Part XXIV

789 151 8
                                    

Lampu theater kembali menyala, menandakan berakhirnya film diputar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lampu theater kembali menyala, menandakan berakhirnya film diputar. Sebagian pengunjung sedang mengantri menuju pintu keluar. Sebagian lagi sibuk berbincang, membicarakan betapa serunya alur cerita film tadi. Lisa juga bergegas untuk pergi. Tidak lupa dibereskan sisa softdrink dan popcorn mereka berdua. Sementara Haruto belum bergeming dari tempat duduknya. Dia begitu kalut, takut jika Lisa menanyainya lebih lanjut.

"Haruto, mari kita pulang. Sudah tidak ada siapapun diruangan ini" kata Lisa membuyarkan lamunannya. Haruto menoleh, menatap sang gadis.

"Haruto..."

"Maaf Miss Lisa, apa tadi anda mendengar perkataan saya?"Tanya Haruto was-was

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf Miss Lisa, apa tadi anda mendengar perkataan saya?"Tanya Haruto was-was. Dia sedang mempersiapkan nyalinya jika memang Lisa mendengar semuanya.

"Aaah itu,, justru aku ingin bertanya, apa tadi yang kamu katakan? Aku tidak bisa mendengarmu karena suara efek filmnya sangat kencang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaah itu,, justru aku ingin bertanya, apa tadi yang kamu katakan? Aku tidak bisa mendengarmu karena suara efek filmnya sangat kencang"

"Begitu rupanya.."

Haruto kembali terdiam. Berbagai pikiran berkecamuk dalam benaknya. Dia sangat menyukai Lisa. Namun, juga bimbang melihat bahwa bukan hanya dia satu-satunya yang mendamba gadis itu. Dia yakin sekali banyak yang menyukai gurunya.

"Haruto, apa ada yang menganggu pikiranmu? Ayo segera pergi dari sini" usik Lisa sekali lagi, membuyarkan lamunan pemuda itu.

Lisa beranjak mendahului Haruto, dia kemudian menuruni anak tangga dengan cepat. Saat melewati empat anak tangga terakhir, heelsnya tersangkut pada karpet, membuat dia kehilangan keseimbangan. Haruto yang melihat itu, berlari secepat kilat. Dia yang seorang atlet Judo dengan sigap menangkap tubuh Lisa yang nyaris terjatuh.

"Haruto, kamu tidak apa-apa? Maafkan atas kecerobohanku..." sesal Lisa.

"Harusnya saya yang berkata demikian, anda tidak apa-apa Miss Lisa, ada yang terluka?" Balas Haruto dengan napas yang terengah – engah.

"I'm Ok, Thanks Haruto..."

"My pleasure"

"But, Haruto, You still hug me..."

"Wait for a moment, I still wanna doing it..."

"What?"

"I love you Lisa. I really crazy about you... Can you help me?

Lisa ternganga, tidak menduga pengakuan tiba – tiba ini....

I Love You in JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang