I Love You in June

Seriously??

Sorak sorai para penonton semakin bergemuruh di seluruh penjuru auditorium. Menandakan antusiasme tinggi menjelang puncak acara. Mereka sangat penasaran untuk penampilan peserta selanjutnya.

Haruto, Mashiho dan anggota Treasure yang lain sibuk menyusup diantara ribuan orang disana, bermaksud mencari tempat duduk kosong. Mereka mengurungkan niatnya untuk menonton di backstage karena sama tidak sabarnya dengan pengunjung, ingin melihatnya secara langsung. Terlebih lagi, ke dua belas bujang itu tahu bahwa Lisa akan menari berpasangan dengan Taeyong. Untung saja ada cukup tempat, tepat ditengah panggung.

Sementara Hiroshi pergi mengikuti Arata yang ternyata membawanya ke belakang panggung.

"Kita akan melihat Lisa dan temannya itu menari dari monitor ini. Aku khawatir kau akan nekat naik keatas panggung setelah menonton semuanya. Jadi, tonton saja disini dan turuti aku." Titah Arata.

"Apaa??? Kenapa begitu?? Katakan padaku, kau tahu sesuatu dengan tarian itu kan? Haruskah ku cegah sekarang saja?" protes Hiroshi ketus.

"Maaf, tidak bisa kawan. Dengarlah musiknya sudah mulai diputar!" Sahut Arata enteng,

Dan benar saja, terdengar musik mulai mengalun, mendendangkan lagu "Faded". Lisa terlihat dibawah temaramnya lampu panggung, menampilkan siluet yang sempurna. Tidak berapa lama, muncul lah Taeyong berjalan menghampiri Lisa. Pemuda itu dengan pasti meraih pinggang mungil Lisa sembari menggenggam tangannya. Mereka berdua menari dengan sangat intens, tajam dan berani.

Semua penonton berteriak histeris. Pasalnya, kedua performer yang sedang tampil diatas panggung sangatlah mahir dan serasi. Hampir sebagian besar dari mereka merekam aksi spektakuler itu. Apalagi ketika Lisa mulai melakukan gerakan dance di lantai. Hanya sorak sorai dan tepuk tangan yang terdengar didalam auditorium.

Namun, reaksi berbeda akan kita dapatkan dari Mashiho and The Genk. Kedua belas pemuda itu hanya bisa ternganga, tanpa mampu mengatakan sepatah katapun. Bahkan sepanjang penampilan kakaknya, Mashiho terus saja terdengar menghela napas.

Bagaimana dengan Hiroshi? Ah, jangan ditanya lagi pemuda itu. Dia yang sempat dengan percaya diri seusai kecupan singkatnya tadi, tengah menahan amarahnya seraya menggertakan gigi saat menatap layar monitor didepannya. Dia benar - benar ingin berlari keatas panggung saat itu juga, tepat seperti dugaan Arata.