Jealous

658 121 17
                                    

Semuanya terjadi begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya terjadi begitu cepat. Tidak ada yang dapat menerka pikiran masing – masing. Mereka hanya dapat terdiam. Hiroshi memalingkan wajahnya. Sedangkan Lisa, hanya bisa menunduk.

"Aku harus berlatih sekarang" Ujar Lisa memecah kesunyian.

"Bolehkah ku temani!?"

"Tentu saja tidak boleh!"

"Kenapa? Aku janji tidak akan menganggu."

"Tetap saja tidak boleh!" Jawab Lisa seraya menghindari tatapan Hiroshi. Dia berusaha setengah mati menyembunyikan wajah tersipunya.

"Apa kau malu?" Tanya Hiroshi seakan menangkap basah Lisa.

"Tidak! Aku tidak malu. Kenapa aku harus malu?" Jawab Lisa, masih gigih memalingkan wajahnya.

" Kalau kau memang tidak malu, coba tatap aku Lisa!" goda Hiroshi.

" Kalau kau memang tidak malu, coba tatap aku Lisa!" goda Hiroshi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak, aku tidak mau!"

"Kenapa tidak mau?"

"Tidak mau ya tidak mau, Hiroshi!"

"Maafkan aku, tiba – tiba saja menci...."

"Tunggu!! Jangan teruskan! Mari jangan bahas itu sekarang, Hiro!!"

"Memang apa yang akan kukatakan?"

"Cukup Hiro, aku tahu kau sedang menggodaku!"

Hiroshi tertawa. Sudah sangat lama dia tidak tertawa sebahagia sekarang. Dia ingin waktu terhenti sebentar saja seperti saat ini.

"Permisi, maaf saya ingin bertanya, apa anda melihat gadis ini?" Tanya seorang pria yang tiba – tiba datang dari ujung lorong. Dia berjalan mendekat seraya menyodorkan ponselnya.

 Dia berjalan mendekat seraya menyodorkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tentu, biar saya coba lih..."

"Lisa??Hey, aku mencarimu kemana – mana!!! Aku sudah telpon nomormu berulang kali tapi tidak ada jawaban!"

"Taeyong! Ah maaf aku baru saja melihat pertunjukan adikku dan ponselku ada didalam ruangan ini sedang aku charge, maafkan aku!!"

"Oke mari kita lupakan itu, berapa lama lagi kita akan tampil?"

"Tunggu!! Apa kalian melupakan kehadiranku disini?" ujar Hiroshi sebal karena merasa dihiraukan.

"Ah maaf Hiro, ini teman Koreaku di kampus, Taeyong!"

" Salam kenal, aku Hiroshi!"

"Salam kenal, aku Taeyong!"

Hiroshi memperhatikan pria ini dari atas ke bawah. Dia merasa pria ini tidak nyata. Wajahnya memang diakui tampan, tapi seperti bukan manusia.

"Dimana kita akan latihan?"tanya Taeyong seraya merangkul pundak Lisa. membuat Hiroshi mendelik tajam. 

"Hey dude! What are you doing?" tanya Hiroshi sinis. Dia merasakan api cemburu menjalar dalam hatinya.

"Just wanna build our chemistry. Right Lisa?"

"What do you mean??"

"I'm her partner today. She wanna dance with me!"

"Lisa, apa itu benar? Kau bilang akan menari solo?"

"Memang benar Hiroshi. Aku tadi membujuk Taeyong untuk menjadi partnerku. Karena kami juga anggota tim dance di kampus, jadi yah.... begitu." Ujar Lisa gugup. Sebelum dia meninggalkan ruang ganti, Lisa memang menghubungi Taeyong untuk menjadi partner dancenya.

"Mengapa harus dia?"

"Karena aku pikir menampilkan tarian yang baru aku pelajari akan jauh lebih tepat. Mengingat aku tidak punya cukup waktu untuk rehearsal."

"Tapi Lisa..."

"Hey dude, memangnya kenapa jika aku? Kami memang pasangan!!"

"Apaa?? Pasangan??"

"Pasangan dance! Walau aku harap bisa jadi pasangan kekasih juga..." gumam Taeyong.

"Taeyong sudah cukup. Kita harus berlatih sekarang. Waktu pertunjukan kurang dari 45 menit lagi."

"Oke tentu saja, Dimana kita akan berlatih?"

"Tadi aku berencana untuk berlatih disini. Tapi aku rasa tidak mungkin sekarang. Ehhm.. coba aku telpon temanku dulu."

"Moshi – moshi Arata, sepertinya aku tidak bisa latihan di ruangan ganti. Apa ada ruangan lain?"

"Moshi – moshi Lisa, tentu saja ada ruangan lain. Dan kebetulan ruangan itu dekat dengan aula pertunjukan. Tunggu sebentar, aku akan menjemputmu!!" Jawab Arata yang langsung menutup teleponnya.

Taeyong tiba – tiba saja mendekati Hiroshi. Dia membisikkan sesuatu yang membuat Hiroshi merah padam, menahan amarah.

"Sebaiknya kau membiarkan kami berlatih berdua. Karena aku ingin kau mempersiapkan dirimu untuk menonton penampilan kami. Asal kau tahu, saat kami berdua menjadi partner, dancenya dipastikan sangat panas. Aku berharap kau tidak akan pingsan." Ujar Taeyong sembari mengedipkan sebelah matanya.

I Love You in JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang