Part XVIII

997 152 7
                                    

"Tadaima"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tadaima"

Mashiho berseru pelan seraya memasuki rumahnya. Badannya terasa pegal – pegal. Dirapikan sepatu yang dipakainya seperti semula. Dia berjalan menuju arah dapur. Tercium bau wangi masakan kakaknya.

"Okaeri, cepat mandi Mashi. Makan malam akan segera siap" jawab kakaknya sembari tersenyum. Mashiho mendekat kearah Lisa, bermaksud mencicipi lauk makan malam hari ini. Terlihat kari daging yang sedang mendidih, membuat dia hampir saja meneteskan air liur.

"Pergi mandi dulu, baru makan Mashi-kun. Neesan tidak tahan baumu" seru Lisa sembari menutup hidungnya. Mashiho yang mendengar itu terkekeh geli. Dia tiba – tiba merangkul kakaknya dari belakang dan dengan sengaja mendekatkan kausnya ke hidung Lisa.

 Dia tiba – tiba merangkul kakaknya dari belakang dan dengan sengaja mendekatkan kausnya ke hidung Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cium ini kak. Aku tidak mungkin bau keringat kan...hahaha" celoteh Mashiho. Dia segera berlari, menghindari jeweran kakaknya.

Diguyurnya badan yang penat dibawah aliran air shower hangat. Hari pertama kerja benar – benar tidak mudah. Mashiho menghela napas panjang. Sekarang dia sedikit banyak tahu bagaimana rasa lelah Lisa.

Setelah selesai dengan kegiatan mandinya, Mashiho bergegas turun menuju meja makan. Perutnya sungguh keroncongan, minta segera diisi. Ditatapnya menu makan malam hari ini dengan mata berbinar. Kari daging, udang goreng dan ikan panggang.

Lisa tersenyum senang melihat adiknya makan begitu lahap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa tersenyum senang melihat adiknya makan begitu lahap. Ditambahkannya lagi beberapa potong udang ke piring Mashiho .

"Kak, bagaimana cara menembak gadis yang lebih tua?" seloroh Mashiho tiba – tiba sembari menyendok penuh kari daging ke mulutnya.

Lisa tersedak, kaget mendengar pertanyaan sang adik. Ditatapnya lekat – lekat pemuda itu, mencari kebenaran dalam ucapannya.

"Tentu saja bukan aku, Neesan. Temanku menyukai seorang perempuan yang lebih tua darinya. Kira – kira seumuran denganmu. Makanya dia minta aku tanya pada neesan." Jelas Mashiho.

Lisa terkekeh, dia merasa malu sudah berprasangka pada adiknya.

"Bilang saja suka kepada gadis itu secara langsung" kata Lisa.

"Aku juga sudah bilang begitu, kak. Tapi mereka belum dekat. Gadis itu bahkan guru lesnya sendiri"

"Unik juga ya temanmu. Tapi cinta memang tidak memandang usia, Mashi.."

"Lalu, bagaimana kak?"

"Ehmm.... Bagaimana kalau mengajak sang guru pergi nonton film? Dia harus mendekatinya dengan awal seperti itu"

"Film genre apa kak?"

"Ehmm.... Kalau kakak lebih suka fim komedi. Jika awal langsung film romantic, kakak rasa mereka berdua akan menjadi canggung."

"Ah, begitu rupanya. Akan aku sampaikan pada bocah itu. Tapi ngomong-ngomong, kakak ahli juga ya dalam kencan?" goda Mashiho yang langsung disambut dengan cubitan kakaknya. Dua kakak beradik ini benar – benar lucu yaa...

====================================================================================

Haruto sedang memilah pakaian yang akan dikenakannya esok hari saat terdengar ponselnya berdering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto sedang memilah pakaian yang akan dikenakannya esok hari saat terdengar ponselnya berdering. Dilihatnya Mashiho lah sang penelpon itu. Dengan tatapan berbinar, dia angkat panggilan dari sahabatnya itu...

"Bagaimana?"

"Katakan dulu apa imbalan untuk konsultasi ini?"

"Yaishhh, kau kan sudah janji membantuku..."

"Jadi maksudmu ini semua secara sukarela? Hohoho... baiklah, aku akhiri panggilan ini.."

"Mashi, sahabatku yang paling tampan se-antero Tokyo, aku akan mengabulkan semua permintaanmu jika guruku benar – benar jadi pacarku"

"Wah, dasar bocah gila. Jadi kau tidak main – main dengan gurumu?"

"Tentu saja aku serius, Baka. Aku akan jadi seorang pria dewasa yang keren dan tampan, tidak mungkin main – main"

" Ya ya... terserah lah, aku sudah tanya pada kakak ku. Dia bilang kau harus ajak dia nonton film"

"Begitukah? Jenis film apa yang kakakmu rekomendasikan?"

"Ajak dia nonton film komedi. Jangan coba – coba kau ajak dia nonton film romantic di awal. Hubungan kalian akan jadi canggung"

"Oke, aku mengerti. Terima kasih bro. Tidak akan kulupakan jasa baikmu."

"Ingat, kau akan mengabulkan semua permintaanku"

"Tentu saja, nah sudah dulu Mashi, bye"

Haruto membuka aplikasi cinema di ponselnya. Dilihatnya beberapa film yang sedang tayang. Pilihannya jatuh pada Jumanji : The Next Level yang tayang di jam 7 malam. Dia tersenyum puas, sangat yakin bahwa rencana pendekatan pertamanya ini akan sempurna.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Ohayou, Minasan!!!

Saya update lagi kali ini. betul – betul ide itu mudah muncul saat hujan turun yaa... hahaha :D

Sejujurnya saya tiba – tiba terpikirkan ide cerita lain yang entah bagaimana telah berkembang cukup pesat diotak saya. Tapi saya memutuskan untuk focus pada cerita ini dulu. Dan sebetulnya saya tidak cukup yakin bahwa Lisa akan berakhir dengan Hiroshi. Bagaimana menurut kalian??

Sekali lagi, terima kasih banyak sudah membaca cerita ini. Saya sangat bersyukur melihat pembaca semakin banyak setiap hari... Arigatou ^^

I Love You in JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang