Anindia Putri gadis berumur 28 tahun yang hidupnya biasa-biasa saja. Ia tinggal di sebuah kota kecil yang aman dan tentram. Tidak ada pencopet, begal atau pun anak2-anak sekolah yang suka tawuran. Hanya saja untuk kemajuan kota pasti akan jauh tertinggal dari pada di kota besar yang lebih banyak peluang dalam hal apa pun.
Anindia lulusan ilmu pendidikan dan berkuliah di universitas daerahnya, ia ingin berkuliah di luar kota tapi dikarenakan tidak mendapatkan izin dari orang tuanya. Anindia mengubur keinginannya untuk berkuliah diluar kota.
Tapi saat ini anindia tidak bekerja ia hanya dirumah saja mengurus peternakannya. Hidupnya memang keras, ia tidak bisa hidup seperti orang lain yang dengan mudahnya untuk mendapatkan segala yang diinginkan.
Ia bukan anak orang kaya jadi dia cukup tau diri untuk tidak mementingkan keegoisan sesaat.Ia cukup berhemat dalam segala hal termasuk untuk sandangnya. Contohnya membeli baju setelah baju sebelumnya sudah tidak layak pakai, membeli tas setelah tas sebelumnya rusak, bahkan mengganti handphone setelah pemakaian 5 tahun. Jika orang lain bisa dengan mudahnya untuk mengganti sesuatu yang baru dengan yang lebih baru, tidak dengan anindia. Ia harus berfikir ulang untuk melakukan hal itu.
Dalam hal percintaan Anindia sudah cukup muak dan lelah. Pasalnya dalam hal percintaan Anindia selalu gagal dan gagal. Cinta bertepuk sebelah tangan bahkan jadi korban dari perselingkuhan. Dan yang terakhir ia dijanjikan menikah namun ditinggal pergi ke wanita lain. Sungguh miris memang, maka dari itu Anindia sudah jera mencari pacar. Ia hanya ingin jika ada seorang pria yang menyukainya dan ingin serius, ia akan mencoba membuka hatinya kembali setelah bertahun-tahun menjomblo.
Akan tetapi hingga saat ini Anindia belum menemukan seseorang yang seperti itu. Menyukainya tanpa syarat dan berani datang kerumah untuk memintanya kepada orang tuanya.
Sebulan yang lalu melalui bocah laki-laki yang ia temui di pesta pernikahan, ia bertemu seseorang yang membuat hatinya berdegup kencang. Ia jatuh cinta lagi. Tapi kenyataan menyadarkannya bahwa cinta itu salah, cinta itu pada orang yang salah. Karena ia berfikir pria itu pasti tidak sendiri, ada bocah laki-laki di genggamannya yang sudah pasti ada wanita yang menjadi ibu dari bocah laki-laki itu.
Anindia patah hati, tapi tidak mengapa dari pada ia harus mencintai milik orang lain. Lebih baik dia memilih untuk patah hati saat itu juga.
Saat ia sadar akan dirinya siapa, tapi cinta itu semakin mendekat padanya. Semakin memperlihatkan dirinya. Semakin menunjukkan dirinya ada.
Apa yang harus aku lakukan dengan hatiku. Semakin ku berusaha untuk menghindar kenapa malah cinta itu semakin mendekat.
Melalui bocah yang sama cinta menunjukkan dirinya lagi.
Melalui bocah itu juga Anindia akhirnya merasa percaya diri jika cintanya kali ini tidak salah sasaran. mengetahui bahwa pria itu sudah sendiri, istrinya meninggal 2 tahun yang lalu. Maka menurutnya menaruh hati pada pria itu tidak akan salah.Anindia yang merasa ada kesempatan. Detik itu juga merasa hancur setelah mendengar percakapan ayahnya soal ada pria yang ingin dijodohkan dengannya. Ayahnya memaksa ia untuk bertemu dahulu dengan pria itu. Dengan terpaksa Anindia mengiyakan permintaan ayahnya.
***
Semua sudah berkumpul di ruang tamu rumah Anindia untuk membahas soal perjodohan.
Pak lurah ingin menyampaikan sepatah dua patah kata. Lantas Anindia yang teguh dengan pendiriannya tidak ingin di jodohkan langsung angkat bicara."Maaf pak lurah saya.." belum selesai a
Anindia bicara.Ardi langsung memotong pembicaraan.
"Maaf pak lurah, Anindia, dan pak Rizal ada yang ingin saya sampaikan saat ini."
Jadi nama ayahnya Anindia itu Rizaldi.Semua terkejut mendengar Ardi yang kini tengah berbicara. Begitu juga dengan Anindia yang begitu kaget dan penasaran apa yang ingin Ardi sampaikan.
Apakah Ardi akan seperti di novel-novel? Yang tiba-tiba mengatakan akan memperjuangkan cintanya?
"saya tidak setuju dengan perjodohan ini, saya tidak rela wanita yang saya cintai menikah dengan pria lain"
Anindia yang sedang berhalu ria tanpa sadar mengeleng-,
gelengkan kepalanya sendiri, karena menganggap itu tidak mungkin.Lalu tiba-tiba ayah Anindia kaget melihat anaknya menggeleng-gelengkan kepala sambil berkata.
"Nin.. kamu serius tidak menerima nak Ardi sebagai suamimu? Kamu yakin?bukanya tadi kamu bilang sama ayah nak Ardi itu tampan?" Ujar ayahnya Anindia.Anindia yang bingung semakin bingung dengan perkataan ayahnya.
"Maksud ayah apa, kok pak Ardi jadi suami Anin.. kan bukan pak Ardi yang dijodohkan sama Anin" ujar Anindia yang kebingungan.
"Nduk.. nduk.. jadi tadi kamu geleng-geleng kepala kenapa nduk? Bukankah itu artinya kamu menolak?"
"Menolak apa ayah, tadi anin cuma sedang berkhayal aja kok tadi."
Sampai detik ini pun Anindia tidak menyadari apa pun, ia masih berfikiran bahwa bukan Ardi yang di jodohkan dengannya. Karena ia sibuk berhalu ria , dia tidak mendengar apa pun yang Ardi sampaikan sebelumnya.
Namun setelah kewarasannya kembali dengan entengnya Anindia bertanya kepada pak lurah.
"Pak lurah, siapa pria yang ingin bapak jodohka. dengan saya kok dari tadi tidak menunjukkan dirinya." Tanya Anindia heran.
Lalu Anindia yang tidak sabar untuk mendengar penjelasan pak lurah menunjuk beberapa pria yang ada di hadapannya.
Apakah yang ini atau yang itu?Dengan serentak semuanya menunjuk ke arah Ardi.
"Yang ini Nin yang mau dijodohkan sama kamu" kata pak lurah.Anindia yang kaget seketika menutup mulutnya sendiri. Ia tidak bisa berkata apa pun. Ia menatap Ardi dengan wajah terkejut.
Ardi yang hanya tersenyum melihat tingkah Anindia itu semakin ingin tertawa terbahak-bahak.Lantas ayah pun menanyakan kembali perihal mau atau tidak anindia menerima ardi untuk menjadi calon suaminya.
"Gimana Nin?? Ayah tanya sekali lagi, apa kamu mau menerima nak Ardi sebagai calon suamimu?" Tanya ayah Anindia untuk memperjelas semuanya.
"Ya ALLAH ya ROBBI beneran ini kenyataan?? Apa ini cuma mimpi? Tapi gak mungkin ini mimpi" gumam Anindia di dalam hati.
Anindia pun mengiyakan dengan anggukan kepalanya.
Dan semua yang ada disitu mengucapkan "alhamdulillah"***
Dibelahan dunia lain, ceilah dunia lain memang nya film horor..ckckck
Ada seseorang yang patah hati karena perjodohannya di tolak mentah-mentaj oleh Ardi.
Sudah lama bermimpi untuk bisa menjadi nyonya Ardi, kini ia harus mengubur dalam-dalam niatnya itu.
Akan tetapi bukan Alisa namanya jika harus menyerah saat ini juga.
Meski Ardi memiliki pacar bahkan istri sekalipun, ia tidak akan pernah berhenti untuk mendapatkan hati seorang Bambang Ardi Harsono.Cinta yang selama ini ia pendam dan rasakan sendirian sudah saatnya untuk mendapatkan balasannya. Mau atau tidak ia akan berjuang mendapatkannya bahkan dengan cara apa pun itu.
"Tunggu saja mas Ardi, kau akan ada di genggamanku. Aku pastikan hari itu akan datang dan kau akan bertekuk lutut meminta cintaku." Alisa dengan kesombongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DARI GADIS BIASA [END]
RomanceBukan menjadi satu-satunya yang belum menikah namun Anindia selalu menjadi bahan untuk dipaksa menikah. Selalu di jodoh-jodohkan membuat Anindia muak. Mendadak pak lurah dikampungnya ingin menjodohkan Anindia dengan kerabatnya namun perjodohan kali...