42. Tugas Renata

26.9K 2.3K 35
                                    

Tata tampak baru ke luar dari sebuah warung kecil. Ada plastik hitam kecil di tangannya yang kemudian dia masukkan ke dalam ransel biru dongkernya. Dia bergegas menuju motor besarnya yang dia parkir sedikit agak jauh dari warung kecil tersebut. Kemudian, setelah melirik jam tangannya sebentar, Tata melajukan motornya kencang.

Entah kenapa, Tata akhirnya menyanggupi permintaan Sheren. Menyingkirkan Nayra dalam waktu dekat. Tata masih mengingat-ingat saat-saat romantis bersama Sheren semalam. Sheren terus menerus mengucapkan kata-kata cinta kepada dirinya di sepanjang tidurnya. Tata terbuai dengan sikap romantis Sheren. Cinta dan kasih sayang terhadap Sheren yang pernah dia berikan sebelumnya kembali muncul. Tata kini benar-benar merasakan jatuh cinta kembali.

"Gue akan lakuin apa aja yang bisa bikin lu bahagia, Sheren...," tekad Tata.

_____

Tujuan Tata sekarang adalah sebuah kantor agensi pendidikan tujuan luar negeri. Dia memiliki janji dengan konsultan pendidikannya yang akan mengurus segala yang akan dia butuhkan selama masa studi di Caen, kota yang dia tuju.

Tampak kantor masih sepi pengunjung pagi itu. Namun para staff malah sudah siaga dengan tugas masing-masing.

Dan Tata kini sudah duduk rapi di depan seorang konsultan pendidikan.

"Kamu pakai biaya pribadi?"

"Iya, Mas."

"Hm..., kamu punya beberapa pilihan mengenai waktu mulai kuliah. Bisa semester depan, atau bahkan tahun depan. Kalo yang program beasiswa mulainya tahun depan...,"

"Saya pilih yang semester depan saja, Mas."

Tata lalu mengeluarkan beberapa dokumen ke hadapan staff laki-laki itu.

Tiba-tiba pandangan Tata tersita ke seorang laki-laki belasan tahun yang baru tiba di kantor itu. Laki-laki itu lalu duduk di depan seorang konsultan perempuan yang letak meja kerjanya tidak jauh dari posisi duduk Tata.

Tata kemudian memberanikan diri memutar tubuhnya, ingin memasati wajah laki-laki tampan itu.

Tata tersentak. Dia adalah lelaki yang pernah dia temui di kantor Guntur. Dia adalah pacar Nayra.

Pikiran Tata tiba-tiba kacau. Dia baru ingat Nayra sudah memiliki kekasih, kenapa Sheren sangat mengkhawatirkan posisinya? Dan kekasihnya itu ada di sisinya sekarang. Tata semakin bingung. Apa sebenarnya yang terjadi? Sheren juga tidak banyak berkisah mengenai pertengkaran antara Bu Hanin dan Nayra.

Tata tidak bisa fokus dengan penjelasan yang diberikan konsultannya. Yang ada di benaknya sekarang adalah sikap laki-laki itu yang sangat mesra menggamit lengan Nayra di depan Pak Guntur ketika berada di kantornya. Lalu dia ingat pula kata-kata Raisa, teman Nayra: "Hm..., pacar..., pacar Nayra. Iya..., pacarnya dia. Dia bilang tadi kok..."

Lalu, didengarnya pula kata-kata Caen dari konsultan laki-laki itu. Berarti dirinya dan 'pacar' Nayra memiliki tujuan kota yang sama saat akan belajar di negara Perancis.

Tata benar-benar bingung sekarang. Dia semakin menyangka Sheren hanya memanfaatkan dirinya, terutama kelemahannya.

"Iya, Mas... saya mengerti. Nanti jika saya memiliki pertanyaan, saya akan menghubungi, Mas."

Setelah menyerahkan berbagai dokumen yang dibutuhkan, Tata yang pikirannya entah ke mana akhirnya bangkit dari duduknya. Sekilas dia toleh laki-laki tampan tadi yang masih bercakap-cakap dengan staff konsultan pendidikan, sebelum dirinya meninggalkan kantor tersebut.

_____

Tata berjalan santai menuju parkiran motor. Tiba-tiba...

"AAAAaaaaakhh...," pekik Tata. Ranselnya dengan cepat ditarik kencang oleh seseorang dari arah belakang. Orang itu mengendarai motor butut.

"Toloong! Copeeeet!" kontan Tata berteriak. Cemas langsung singgah di dirinya.

Beberapa detik kemudian, sebuah motor menderu kencang mengejar orang yang menarik ransel Tata. Dan Tata hanya dapat menatap orang yang mengejar itu dengan penuh harap.

Dalam waktu sekejap, Tata sudah dikerumuni orang-orang.

Harapan Tata terkabul. Motor yang mengejar itu kembali dengan ranselnya.

"Ini, Mbak. Ranselnya...," ujar laki-laki itu sambil menyerahkan ransel biru dongker milik Tata.

Tata mematung. Dia bahkan tidak mampu mengucapkan terima kasih. Laki-laki itu adalah 'pacar' Nayra.

Dan orang-orang yang mengerumi Tata pun mulai bubar. Sementara pacar Nayra, dia dengan santai kembali melajukan motornya ke jalan utama.

______

Tata kini sudah berada di atas motor besar nan mahalnya. Tata cepat mengejar motor yang dikendarai pacar Nayra. Dia tidak lagi memikirkan tugas yang diberikan Sheren kepadanya untuk menyingkirkan Nayra. Tata ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Siapa Nayra? Siapa laki-laki itu? Apakah mereka adalah benar-benar pasangan? Tata mulai was was.

Tata terus mengikuti motor itu dari belakang. Dia sebenarnya bisa saja mengejar dan mendahului motor kecil itu, karena tenaga motornya tentu lebih besar dan lebih kencang. Namun Tata memutuskan untuk terus menjaga jarak ingin mengetahui tujuan motor tersebut.

Dan ternyata motor kecil itu memasuki sebuah gang sempit, yang memang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.

Tata tetap menjaga jarak. Dia terus mengikuti motor itu hingga benar-benar berhenti.

Motor itu akhirnya berbelok menuju sebuah rumah sederhana nan asri.

Tata terus mengamati.

Tampak laki-laki itu disambut seorang gadis. Gadis itu setengah berteriak menyambut laki-laki itu. Bahkan memeluknya.

Tata menggelengkan kepalanya, dia putar balik motornya. Kembali meneruskan perjalanannya. Tata sudah yakin dengan pendapatnya, mereka adalah sepasang kekasih.

Tapi..., beberapa saat kemudian, Tata malah berbalik lagi. Dia ingin menuntaskan kebingungannya kali ini.

Tata yang nekat, memasuki halaman rumah itu.

Sudah kepalang basah, Tata harus mengetuk pintu rumah itu.

Sebentar kemudian, pintu rumahpun terbuka.

"Iya? Oh..., Mbak. Gimana? Masih lengkap yang ada di dalam ranselnya?"

Tata terperangah dengan sikap baik laki-laki tampan itu. Ternyata laki-laki itu masih mengingat raut wajahnya.

"Iya..., gue... mau ucapin terima kasih..., maaf..., tadi gue lupa...," Tata menyodorkan tangan kanannya.

"Gue Rena...," ucapnya. Rena adalah panggilan kesayangan mamanya ke Tata.

"Farid...," balas Farid.

Perasaan Tata kian kacau. Tata tampak berusaha menguasai dirinya. Entah kenapa, dia merasa tenang berhadapan dengan Farid yang baik hati itu.

"Kamu..., pacar Nayra?" tanya Tata akhirnya setelah berusaha mengatur degup jantungnya ketika menyentuh tangan halus Farid.

"Nayra?" Farid sedikit tersentak. "Oh..., dia kakak saya, Mbak...," balas Farid akhirnya.

Dada Tata semakin sesak. Ternyata mereka bukan pasangan.

"Maaf..., mengganggu. Gue pergi dulu..., terima kasih sekali lagi...,"

_______

Tata melangkah cepat menuju motornya. Dia lega. Akhirnya dia kembali ke firasat awal, bahwa Pak Guntur memang memiliki hubungan khusus dengan Nayra.

Setelah membuang bungkusan plastik hitam yang dia beli tadi dari warung kecil sebelumnya ke sebuah tong sampah besar, Tata melajukan kencang motornya ke jalan utama.

Kini dia tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

***
Akhirnya baru bisa tidur nyenyak 🥴

NayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang