknya anak kecil.

"Iya, kenapa?" Tanya Bumi seraya menahan senyumnya.

"Jadi gue itu berat? Kalau berat berarti gue gemuk?" Pertanyaan Rea membuat Bumi kembali tertawa.

"Lo nggak berat, malah enteng banget" ucap Bumi membuat Rea semakin kesal.

"Berarti menurut lo gue kurus? Iya?" Pertanyaan Rea membuat telinga Bumi berdengung, karena Rea tepat sekali berbicara di telinganya, dengan volume yang keras.

"Re, jangan ngomong ditelinga gue bisa kan?" Tanya Bumi membuat Rea terkekeh.

"Hehe, iya Bumi" jawab Rea yang tersenyum lalu kembali menyandarkan kepalanya dibahu Bumi dan tertidur.

"Gila ni anak udah tidur aja" ucap Bumi laku segera terkekeh kecil ketika mengingat wajah lucu Rea.

Akhirnya Bumi sampai diperkemahan, dengan Rea yang sudah tidur, membuat Bumi langsung menaruhnya didalam tenda, sedangkan semua orang sibuk menanyakan tentang Rea, membuat Bumi menjadi pusing dan ia segera menuju tendanya lalu masuk ke tendanya.

Rigel yang melihat Rea pulang bersama Bumi, dengan Bumi yang menggendong Rea yang tertidur, membuat Rigel mengepalkan tangannya, seharusnya Rea kembali ketenda bersamanya, bukan bersama Bumi.

"Lo kenapa? Cemburu liat Rea sama Bumi?" Tanya Sargas yang sedari tadi memperhatikan Rigel.

"Enggak" balas Rigel lalu segera meninggalkan Sargas yang tersenyum kecil.

"Gue nggak tau maksud lo apa dengan buat Rea cemburu liat lo sama Cindy, tapi gue tau lo juga cemburu liat Rea sama Bumi" ucap Sargas dan segera menyusul Rigel menuju tendanya, karena hari sudah malam, dan besok mereka akan memulai aktivitas yang mampu membuat tubuh mereka merasa lelah.

...

Up lagi🥳🥳
gimana part kali ini?
Jangan lupa vote dan komen

Salam manis dari Author 🤗

Rea's Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang