Part XXXIII

655 118 15
                                    


Mashiho memandangi rambut lilac-nya dalam cermin. Dia merasa aneh karena sebelumnya belum pernah mencoba mewarnai rambut dengan warna terang.

"Kak, apa aku terlihat oke?"

"Sangat cool!!"

"Tidakkah menurutmu sangat aneh?"

"Sangat cocok untukmu Mashi!! Apa kamu akan unjuk kemahiranmu menari?"

"Ya, aku dan grupku akan menari dan bernyanyi juga. Ada pertunjukan seperti battle group dengan sekolah lain. Itu terbuka untuk umum juga sih."

"Wah, kakak tidak sabar untuk menontonnya. Pasti seru!! Aahh, apa kakak boleh ikut juga berpartisipasi?"

"Maksud kakak, kakak ingin menari juga? Tidak!! Tidak akan aku izinkan!"

"Kenapa? bukankah itu alasannya sehingga  kakak  diundang kesana?"

"Aku tidak ingin membuat satu sekolah pingsan karena tarianmu, kak. Ahh memikirkannya saja bikin migrain!"

"Wah, kurasa tarianku tidak seburuk itu sampai membuat warga sekolahmu pingsan."

"Tarianmu yang terbaik! Hanya saja disana sekolah khusus pria. Akan ada banyak temanku yang kejang – kejang setelah melihat tarianmu!"

"Hahahahaha... masa sampai begitu sih!! Jadi, kakak cuma disuruh nontonin kamu aja nih?"

"Sebenarnya, aku ingin kakak nanti mengajak ngobrol gebetannya sohibku! Ingatkan tentang temanku yang suka dengan guru lesnya? Nah dia berencana mengundangnya juga."

"Iya kakak ingat. Sepertinya hubungan mereka berjalan mulus, Mashi."

"Tidak juga. Si guru les itu belum menjawab perasaannya. Kurasa mungkin si guru segan menolak, lagian pasti dia menganggap temanku masih bocah. Tapi temanku sangat optimis kak!"

"Mungkin saja sang guru menyukainya. Kalau dia datang menerima undangan itu artinya si guru ada rasa kepada temanmu."

"Oh, benarkah kak?? Aku belum dengar sih darinya apakah dia berhasil mengajak perempuan itu atau tidak?"

"Kakak penasaran dengan temanmu. Dia sepertinya orang yang menarik."

"Dia anak yang baik sih. Walaupun kadang – kadang agak konyol. Sikapnya yang selalu optimis kadang – kadang bikin kasihan dan pengin aja membantunya"

"Hahahahah... sepertinya kau punya hubungan love-hate dengannya"

"Yang benar saja kak, aku dan dia teman sebangku. Dia sangat cerewet. Kadang – kadang aku juga tidak tahan dengannya."

Lisa tertawa dengan ucapan adiknya. Sudah lama sekali tidak mengobrol seru dengan Mashi. Dia terlalu sibuk dengan masalahnya. Hari ini dia berjanji akan bersenang – senang.

Tidak terasa mobilnya telah sampai didepan gerbang sekolah Mashiho. Terlihat orang - orang yang berkerumun, memenuhi halaman sekolah. Festival sekolah Mashiho memang sangat terkenal di Tokyo. Banyak anak sekolah lain dan bahkan mahasiswi antusias untuk melihat festival ini. Karena mereka tahu, sekolah ini adalah gudangnya pria – pria tampan.

Handphone Mashiho berdering. Rupanya Jihoon yang menelpon.

"Moshi-moshi, ada apa bro?"

"Moshi- moshi, dimana kau? Kenapa belum datang? Kita harus rehearsal nih sebentar lagi."

"Gomen, aku sudah sampai sekolah nih. Agak telat karena bareng kakakku. Kau dimana?

"Kami masih di kelas, tapi sedang siap – siap menuju aula pertunjukan. Kau langsung kesana saja bro."

"Oke, aku akan kesana sekarang!"

Mashiho membawa ranselnya dan sebuah tas jinjing yang berisi kostum panggungnya. Dia sudah lama tidak menari. Waktunya selama liburan terkuras dengan kerja part time. Dia merasa agak sedikit gugup.

"Kenapa diam Mashi? Ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Lisa khawatir.

"Tidak ada kak, aku hanya merasa sedikit gugup. Aku akan dilihat banyak orang hari ini."

"Tenang saja, kau pasti bisa melakukannya. Jangan merasa tertekan. Lakukan semaksimal mungkin jadi kau tidak akan menyesal."

"Ya tentu saja. Lagipula aku tidak akan membuatmu malu."

"Kau selalu membuat kakak bersyukur karena memilikimu, adikku sayang" Jawab Lisa seraya mengecup pipi Mashiho yang langsung disambut pelukan hangat adiknya.

Disisi lain, Jeongwoo yang melihat kejadian itu, ternganga hingga hampir berteriak. Dia kemudian berlari menuju kelasnya dan mulai berteriak.

"Guys, ada kejadian heboh. Pacarnya Mashiho cantik banget. Seperti seorang dewi. Mereka sedang berciuman didepan sekolah. Wah aku sungguh hampir pingsan saat melihatnya!!"

Semua orang yang ada dikelas itu terdiam. Haruto bahkan tersedak saat minum. Junkyu yang sedang tidur terbangun. Benar – benar berita mencengangkan.

"Dimana Mashiho?" tanya Haruto

" Dia ada dihalaman sekolah sekarang sedang bermesraan." Jawab Jeongwoo

"Tidak mungkin dia punya pacar." sanggah Jaehyuk.

"Kalian semua meragukan ucapanku ya. Kalau begitu. Ayo kita lihat bersama- sama."

"Tapi Jihoon dan Hyunsuk sudah menunggu kita di gedung aula. Jika kita tidak segera kesana, kita pasti babak belur." Kata Haruto.

"Tapi aku penasaran sih guys dengan apa yang Jeongwoo katakan. Emangnya kalian enggak?" Imbuh Doyoung.

"Mungkin saja itu kakaknya Mashiho, kemarin kan dia bilang mau ajak kakaknya!" kata Yedam.

"Masa iya kakak adik saling cium sih. Aku selalu kena pukul kakak perempuanku loh!" sanggah Yoshi.

"Kalau begitu, siapa yang ingin ikut aku nonton? Ayo pergi!" ajak Jeongwoo

Hanya Yoshi, Junkyu dan Doyoung yang ikut Jeongwoo. Sisanya; Yedam, Asahi, Jaehyuk dan Haruto menuju gedung Aula.

Haruto sebetulnya penasaran. Tapi mengingat Jihoon pasti mengamuk, dia mengurungkan niatnya. "Lebih baik tanya langsung ke Mashi nanti daripada kena omel JIhoon."batinnya.

I Love You in JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang