Hari dimana mereka di undang makan malam di kediaman Alisa pun tiba. Malam ini Anindia sudah bersiap-siap, ia mengenakan gaun panjang yang menutupi seluruh tubuhnya dan ia mengenakan high heels yang senada dengan warna bajunya. Tidak lupa ia membawa tas jinjing yang cocok dengan pakaian yang ia kenakan.
Tidak ada kesan mewah, ia cukup sederhana dalam memilih pakaian. Yang ia kenakan pun pakaian yang ia bawa dari rumahnya. Karena hingga saat ini anindia belum pernah sekali pun membeli pakaian baru. Mungkin karena dia jarang keluar rumah jadi ia malas untuk membuang-buang uang hanya untuk beli baju. Toh baju yang ia punya masih layak untuk digunakan.
"Mas.. mas uda siap?" Tanya Anindia.
"Bentar sayang.. ini lagi pakai baju." Jawab Ardi yang masih ada di ruang khusus pakaian.
"Aku ke bawah dulu ya mas.. mau liat Arkan" ujar Anindia.
"Iya sayang.."
Anindia pun segera turun kebawah untuk memastikan putra nya sudah selesai mengenakan pakaiannya.
"Anak bunda uda siap belum?" Tanya Anindia.
"Bentar lagi bunda.. ini mbak Maya masih pakein aku baju bunda" jawab Arkan.
Akhirnya Arkan pun selesai berpakaian.
"MasyaALLAH anak bunda kok ganteng banget sih.. sini bunda cium dulu. Muahh" ujar Anindia sambil mencium gemas Arkan.
"Bunda baru tau kalo Arkan ganteng? Bunda kemana aja m sih kok baru nyadar.." jawab Arkan menyilangkan tangannya di dada.
"Hahahaha.. iya iya sayang.. bunda uda tau kok anak bunda ini uda ganteng dari lama." Anindia pun geleng-geleng dengan kepedean putranya itu.
Ardi pun terlihat sedang menuruni tangga.
"Jangan Arkan aja yang dibilang ganteng, papa nya juga gak kalah loh ini" ucap ArdiAnindia pun menoleh saat Ardi tiba-tiba sudah ada di bawah. Anindia pun kaget melihat suaminya hari ini begitu tampan. Ia mengenakan kemeja dengan warna senada dengan pakaian Anindia. Anindia kaget, seolah mereka janjian menggunakan pakaian dengan warna senada. Persis kayak lagi lebaran pakai pakaian senada.
"Jangan di liatin mulu.. nanti makin jatuh cinta sama mas kapok" goda Ardi.
"Ihh.. mas kepedean banget.."
"Beneran nih gak bakal jatuh cinta sama mas?" Ardi pun semakin menggoda Anindia.
Anindia yang di goda pun semakin malu, wajahnya memerah seperti tomat.
"Uda ihh mas.. jangan godain aku terus.. maluu tau" ujar Anindia kesal.
Mereka pun segera berangkat ke kediaman Alisa, jarak rumah mereka dengan rumah Alisa memang cukup jauh. Ardi pun tiada hentinya memandang Anindia yang duduk disampingnya. Ia heran kenapa Anindia begitu manis hanya dengan menggunakan pakaian sederhana seperti itu.
"Mas kenapa liatin aku terus sih mas.. ada yang salah di wajah aku ya? Apa lipstiku ketebelan?" Tanya Anindia panik.
"Engga sayang.. gak ada apa-apa.. gak ada yang aneh.. mas cuma mau mandangin kamu aja.. hehehe" jawab Ardi.
Namun sosok yang duduk di tengah-tengah mereka pun serasa jengah mendengar gombalan papa nya terus sedari tadi.
"Papa... bisa gak sih papa itu jangan ngegombal mulu.. pipi bunda itu uda merah hampir meledak.." ujar Arkan mengomel.
Ardi yang mendengar itu pun kesal, putranya ini susah di ajak kompromi. Kan papa nya pengen gombalin bundanya terus masa gak boleh.
Anindia yang juga mendengarnya pun langsung tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DARI GADIS BIASA [END]
Roman d'amourBukan menjadi satu-satunya yang belum menikah namun Anindia selalu menjadi bahan untuk dipaksa menikah. Selalu di jodoh-jodohkan membuat Anindia muak. Mendadak pak lurah dikampungnya ingin menjodohkan Anindia dengan kerabatnya namun perjodohan kali...