chapter 53

1K 98 57
                                    

CHAPTER 53

ANGELARRA’S P.O.V

“My condolences” I had nightmare with those words…

Tapi sialnya I can’t remember where I heard those words…

The loss of our twins had a painful impact on me… I became a closed person during my time of grief…

Malam saya terbangun dan menangis teringatkan betapa gembiranya Sydney menanti kelahiran our twins… I not only mourn for myself, but I mourn for Sydney…

Bila saya terbangun malam, saya mendapati Sydney sedang tidur berduduk di kerusi hospital dengan kepala dia atas katil saya… saya menangis melihat keadaan Sydney… saya mengusap rambut dia dengan perasaan cinta…

“I love you, sayang…” saya membisik… “I’m so sorry I couldn’t keep our babies alive…”

Bila Bella datang melawat saya, dia memeluk saya yang hanya mampu menatap dia dengan penuh hiba…

“get well fast, Rara…” Bella membisik sambil memeluk saya… “banyak saya mau story kau ni nanti…”

Hahaha… Bella… selalu saja banyak story…

Again, my condition saya minta mom and dad to tell everyone to keep it from Kimmy… saya tidak mau Kimmy risau… my condition cuma akan mengacau her wedding plans saja nanti… I still plan to be her Maid of Honour… or maybe Maiden of Honour…

Saya cuba mengingat kembali masa saya keguguran at the café eventhough it hurts so much to even think about it…

But my memory was too blurry… I only remembered the aching, burning pain so well…

I also remembered before the pain was Lilia… and my memory only brought me back to when minuman panas si Lilia tertumpah atas paha dia… and she screamed…
“help! help! help me! Rara!”

Saya tidak menyalahkan Sydney di atas kehadiran Lilia… dan saya tidak menyalahkan any of the Robinsons… tapi saya masih sangat sakit hati dengan Thania… saya cuba menepis perasaan saya terhadap Thania, but I just can’t…

Saya tidak pun boleh memandang muka dia bila dia datang melawat saya… I flinched when she tried to touch my hand… lantas saya memaling ke arah Sydney…

“get her out…” suara saya serak, penuh emosi…

Sydney tidak membantah, but I know Sydney pun tidak mau menyakitkan hati Thania… saya nampak Sydney macam buat eye contact dengan Holland sambil menggelengkan kepala dia… Holland got the signal dan langsung membawa Thania keluar…

Sempat Thania berkata sebelum dia dibawa keluar…
“I wish you’ll get well soon, Rara… there will be more babies to come…”

FUCK YOU! dalam hati saya memaki… I can feel hot tears burning in my eyes… more babies?

I know Sydney and I did not plan for our twins, but it wasn’t entirely an accident that I got pregnant… kami tidak merancang, tapi kami juga tidak menolak rezeki yang Tuhan bagi kami… 

Saya terbayang-bayang saat Sydney kegembiraan setelah mengetahui yang saya pregnant… tambahan lagi with twins… hari-hari yang dia mengusap dan mencium perut saya… he could have been the best daddy for all our children… I mourn so much for those happy moments…

And the next night setelah saya keluar dari the washroom, I whispered to Sydney while he was sleeping on the sofa…

“I promise… you’ll be a daddy, sayang…” saya mengucup lembut kudou Sydney tanpa dia sedar… saya menahan godaan untuk melumat bibir dia…

The 10th Commandment Where stories live. Discover now