Part XVII

988 157 10
                                    

Hujan lebat membasahi separuh kota Tokyo malam ini. Terdengar sesekali petir bergemuruh, menemani Hiroshi di tengah angin malam yang berhembus dingin. Dia menghela napas, mengingat kembali pertemuannya pagi itu. Seorang gadis dari masa lalu yang selalu membuatnya kelu. Seorang gadis yang tidak pernah hilang dalam hatinya.

Dia berjalan menuju sisi tempat tidur. Mengambil sebuah kotak berwarna kuning pucat. Sudah sangat lama sejak terakhir dia membukanya. Hiroshi terpaku memandangi sebuah potret dirinya. Dia tidak sendiri. Terlihat jelas seorang gadis cantik disampingnya. Tanpa sadar, diusapnya foto itu.

Takata Lalisa, senyum cerahnya masih sama seperti dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takata Lalisa, senyum cerahnya masih sama seperti dulu. Gadis yang telah lama dia rindukan kini telah kembali dalam hidupnya. Namun, kesalahpahaman di masa lalu membuat semuanya menjadi canggung dan tidak mudah.

Hiroshi kembali menghela napas panjang. Masih teringat jelas, kenangan indah diantara mereka. Mereka memang pernah bersama dan saling berbagi kisah dan kasih. Egonya lah yang menghancurkan semuanya.

Enam tahun lalu...

" Aku ingin kita putus"

Seorang gadis yang sedari tadi tersenyum cerah, mendadak berkaca – kaca. Ditatapnya pemuda dihadapannya dengan bingung.

"Kenapa? Aku pikir kita selama ini baik-baik saja."

"Tidak ada penjelasan."

Dihindarinya tatapan sang gadis. Hiroshi memilih membuang muka. Dia telah membulatkan tekadnya.

"Kenapa? Apa aku berbuat salah padamu?" terdengar isak si gadis, membuat Hiroshi merasakan perih dihatinya.

"Kau tidak salah, Lisa. Kau gadis yang baik."

"Lantas, ada apa Hiro-kun?"

"Aku.... bosan padamu"

Lisa terhenyak. Menatap tak percaya pada kekasihnya. Kata – kata hangat nan manis tidak lagi keluar dari bibirnya. Dia hampir tidak mengenali Hiroshi lagi.

"Bolehkah aku bertanya? Apakah kau pernah mencintaiku, Hiro-kun?"

"Ya, aku pernah mencintaimu"

"Apakah ini karena orang ketiga?"

"Tidak ada orang ketiga, Lisa"

"Apakah kau merasa bahagia mengakhiri ini, Hiro-kun?", tanya Lisa sembari menggigit bibir bawahnya, berusaha keras menahan tangis.

"Ya..aku akan merasa bahagia" jawab Hiroshi dingin.

Lisa tidak lagi dapat membendung tangisannya. Dia terlihat begitu menyedihkan saat ini. Hari ini bagai mimpi buruk untuknya.

"Baiklah. Kalau itu maumu. Terima kasih untuk segalanya." kata Lisa lirih seraya beranjak dari tempat duduknya. Dia berlari menuju pintu keluar kafe. Diabaikannya rintik hujan yang mulai berjatuhan. Hatinya sangat sakit, hanya itulah yang dirasakannya.

Masih sangat jelas ingatan hari itu. Bagaimana suksesnya dia menyakiti Lisa. Bagaimana perih hatinya saat itu. Hiroshi terisak. Tangis penuh kepedihan.

"Lisa, maafkan aku..."

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Ohayou Minasan...

Apa kabarnya? Semoga selalu sehat.

Sudah lama saya tidak update. Akhir - akhir ini saya mulai sibuk bekerja lagi.. Yeaayy

Terima kasih banyak bagi 1K readers!!!!

Wah saya sungguh tidak menyangka karya saya banyak yang membaca. Terima kasih banyak. saya sangat terharu.

bagi para New Readers, selamat datang! 

Semoga kalian menyukai cerita ini... Alur cerita ini memang saya buat agak sedikit lambat.. karena saya mau para pembaca menikmati konfliknya.

jika ada saran atau pertanyaan... silahkan tinggalkan komentar yaa....

Sampai jumpa lagi....

I Love You in JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang