Confession

544 97 8
                                        

"Lisa..."panggil Hiroshi tajam. Dia berjalan mendekati keduanya dengan tatapan mematikan.

"Hiro, tolong bantu aku mencari UKS. Taeyong terluka. Dia menolongku yang hampir jatuh dari tangga tadi. Lihatlah, pelipisnya tidak mau berhenti mengeluarkan darah."

Hiroshi yang mendengar hal itu, seketika hilang amarahnya. Ditatapnya Taeyong untuk mengecek keadaannya. Dan benar saja, ada luka gores cukup dalam dipelipisnya. Dia menoleh ke arah Lisa. memastikan bahwa tidak ada luka juga disana.

"Apa kau baik – baik saja Lisa? Tidak ada yang terluka atau terasa sakit?" ujar Hiroshi cemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau baik – baik saja Lisa? Tidak ada yang terluka atau terasa sakit?" ujar Hiroshi cemas.

"Aku baik- baik saja berkat Taeyong. Bisakah kita bergegas mencari UKS, Hiro?" pinta Lisa kembali. Dia sangat khawatir melihat darah tidak berhenti merembes.

"Barusan aku chat Arata, katanya ada klinik di samping auditorium ini. Hey bro, apa kau baik – baik saja? Kau bisa berjalan?" Tanya Hiro kepada Taeyong.

" Yah, aku bisa berjalan dengan baik. Tapi kurasa aku perlu dipapah karena sedikit pusing sekarang. Lisa, bisakah..."

"Aku yang akan memapahmu. Jika perlu, aku juga bisa menggendongmu!" potong Hiroshi seraya tersenyum sinis ke Taeyong. Sudah cukup dia tersiksa selama dance mereka tadi. Dia tidak akan memberikan celah sedikit pun mulai dari sekarang.

"Ayoo segera kita ke klinik, aaaah!!" teriak Lisa seraya memegangi pergelangan kakinya. Akibat insiden tadi, rupanya kaki Lisa terkilir.

"Lisa, apa kakimu terkilir? Coba kuperiksa sebentar!" ujar Hiroshi panik. Dilihat pergelangan kakinya dan benar saja, kedua - duanya terlihat membengkak.

"Cepat naik ke punggungku, Lisa!"

"Tapi Hiro..."

" Apanya yang tapi? Lihat kakimu! Itu akan tambah parah jika kau memaksa untuk berjalan sendiri. Atau kau ingin aku membopongmu?"

Lisa yang mendengar hal itu, hanya bisa mengangguk pasrah. Dia tahu jika dipaksakan berjalan, kakinya justru akan semakin parah. Di naikinya punggung Hiroshi seraya mengeratkan tangannya keleher pemuda itu.

Hiroshi mengeratkan tangannya kebelakang, untuk menopang tubuh Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiroshi mengeratkan tangannya kebelakang, untuk menopang tubuh Lisa. Dia bergegas menuruni tangga seraya mengamati Taeyong yang berjalan mendahului. Beruntung saat itu, Arata dan Keita datang menyusul.

"Astaga, apa yang terjadi??? Lisa apa kau baik – baik saja?? Taeyong bagaimana keadaanmu? Lukamu sepertinya perlu jahitan. Ayo ikut aku Taeyong, kita pergi ke rumah sakit terdekat." Kata Arata seraya mengecek keduanya.

" Kalau begitu, Arata tolong bawa Taeyong ke rumah sakit terdekat. Sementara, aku akan mengurus Lisa di klinik. Kakinya perlu dikompres. Keita, tolong kembali ke backstage dan bilang pada anak – anak Treasure bahwa terjadi insiden. Belikan mereka makanan juga ya"

Arata dan Keita mengangguk,tanda mengerti. Arata segera memapah Taeyong dan bergegas menuju mobilnya. Sementara Keita masih sempat berbisik ke arah Lisa.

"Jika kau tiba – tiba diserang Hiroshi dan merasa tidak mampu melawan. Hubungi aku ya! Aku akan segera datang menyelamatkanmu!"

"Aku bisa mendengarmu sobat..." Ujar Hiroshi dengan tatapan tajam

Keita yang tahu Hiroshi merasa kesal, hanya bisa nyengir kuda sembari berjalan menuju backstage. Sementara Hiroshi, bergegas berjalan menuju Klinik.

Tidak berapa lama dia pun menemukan klinik itu. Ruangannya tidak terlalu lebar. Namun, fasilitasnya lengkap dan sangat bersih. Hiroshi menurunkan Lisa dengan hati – hati diatas ranjang klinik. Dia melepaskan kedua boots gadis itu dengan teliti.

" Lisa berbaringlah. Aku akan menaruh beberapa bantal disini untuk meninggikan kakimu. Setelah itu, baru akan ku kompres dengan air es."

Lisa hanya mengangguk. Dia sedang merasakan nyeri yang sekarang semakin terasa. Seraya berbaring, Lisa melihat Hiroshi yang begitu cekatan mempersiapkan kompresan dinginnya.

Setelah semuanya siap. Hiroshi kemudian meletakkan kain kompresan berisi es batu keatas kaki gadis itu.

"Apa terasa begitu nyeri? Apa sebaiknya kita pergi kerumah sakit?"

"Tidak, Hiro. Ini sudah cukup. Aku yakin ini akan segera membaik."

"Seandainya tadi aku lebih cepat kesana.."

"Tapi kan sekarang kau sudah disini..."

"Tapi, seharusnya aku yang menolongmu tadi, Lisa..."

"Sekarang pun juga kau sedang menolongku, Hiro. Dan aku lega kau orangnya. Bukan yang lain."

Hiroshi yang mendengar hal itu pun, menoleh kearah Lisa. dia mendudukan dirinya, mendekati jarak sang gadis.

"Terima kasih karena telah memaafkanku Lisa. Aku berharap mulai sekarang kau dapat selalu mengandalkanku. Aku tidak akan pernah mengecewakanmu lagi."

"Melihatmu seperti ini, aku jadi sangat penasaran. Kenapa dulu kau meninggalkanku? Apa kau mau menceritakannya sekarang padaku? Apa yang terjadi 6 tahun lalu..."

Hiroshi menghela napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiroshi menghela napas. Seraya menggenggam tangan  Lisa, dia memulai kisah masa lalunya...

I Love You in JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang