BAB 9

8.2K 539 6
                                    

Setelah acara lamaran dadakan itu akhirnya sebulan kemudian dilangsungkan akad nikah Anindia dan Ardi. Anindia tidak bisa menutupi kegugupannya hari ini, hari ini akan menjadi hari yang paling bersejarah dalam hidupnya. Dinikahi oleh orang yang ia sukai, tidak pernah terbayangkan olehnya saat ini ia akan menikah. Karena sudah lama menjomblo sudah pasti Anindia gugup setengah mati.

Jodoh itu rahasia ALLAH, berkali-kali Anindia di jodohkan dengan seorang pria namun berkali-kali juga perjodohan itu tidak berhasil. Berkali-kali menjalin hubungan karena memang tidak berjodoh maka hubungan itu pun hanya tinggal kenangan.

Dan saat untuk pertama kali membuka hati kembali pada seseorang, cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Cintanya akan berlabuh hingga ke pelaminan.

"Apakah ini hanya mimpi?" Tanya Anindia pada dirinya sendiri, lalu mencubit pipinya sendiri.

"Auuuu.. sakit, jadi ini kenyataan" Anindia tersenyum.

MUA yang memperhatikan tingkah Anindia tadi seketika terkekeh geli.

"Mbak, mbak gak mimpi kok ini kenyataan. Saya ini nyata loh mbak. Ckckck" ujar mbak MUA.

Anindia pun seketika malu mendengarnya. Akhirnya Anindia selesai di make up, ia tidak sabar menunggu kedatangan calon suaminya. Walaupun ia sangat gugup ia juga sudah sangat tidak sabar untuk bertemu pria yang akan menjadi imam untuknya kelak.

Kakak Anindia pun masuk ke dalam kamar pengantin. "Dek.. mas mu uda dateng itu. Gak pengen ketemu gitu? Mana tau kangen."

"Ah.. kakak ini jangan godain aku deh.. bikin aku malu aja." Pipi Anindia seketika merah seperti tomat, blush on nya yang sudah merah dan akan semakin merah merona.

Anindia yang menikah melangkahi kakak perempuannya seketika sedih melihat kakaknya, ia hanya bisa meminta maaf karena sudah melangkahi kakaknya. Harusnya kakaknya duluan yang menikah akan tetapi kakaknya ikhlas jika adiknya yang bertemu dengan jodoh duluan. Karena jodoh itu sudah ada yang mengaturnya, mungkin saat ini jodoh adiknya sudah ketemu. Ia tidak lupa berdoa untuk kakaknya agar setelah ini ia akan bertemu dengan jodohnya kelak.

Penghulu pun sudah hadir di kediaman Anindia. Tinggal melaksanakan ijab qabulnya saja.
Ardi yang saat ini tengah gugup di goda oleh pak lurah.

"Jangan gugup gitu dong Ardi, kali kedua juga. Kan uda pengalaman. Ckckckck" ujar pak Lurah.

Ardi yang mendengar banyolan pak lurah hanya bisa meringis senyum.

"Iya pak, tp tetep aja kan kali pertama untuk Anindia nya. Jadi ya saya gugup gitu." Jawab Ardi.

"Ini gugup ijab qabul, apa gugup soal malam pertama nanti di" goda pak lurah.

Seketika yang ada disitu pun tertawa terbahak-bahak.

Dengan entengnya Ardi menjawab.
"Ah pak lurah ini,meski sudah lama tidak pernah lagi. kalo soal itu saya masih berpengalaman. Ckckckck" jawab Ardi santai.

Setelah suasana menjadi cair dan Ardi pun sudah tenang, tidak gugup seperti sebelumnya.
Akad nikah pun akan dilaksanakan dipimpin oleh ayah Anindia.

Ayah Anindia menjabat tangan calon menantunya tersebut sambil mengucapkan.

"Bismillahirahmannirahim.. ananda Bambang Ardi Harsono bin Reynal Askara Harsono saya nikahkan engkau dengan anak saya yang bernama Anindia Putri dengan mas kawinnya berupa seperangkat alat sholat dan emas 30gram. TUNAI"

"Saya terima nikahnya Anindia Putri binti Rizaldi dengan mas kawinnya tersebut. TUNAI" dengan lantang Ardi mengucap ijab qabul dengan sekali tarikan nafas.

penghulu.
"Apakah SAH"

Saksi dan semua orang mengucap.

"SAAAAAAAAHHHH"

CINTA DARI GADIS BIASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang