70. Ayu...Ayu...

34.1K 2.5K 39
                                    

Wajah Guntur berubah senang. Nayra akhirnya memenuhi keinginannya. Rasanya tidak sabar menikmatinya. Karena ini perdana baginya.

Guntur pagi tadi terlibat pembicaraan panas dengan rekan kerjanya di kantornya. Karena jenuh dengan rutinitas sehari-hari, mereka memilih membahas tentang kehidupan sex masing-masing. Awalnya mereka menyindir status Guntur yang kini tidak lagi duda, juga tidak sedingin sebelumnya. Ujung-ujungnya mereka malah penasaran akan malam pertama eks duda delapan tahun itu. Guntur senyum-senyum saja. Dia hanya memberi jawaban seperlunya, yah seperti kebanyakan malam-malam pengantin baru lainnya, itu jawabannya.

Karena keasyikan ngobrol seputar sex, rekan kerja Guntur malah membahas posisi sex yang mereka sukai. Dan Guntur tetap jadi bahan godaan mereka. Guntur? Dia memilih menjadi pendengar setia saja, karena hampir semua posisi yang dibicarakan rekan kerjanya sudah dia lakukan bersama-sama Nayra. Kecuali yang satu ini...

Nayra menahan napasnya ketika melihat milik Guntur yang menegang tepat di depan wajahnya. Matanya mengerjap ketika melihat benda tumpul itu dengan jarak yang sangat dekat.

"Kecup, Sayang. Kecup. Aaaa..." erang Guntur tidak sabar. Dia belai rambut Nayra dengan lembut.

Nayra pun mengecupnya dengan mata terpejam. Perasaan Nayra aneh.

"Emut, Nay. Emut...."

"Ha?"

"Emut, Sayang."

"Yang..."

Guntur memejamkan matanya, membayangkan bibir mungil Nayra mengemut miliknya. Dadanya semakin sesak merasakan rangsangan luar biasa saat Nayra mengecup miliknya.

Sementara Nayra malah semakin was-was, karena sebelumnya suaminya memintanya hanya mengecup miliknya satu kali saja. Tentu saja dia bingung. Emut? OMG. Nayra masih menggenggam benda itu dengan perasaan yang sangat kacau.

Guntur yang tersenyum melihat wajah istrinya yang dilanda kebingungan, dengan sigap meraih kedua kaki Nayra, dan mendekatkan sela pahanya ke wajahnya dengan posisi menyamping, lalu mengecup-ngecupnya.

Nayra mengerang nikmat. Tubuhnya bergetar saat Guntur dengan buas memainkan miliknya dengan mulutnya. Kini dia mengerti, Guntur ingin dilayani seperti ini.

Nayra yang terangsang dengan sentuhan bibir Guntur merasakan gairah luar biasa. Semakin miliknya disentuh dan diserbu wajah Guntur, semakin dia bergairah mengemut pe...s Guntur. Kadang terdengar erangan manja Nayra saat mengemut benda tumpul itu. Karena imajinasi yang semakin liar menari-nari di benaknya.

Guntur sejenak menghentikan kegiatannya saat dia merasakan sesak di ujung miliknya. Dia tatap milik istrinya lekat-lekat sambil memainkannya dengan jari jemarinya. Terdengar suara erang Nayra yang masih mengemut miliknya. Mungkin karena Nayra juga sangat menikmati sentuhan darinya.

"Nayraaa..., Oh..., teruskan, Sayaang. Jangan berhenti, Nayraaa..." erang Guntur sambil mengamati liang va...na istrinya. Guntur meregang nikmat, tapi sesekali meringis saat miliknya terkena geligi istrinya. Nayra pandai, mendengar ringis Guntur, dia cepat menghindarkan dinding pe...s suaminya dari sentuhan gigi-giginya.

Guntur senang sekali melihat istrinya dengan hikmad melayani keinginannya kali ini. Ditatapnya kepala Nayra yang masih bergerak maju mundur di sela pahanya. Dibelainya dagu Nayra penuh rasa sayang. Nayra pandai luar biasa. Tanpa susah diarahkan, dia lekas mengerti.

"Dikit lagi, Nay. Kamu hebat, Sayaaang," puji Guntur disertai lenguhan-lenguhan nikmat.

Sementara Nayra tampak semakin buas memuaskan keinginan suaminya. Dia tidak berhenti mengemut, menjilat, dan menghisapnya karena Guntur sudah mulai mengimbangi gerakannya kali ini.

NayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang