62. Ayu yang tak ayu

36.9K 2.7K 48
                                    

Ketika Guntur memasuki kamarnya.

Ayu hanya mampu menatap nanar tubuh papanya yang mulai membuka pintu kamarnya. Papanya sama sekali tidak lagi menoleh ke arahnya. Perasaannya mulai bercampur aduk. Ketakutannya selama ini mulai menjalar ke sekujur tubuhnya. Kehilangan kasih sayang sang papa kandung.

Selama di Johor, Ayu sering dilanda gelisah. Hidup bersama papa tiri yang dia panggil Daddy itu tidak seindah jika dibanding kala bertemu dengan papanya, atau sekadar menghubungi papa kandungnya. Gunturlah yang selalu membesar hatinya ketika berpisah dulu. Ayu memang sering bercerita jika hampir setiap malam mendengar tangis Mami Mila, merindukan sosok Guntur yang sangat hangat. Mami Mila menyesali keputusannya ketika pernikahan keduanya sudah berjalan hampir setahun. Mila hampir saja meneguk racun karena ternyata kembali ke pangkuan mantan kekasihnya itu justru menyakitkan. Ternyata Ayu tidak bahagia dengan pilihan hidupnya.

Selama tujuh tahun berpisah, Guntur yang menikmati kesendirian itu masih sering menghubungi Ayu. Hampir setiap hari, bahkan kadang setiap saat. Hubungan dengan Mila pun juga baik. Dalam masa itu, Mila berkali-kali mengajak Guntur kembali, dan selalu ditolak Guntur. Dan selama tujuh tahun itulah Mila mengira Guntur masih belum move on dari dirinya. Jika Mila bertanya kenapa Guntur betah menyendiri, Guntur hanya menjawab senang dengan hidupnya sekarang. Lebih tenang, juga lebih fokus.

Hingga Sheren hadir.

Sejak Guntur dijodohkan dengan Sheren inilah, hubungan Guntur dan Ayu mulai renggang. Mila mulai kerasukan. Dia terus menerus mendoktrin Ayu bahwa siapapun yang berniat menikah atau menikah dengan Papa Gun, berarti kasih sayang Papa Gun untuk Ayu akan hilang, bahwa Papa Gun tidak akan menyayanginya lagi.

Tentu saja Ayu sangat sedih. Dia tidak ingin lagi menemui papanya. Hingga terjadilah pertengkaran hebat antara Guntur dan Mila karena Mila tidak mengabarkan keberadaan Ayu yang sedang berada di Indonesia. Padahal Guntur sangat ingin bertemu dengan Ayu. Dan saat itu pulalah, Guntur juga menabrak sepeda jamu Nayra. What a coincidence.

Hingga akhirnya Guntur menikah dengan Nayra. Mila bertambah kesal. Kabar pernikahan Guntur diketahuinya lewat salah satu rekan kerja Guntur di kampus.

Mila yang tahu Guntur sangat menyayangi Ayu bertambah gencar mendoktrin Ayu.

"Look. He's married. He even didn't tell to you. You know what it means? He doesn't love you anymore. You have to do something. You have to meet him, try to convince him that she is not right for him. She is just herb seller. She is not going to the university. How can your Papa marry her? Your Papa is a professor candidate. Think! She must have done something."

Ayu sedih. Ternyata apa yang dikatakan mamanya benar saat dia melihat tubuh itu menghilang di balik pintu. Cukup lama Ayu memandang pintu kamar Guntur yang tertutup. Tidak ada tanda-tanda Guntur akan ke luar dari kamar itu.

Sebenarnya Ayu hampir saja tidak sependapat dengan pendapat mamanya mengenai sosok Nayra. Dia sempat merasa bahwa Nayra sangat memperhatikan dirinya, dia selalu senang kamarnya dibersihkan, kamar mandinya selalu wangi dan bersih. Apalagi ketika Nayra membuatkan es kacang merah kesukaannya.

Mi, tapi orangnya baik kok. Tadi Ayu dibuatin es kacang merah.

Ayu. Itu hanya strategi dia saja. Dia itu perempuan liar. Bitch. Pandai dia. Dia baik-baik depan kamu, padahal kamu itu sedang dia guna-guna juga. supaya nurut sama dia. Percaya Mami. Pasti Papa kamu akan berubah lagi nanti. Kamu harus melakukan sesuatu. Buat dia tidak tenang di rumah itu.

Tapi ternyata harapan mereka tidak terpenuhi sama sekali. Justru hampir seisi rumah tidak mengacuhkan keberadaan Ayu. Mereka bahkan menganggap Ayu tidak ada.

Panas-panasin saja dia. Buat dia mengatakan sesuatu yang kamu anggap bisa mengubah perasaan papamu terhadap dia.

__________

Papa mana? Masih sama kamu?

Di kamarnya, Mi. Tadi Ayu tungguin. Dia nggak muncul-muncul lagi.

Kan? Apa kata Mami, bener kan? Kayaknya papamu diguna-guna, supaya nurut kata-kata perempuan itu.

Bukannya menenangkan Ayu. Mila terkesan memanasinya.

Kini Ayu hanya tiduran di atas kasurnya dengan perasaan gelisah. Dipeluknya guling kuat-kuat. Menangis tersedu-sedu. Ingin ke luar dan bertemu papanya, tapi dia tidak kuasa, dia tidak ingin bertemu dengan orang-orang yang tampak sinis dengan keberadaannya.

Tiba-tiba wajah Nayra berseliweran di benaknya. Nayra yang selalu melayaninya selama dia tinggal di rumah itu. Dia ingat Nayra yang merapikan baju-bajunya yang dia letak di sembarang tempat di kamarnya. Nayra yang menyiapkan makan dan minumnya. Meski Nayra tidak berkata sepatah katapun terhadap dirinya, sikap Nayra membuatnya semakin terpojok. Ayu. Itu hanya strategi dia saja. Dia itu perempuan liar. Bitch. Pandai dia. Dia baik-baik depan kamu, padahal kamu itu sedang dia guna-guna juga. supaya nurut sama dia.

Ayu semakin bingung. Kepada siapa dia harus percaya.

_________

Guntur tampak serius mendengarkan cerita Bu Sari dan Mbok Min, serta Pak Johan mengenai sikap putrinya selama di rumah itu di teras belakang. Sambil mengusap-ngusap pinggang istrinya yang duduk di sisinya dia cermati setiap kata-kata dua ARTnya dan supir pribadinya itu dengan seksama.

"Lha waktu pertama kali masuk rumah aja, Pak. Melengos langsung ke kamar. Nggak ada itu sapa, apalagi cium tangan Nay. Suombong lho, Pak. Kayak Bu Hanin dulu..." cerocos Mbok Min.

"Hush! Lambemu dijaga, Min...," sela Bu Sari sambil mencubit lengan Mbok Min yang tampak semangat menceritakan sikap Ayu.

"Eh, iya. Maaf, Pak eee," ucapnya sambil memperbaiki duduk lesehnya.

"Iya, Den Mas. Nayra tuh sampai-sampai ngelarang kita bantu dia merapikan kamarnya Non Ayu. Nayra semua yang ngerjain. Kita mau bantu, dilarang Nayra. Kata Nayra kita sudah punya kerja dan tanggung jawab masing-masing. Masalah Ayu Biar dia yang urus. Kita ya tetap bantu-bantu sedikit-sedikit, tapi tetap saja Nayra yang selalu mastiin bahwa semua kebutuhan Non Ayu terlaksanaken dengan baik dan sempurnaaaa. Gitu lo, Den..." ungkap Bu Sari.

"Kalo antar ke mall, Pak. Duh. Ribet. Katanya mau ke Aeon BSD, sudah hampir ke sana, suruh muter lagi ke mall Alam Sutra. Sampe di Alam sutera, suruh balik lagi ke Aeon lagi. Dieeem aja sibuk main hape. Saya tegur, diem aja. Saya telat sedikit jemput, cemberuuuut kayak kodok kejepit..., maaf lho, Pak." Pak Jo ikut mengeluh.

"Kita-kita tuh prihatin sama Nay. Lha wong sudah baik-baik dilayani, malah dibilang begitu. Yang sakit hati tu bukan Nay saja, Pak. Kita juga merasa direndahkan dengan sikap Non Ayu. Kalo nyuruh pake tunjuk-tunjuk, kasar lagi."

Guntur beberapa kali melepas dan memakai kaca matanya kembali karena gusar mendengar cerita dari ARTnya mengenai anaknya yang berubah.

"Saya akan menegurnya," putusnya akhirnya.

***

NayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang