"Aku suka guru lesku?"
Kisah seorang guru les cantik yang diperebutkan 3 bersaudara Watanabe. Siapakah yang akan dipilih sang guru? Akankah hatinya berlabuh pada salah satu dari 3 bersaudara tersebut?
Ohayou, Minasan!!
I HAVE NEW STORY... LET'S READ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lisa mengelilingi rak demi rak. Dia mencari buku – buku referensi yang relevan dengan materi lesnya. Gadis itu membaca dan mengamati satu persatu. Tiba – tiba matanya terbelalak senang. Lisa melihat buku yang selama ini dicarinya, "Every Word You Cannot Say" karya Iain S.Thomas. Buku itu selalu habis terjual setiap kali dia bermaksud membelinya. Dia bergegas meraih buku itu. Namun, raknya terlalu tinggi untuk dijangkaunya.
Dilihatnya sekeliling. Tidak banyak pengunjung sore itu. Para staff toko juga tidak banyak terlihat. Lisa pun memutuskan untuk mencoba sekali lagi. Dia berjinjit, berusaha keras meraih buku itu. Gadis itu mendengus kesal. Hampir menyerah.
"Biar saya bantu" terdengar sapaan memecah kesunyian. Seorang pria kini berdiri disampingnya, meraih buku itu.
"Arigatou gozaimasu....Ah, Sensei Hideaki?" kata Lisa tercengang. Dia terkejut bahwa penolongnya adalah dosen favoritnya.
"Rupanya kamu Lalisa, apa kabar?" Tanya Hideaki tak kalah kaget.
"Saya baik – baik saja Sensei. Bagaimana dengan anda?"
"Akhir – akhir ini saya sangat sibuk mengurus café baru saya. Selebihnya, saya baik – baik saja" Jawab Hideaki sembari tersenyum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lisa terpana. Dosennya ini begitu terkenal dikalangan mahasiswi. Tampan, muda dan dewasa. Lisa merasa hari ini tidak terlalu buruk. Yah, pesona dosennya mampu membuat suasana hatinya membaik dengan cepat.
Mereka saling berbincang – bincang seraya memilih beberapa buku. Sesekali terdengar tawa ditengah percakapan itu. Hingga tanpa terasa, waktu telah menjelang sore.
"Sensei, terima kasih atas waktu anda. Saya pamit pulang dulu." Kata Lisa seraya membungkukkan badannya.
"Lisa, saya akan mengantarmu pulang. Arah rumah kita sama kan?" ujar Hideaki.
"Terima kasih Sensei, tapi saya membawa mobil sendiri" sahutnya..
"Ahhh, baiklah kalau begitu. Hati – hati dijalan"
Hideaki menatap gadis itu berlalu. Masih sempat dilihatnya Lisa melambaikan tangan kearahnya.
Haruto termenung menatap langit – langit kamarnya. Pikirannya kalut mengetahui fakta bahwa teman kakaknya adalah mantan pacar sang guru. Belum lagi kecurigaannya pada Hiroshi, kakaknya. Dia merasa ada sesuatu antara kakaknya dengan Lisa. Jika benar seperti itu, saingannya tidak hanya satu, melainkan dua orang. Dua pemuda tampan hampir sempurna.
Haruto pun bangkit dari ranjangnya, menatap bayang dirinya dalam cermin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Kau juga sangat tampan, Haruto!!! Percaya dirilah!! Kau pasti bisa mendekatinya."Teriaknya menyemangati diri sendiri. Tiba - tiba, dia meraih handphone dan mulai sibuk menelpon.
" Moshi-moshi, Ruto-kun, ada apa?" tanya suara diseberang.
"Ms. Lisa, saya sudah menemukan flashdisk milik anda. Bisakah saya meminta imbalan?" jawab Haruto terbata – bata.
"Hahaha, tentu saja. Apa yang kamu mau? Aku akan belikan " sahut Lisa geli.
"Saya ingin waktu anda. Bisakah kita bertemu minggu ini?"
"Tentu saja. Kita kan ada jadwal les hari sabtu ini."
"Ahhh.... Bisakah setelah selesai les, kita pergi berdua? Ada yang ingin saya sampaikan pada anda." Sahut Haruto sembari memukul dirinya sendiri. Dia sama sekali lupa dengan jadwal lesnya.
"Ehmm... oke! Kita bisa pergi setelahnya"
"Benarkah? Kalau begitu sampai jumpa Hari Sabtu ini Miss Lisa, selamat istirahat" ujar Haruto senang.
" Sampai jumpa Haruto".
Haruto menutup teleponnya. Dia bersiul – siul kecil, merasa bangga dengan keberaniannya. Ditatapnya layar ponselnya. Terpampang jelas profil hpnya telah berganti dengan foto sang guru. Saat ini yang ada dalam dirinya hanya Lisa, sang guru les privatnya...