Lisa terpaku. Dia masih tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya sekarang. Tidak ada kata – kata yang keluar dari mulutnya. Bibirnya kelu. Kepalanya masih mencerna apa yang sedang terjadi. Lisa menundukkan kepalanya. Bagaimana bisa dia melihatnya kembali? Bagaimana bisa dia tiba -tiba hadir didepan matanya? Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam pikirannya.
Terdengar langkah kaki mendekatinya.
"Lisa, apa kabarmu? Apakah kau lupa padaku?" Tanya Hiroshi lagi. Tanpa disadari tangannya bergerak mengusap lengan Lisa.
"Aku mengenalimu, tapi tolong jangan mendekat" jawab Lisa lirih. Dia menepis tangan Hiroshi. Diberanikannya menatap pemuda itu. Tersirat begitu banyak pertanyaan dibenaknya. Hiroshi pun menatapnya lekat, penuh kerinduan kepada gadis itu.
"Sudah lama ya Lisa, Aku sangat ingin....."
"Baby, I don't feel so good...Six words you never understood... I'll never let you go..." terdengar suara ponsel Lisa berbunyi, memotong perkataan Hiroshi. Dia pun segera melihat handphonenya. Haruto rupanya yang menelepon.
"Ohayou Miss Lisa, maaf saya baru bangun tidur. Ada yang bisa saya bantu?" kata Haruto.
"Ohayou Haruto, gomen -e mengganggu tidurmu. Apa kau menemukan flashdisk milikku? Aku merasa benda itu tertinggal di ruang atas. Bisakah kau mengeceknya?" Pinta Lisa. Dirinya melihat kearah lain karena sedari tadi dia merasa Hiroshi terus memperhatikannya.
"Flashdisk? Yaa aku melihatnya, benda itu punya gantungan kucing diujungnya kan?" jawab Haruto
"Ya betul itu flashdisk milikku. Bisakah kau membawanya kebawah Haruto. Aku sudah dirumahmu sekarang" kata Lisa.
"Apa? Anda sudah disini? Tunggu sebentar, saya tidak akan lama." Teriak Haruto. Dia berlari menuju kamar mandi. Mencuci muka dan menggosok giginya. Dia menyisir rambut dan bahkan mengganti bajunya. Haruto kemudian berlari menuju tangga. Dilihatnya teman kakaknya, Keita sedang berjalan menuju dapur.
"Ohayou Oniisan" sapanya singkat.
"Ohayou Haruto. Wah mau kemana kau? Rapi sekali" balas Keita.
"Ah, ada tamuku didepan kak. Permisi" sahut Haruto. Dia setengah berlari menuju pintu depan. Namun sebelum dia sampai, dilihatnya sang guru sedang terlibat percakapan dengan kakaknya, Hiroshi.
"Apa yang sedang mereka bicarakan? Apa mereka saling kenal yaa?" tanya Haruto dalam hati. Akhirnya, dia putuskan untuk tetap keluar.
Hiroshi yang berniat mendekati Lisa, mengurungkan niatnya saat dia tahu Haruto datang.
"Maaf menunggu lama Miss Lisa. Saya sungguh menyesal" kata Haruto seraya menggaruk belakang lehernya. Dia terpesona melihat gurunya pagi itu. "Bagaimana bisa dia selalu cantik setiap hari?" batinnya.
"Tidak apa-apa Haruto. Aku yang seharusnya minta maaf telah menganggumu pagi – pagi. Nah, bisakah kamu memberikan flashdiskku sekarang" pinta Lisa. Dia ingin segera pergi dari situasi canggung antar dirinya dengan Hiroshi.
"Ahh... maaf Miss Lisa, saya lupa membawanya. Mari masuk dulu, saya akan mengambilkannya untuk anda" sesal Haruto. Dia merasa sangat bodoh karena melupakan benda itu.
"Akan aku tunggu disini saja Haruto..Aku sedang ter...."
"Masuklah dulu. Tunggu saja didalam, Lisa" potong Hiroshi. Dia ingin melihat gadis itu lebih lama. Ditatapnya Lisa penuh arti.
Lisa akhirnya masuk, menyetujui ajakan itu. Dia mengikuti langkah Hiroshi.
"Miss Lisa, apakah anda mengenal kakak saya? Dia kakak kedua saya, Watanabe Hiroshi" selidik Haruto. Dia penasaran melihat kakaknya dengan gurunya itu.
"Ah, kakakmu adalah kakak kelasku dulu.." sahut Lisa. Dia berjalan cepat mengikuti Haruto, meninggalkan Hiroshi yang berjalan dibelakangnya.
Haruto mengangguk. Dibawanya Lisa menuju ruang tamu. Namun, dia terlambat menyadari bahwa disana ada segerombolan pemuda yang sedang berkumpul riuh. Seketika suasana hening, sampai akhirnya terdengar suara.
"Lisa, apa yang kau lakukan disini?" tanya suara itu. Lisa menoleh ke sumber suara.
"Senior Keita? Saya sedang menemui Haruto. Kebetulan saya mengajar Bahasa Inggris untuknya dan sekarang bermaksud mengambil flashdisk saya yang tertinggal. Anda sedang apa disini?" tanya Lisa.
"Situasi macam apa ini? Kenapa juga aku harus bertemu senior disini." batin Lisa. Dia masih tidak menyangka banyak hal terjadi pagi ini. Lisa masih belum bisa mencerna pertemuannya dengan Hiroshi. Dan sekarang dia mendapati senior yang juga mantan pacarnya sedang duduk disini.
"Kita baru saja putus dua bulan lalu. Dan sekarang kau bicara formal kepadaku, Lisa? " Jawab Keita. Dia berjalan mendekati Lisa, berusaha meraih tangan gadis itu.
"Lisa tamuku. Biarkan dia duduk dan jangan membuatnya merasa tidak nyaman, Keita" kata Hiroshi. Dia menatap tajam kearah Keita. Hiroshi mendorong badan Lisa, menjauhi Keita.
Lisa kaget. Dia menatap Hiroshi penuh tanya. Dilihatnya pemuda itu hanya tersenyum. Dan tanpa disadarinya, dia sudah duduk ditengah – tengah pemuda -pemuda ini.
"Guruku bukan tamumu kak. Dia kesini untuk menemuiku. Jadi tolong jangan ganggu kami. Sebaiknya aku membawanya ke ruang keluarga di lantai 2. Mari Ms. Lisa. Tunggulah disana saja. Disini terlalu ramai" kata Haruto tiba – tiba. Dia merasa kesal dengan fakta bahwa gurunya begitu menarik perhatian.
"Haruto, apa yang kau...."
"Haruto benar, biarkan aku menunggu diruang atas saja. Permisi semua" potong Lisa. Dia menatap Hiroshi sambil tersenyum canggung dan mengangguk kepada semua pria diruangan itu.
"Lisa, aku akan menunggu disini" sahut Keita sembari menatap Lisa. Lisa mengangguk tanpa membalas perkataan mantan pacarnya itu. Dia mengikuti langkah Haruto, menuju lantai atas.
Hiroshi hanya bisa menatap punggung gadis itu. Banyak hal yang ingin dia katakan padanya. Betapa selama ini dia menunggunya, merindukannya...
"Bagaimana kau bisa berpacaran dengan Lisa, Keita? Aku tidak pernah tahu kau pacaran dengan dia" selidik Hiroshi. Dia masih tidak menyangka bahwa sahabatnya pernah berpacaran dengan gadis itu.
"Kau ingat aku pernah cerita bahwa ada mahasiswi cantik di awal musim panas tahun lalu dan aku bilang akan mengencaninya? Dia adalah Lisa. Aku minta tolong adik sepupuku untuk mengenalkan kami berdua. Dan sejak saat itu kami berpacaran." Jawab Keita panjang lebar.
"Apa?? Jadi dia satu universitas dengan kita?" tanya Hiroshi terkejut. Bagaimana bisa dia tidak tahu gadis yang dicarinya selama ini berada satu kampus dengannya. Dia merutuki kebodohannya.
"Berapa lama kalian berpacaran? Kenapa kalian berpisah?" tanya Hiroshi lebih lanjut.
"Kenapa kau ingin tahu? Dan darimana kau mengenalnya? Aku tidak pernah tahu kau punya kenalan perempuan dikampus. Setahuku temanmu hanya kami." Sahut Keita. Dia merasa aneh karena biasanya Hiroshi tidak berminat tentang teman perempuan. Dia begitu popular di kampus dan memiliki banyak penggemar wanita. Namun, tidak seorangpun yang dikencaninya.
"Dia seseorang yang ku kenal baik dimasa lalu" jawab Hiroshi singkat. Teman – temannya memandangnya heran. Merasa janggal melihat wajah sendu Hiroshi.
================================================================================
Halo Minasan!! Akhir - akhir ini ide saya meledak. Jadi saya putuskan untuk segera menulis dan mengepostnya. Saya harap kalian suka ^^
Stay safe dan terus dukung cerita ini. Arigatou>.<
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You in June
Fanfiction"Aku suka guru lesku?" Kisah seorang guru les cantik yang diperebutkan 3 bersaudara Watanabe. Siapakah yang akan dipilih sang guru? Akankah hatinya berlabuh pada salah satu dari 3 bersaudara tersebut? Ohayou, Minasan!! I HAVE NEW STORY... LET'S READ...