Part XXXV

734 136 28
                                    


Lisa bimbang. Dia melihat begitu banyak kostum dan itu membuatnya sulit menentukan pilihan. Dia bahkan belum memikirkan konsep yang pas untuk performnya kali ini.

"Boleh aku bantu beri saran untuk kostumnya? Aku lihat kau cukup kesulitan menentukan pilihan." Kata Arata menawarkan bantuan.

"Terima kasih, aku sulit memilih antara dua gaun ini." jawab Lisa seraya menunjukkan dua gaun yang dia maksud. Gaun yang sama-sama berwarna kuning.

"Bagaimana kalau ini? Gaun ini sedikit lebih longgar daripada gaun yang satunya. Kurasa kau akan lebih mudah bergerak saat menari nanti."

"Begitukah? Kalau begitu aku pilih yang ini. Terima kasih atas sarannya!"

"Apa kau suka gaun yang satunya?"

"Yah, tentu saja. Gaun ini sangat cantik."

"Kalau begitu bawalah pulang!"

"Apa?? Bagaimana mungkin aku bawa pulang begitu saja. Gaun ini pasti mahal!"

"Kenapa tidak mungkin? Gaun – gaun ini milikku. Kau boleh memilikinya Lisa."

"Tidak, terima kasih Arata. Aku tidak bisa menerimanya!"

"Jangan sungkan! Anggap saja ini adalah tanda pertemanan kita. Apa kamu tidak mau berteman denganku?"

"Bukan begitu! Tentu saja kita berteman. Tapi menurutku ini berlebihan."

"Berlebihan apanya? Sudahlah, pakai ini saat kamu selesai perform nanti. Tidak ada penolakan lagi. Mengerti?"

"Terima kasih! Harus dengan cara apa aku membalasnya?"

" Akan ku pikirkan nanti. Itu harus dipikirkan dengan baik karena mungkin saja ini menjadi kesempatanku mendekatimu!" Jawab Arata seraya tersenyum manis.

"Apa??"

"Sejenak aku lupa bahwa Hiroshi adalah sahabatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sejenak aku lupa bahwa Hiroshi adalah sahabatku. Lupakan saja perkataanku tadi. Lain kali aku akan menghubungimu untuk memikirkannya! Bolehkah aku minta nomor teleponmu?"

"Tentu saja!" jawab Lisa sembari menyodorkan handphonenya.

" Terima kasih, silahkan bersiap-siap dulu. Aku akan kembali lagi setelah semua persiapan selesai."

"Baik Arata, sampai ketemu nanti"

Arata mengangguk sembari mengedipkan matanya. Dia pergi berlalu. Meninggalkan Lisa yang mulai sibuk dengan make-upnya. Dibubuhkannya tambahan eyeshadow dark brown dan eyeliner tebal untuk menciptakan riasan smoky eyes. Dipulasnya lip tint nude dan glossy lip paint diatasnya.

Lisa bergegas mengganti pakaiannya. Untuk tatanan rambutnya dia membiarkannya tergerai indah dan menambahkan topi sebagai pemanis. Tidak lupa, sneakers putih sebagai alas kaki. Kini dia mematut dirinya di cermin, bangga dengan hasil makeupnya sendiri.

I Love You in JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang