Keesokan paginya Rea sudah bangun, setelah melihat jam ternyata baru jam setengah enam, karena bosan, Rea memilih keluar tenda lalu duduk didepan tendanya dan menghirup udara segar.
Keadaan masih sepi, hanya satu dua anak yang baru bangun, dan saat Rea melihat ketenda disampingnya, ia melihat Rigel yang keluar dari tenda juga, mereka sempat bertatapan, sampai akhirnya Rea memilih mengalihkan pandangannya.
Rea yang tersadar ada orang duduk disebelahnya melihat kearah samping dan ternyata yang duduk adalah Rigel, mereka hanya diam saja, entah kenapa keadaan tiba tiba menjadi canggung.
Rea yang akan berdiri dari duduknya ditahan oleh Rigel, membuat Rea kembali duduk di samping Rigel.
"Gue minta maaf" Ucap Rigel seraya menatap mata Rea.
"Minta maaf karna apa?" Tanya Rea seolah-olah tak mengerti.
"Gue minta maaf karena udah nyakitin perasaan lo kemaren" ucap Rigel seraya menghembuskan nafasnya karena Rigel merasa sangat gugup jika berdekatan dengan Rea
"Kemaren? Bukannya Kak Rigel emang sering nyakitin perasaan gue, buat apa Kak Rigel minta maaf? Nggak guna" ucap Rea membuat Rigel menatap Rea terkejut.
"Lo berubah Re" Rigel menatap Rea dengan tatapan hangatnya, tak seperti biasanya yang menatap Rea tajam dan dingin.
"Dan gue berubah karna lo, Plis jangan deketin gue lagi, gue udah nggak nganggep lo itu Pacar gue" ucap Rea membuat Rigel menundukkan kepalanya.
"Gue masih anggep lo sebagai pacar Re" lirih Rigel membuat Rea tersenyum sinis.
"Pacar apa yang ngasih nafas buatan buat orang didepan Pacarnya sendiri, terus pelukan sama cewek lain didepan pacarnya sendiri, terus berduaan dikamar dan tatap-tatapan, terus nyakitin perasaan pacarnya dengan kata kata kasarnya dan yang terakhir Pacar apa yang nampar pacarnya sendiri? Gue nggak habis pikir sama lo, setelah semua itu dengan mudahnya lo meminta maaf, lo nggak malu? Gue udah mau mutusin lo, tapi lo nya nggak mau, gue mau nanya sama lo, lo ada perasaan sama gue sampe nggak mau putus sama gue? Sekarang gue mau nanya lo milih Cindy atau gue?" Ucap Rea panjang lebar membuat Rigel semakin merasa bersalah, kenapa Rea harus mengungkit hal tersebut? Apakah Rea tak mau memaafkannya? Lalu pertanyaan Rea mengenai kenapa ia tak mau putus dengan Rea ia juga tak tau mengapa ia tak mau putus dengan Rea, dan soal pilihan dia harus milih Rea atau Cindy, Rigel tak bisa memilih, karena Rea dan Cindy sudah ada dihatinya, itulah sebabnya ia masih bingung memilih antara Rea atau Cindy.
"Kenapa diem? Nggak bisa jawab lagi? Gue nggak mau ngomong sama lo, kecuali lo udah bisa memutuskan milih gue atau Cindy, dan jangan deket-deket gue lagi, gue males kalau nanti lo bilang semuanya Fake, Fake bagi lo tapi nyata nagi gue, omongan lo selalu terngiang-ngiang diotak gue, buat gue takut kehilangan lo, tapi setelah kemarin lo nampar gue, gue udah sadar buat apa gue mengharapkan cowok kayak lo? Nggak guna, lo itu cuma sampah" sungguh ucapan Rea membuat hati Rigel merasa sakit, apa ini yang dirasakan oleh Rea, saat dia bicara bahwa Rea hanya mainannya saja? Sungguh Rigel tak bermaksud berbicara seperti itu kepada Rea, karena tersulut emosi, Rigel jadi tak bisa mengontrol dirinya dan akhirnya berbicara yang membuat perasaan Rea menjadi sakit.
"Gue benar-benar minta maaf sama lo? Lo nggak mau maafin gue?" Rigel bertanya seraya menatap Rea.
"Buat apa lo minta maaf kalau akhirnya lo mengulang kesalahan yang lo buat, mending lo intropeksi diri lo, setelah lo sadar baru lo bisa minta maaf kegue" ucap Rea membuat Rigel menghela nafasnya kasar.
"Selingkuhan lo dateng, mending lo urusin aja dia" Rea menunjuk Cindy dengan dagunya membuat Rigel segera melihat kearah Cindy juga.
"Rigel kamu kenapa disini? Pasti gara-gara lo kan?" Cindy menujuk Rea membuat Rea tersenyum sinis
"Tanya aja sama dia" Rea menunjuk Rigel yang terdiam
"Kamu ngapain disini Rigel? Seharusnya kamu itu didepan tenda aku, tungguin aku bangun" ucap Cindy membuat Rea rasanya ingin muntah mendengar ucapan Cindy belum lagi Suaranya yang diimut-imutkan membuat perut Rea rasanya mual
"Gue dulu inget sama omongan lo yang katanya nggak mau punya pacar alay sama lebay, dan ternyata selingkuhan lo lebih Alay dan Lebay dari gue, berarti selera lo turun" ucap Rea seraya terkekeh membuat Cindy yang mendengarnya tertawa
"Maksud lo apa ngomong kayak gitu? Lo itu jadi adek kelas nggak ada hormat-hormatnya sama kakak kelas" Ucap Cindy sekarang suaranya sudah berubah, dari yang imut dan sekarang sudah menjadi garang, membuat Rea terkekeh
"Terlalu tergila-gila pada kedudukan" setelah mengatakan hal tersebut, Rea masuk kembali kedalam tendanya, meninggalkan Rigel dan Cindy.
...
Up lagi 🥳🥳
Gimana partnya?
Jangan lupa vote sama komen yaSalam manis dari author
KAMU SEDANG MEMBACA
Rea's Story (End)
Teen FictionJudul awal Story Rea Belum Revisi, typo masih bertebaran ..... " Lo harus nembak kak Rigel pas Upacara" "gila lo, gue malu lah udah pasti gue ditolak sama dia belum lagi kalok gue nembaknya pas upacara ada guru guru sama siswa siswi SMA Pelita, mau...