Acara pesta sederhana yang disiapkan Ardi untuk Anindia berjalan dengan lancar. Kini mereka tengah mengantarkan tamu yang akan segera pulang.
"Mbak Anindia.."
Alisa berjalan menghampiri Anindia yang tengah sibuk berpamitan dengan para tamu.
Anindia menoleh ke arah Alisa lalu menoleh ke arah suaminya. Ardi mengkode agar Anindia menghampiri alisa dulu biar tamu Ardi yang handle."Sebentar ya mas.." ucap Anindia.
Ia lalu menghampiri Alisa yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Sini yukk duduk dulu.." ajak Anindia."Mbak.. aku mau minta maaf.." ucap Alisa tulus.
"Mau minta maaf karna uda nyulik aku ya??" Tanya Anindia.
"Ya termasuk itu juga mbak.. hehehe" Alisa tersenyum.
"Udaaahhh.. gapapa.. aku juga minta maaf ya Alisa karna uda berfikiran buruk sama kamu.." ucap Anindia sambil mengenggam tangan Alisa.
"Mbak gak salah kok.. justru aku yang banyak salah sama mbak.."
"Alisa yang berlalu biarlah berlalu.. kita anggap semuanya sudah selesai ya.. yang terpenting sekarang sama-sama kita jaga hubungan baik ini ya.. gimana? Kamu mau? Mau jadi temen aku?" Ucap Anindia meyakinkan Alisa.
"Beneran mbak masih mau berteman dengan aku? Mbak gak merasa risih sama aku?" Ujar Alisa lagi.
"Hahahaha risih kenapa coba.. kamu kan bukan saingan aku lagi Alisa.. hehehehe maaf aku becanda.." ucap Anindia terkekeh.
"Makasii ya mbak uda mau maafin aku.." ujar Alisa merasa bersyukur.
"Eh.. siapa bilang aku uda maafin kamu.."
Alisa kaget mendengar Anindia belum memaafkannya."Kecuali kamu mau sering main kerumah aku.. aku sering kesepian loh dirumah gak ada temennya.."
Alisa langsung tersenyum sumringah saat Anindia berkata ia diminta sering main kerumah mereka."Aku mau mbak.. aku mau.." jawab Alisa girang.
"Yauda kalo gitu.. makasii yaa Alisa uda mau ikut andil dalam drama penculikan yang di sutradarain mas Ardi.. lama-lama mas Ardi jadi sutradara aja deh.. ckckckck" ucap Anindia.
Mereka berdua terkekeh geli saat menceritakan kembali cerita yang sebenarnya tentang drama penculikan itu. Ardi yang melihat dari kejauhan menyunggingkan senyumnya melihat istrinya yang berbesar hati untuk memaafkan segala kesalahan yang pernah dilakukan oleh Alisa.
"Mas merasa beruntung, mas gak salah pilih istri.. kamu yang memang pantas mendampingi mas dan cuma mas yang pantas mendampingi kamu.. terimakasih karena telah menjadi istri yang sempurna untuk mas dan ibu yang baik untuk anak-anak kita." Gumam Ardi.
***
Mereka semua telah sampai dirumah Ardi, keluarga Anindia juga di boyong ke kediaman mereka.
"MasyaALLAH nak.. besar sekali rumah kalian.." ucap ayah Anindia yang terkesima melihat begitu besarnya rumah yang ditinggali Anindia.
"Alhamdulillah ayah.. menantu ayah itu orang kaya raya.. hehehehe" ucap Anindia.
"Nin halaman sebesar ini cuma di jadikan taman aja?" Tanya ayah Anindia yang heran dengan halaman seluas itu hanya di jadikan taman.
"Kan biar keliatan asri yah ada tamannya.. dibelakang juga ada taman lagi.."
"Kenapa gak dibikin kos-kosan aja Nin tanah selebar ini.. atau dibuat kandang sapi sama kandang kambing kayak dirumah kita.. kan lumayan Nin tanah selebar ini malah di anggurin."
"Ahahahaha ya gak bisa di samain sama rumah kita dong yah.. ini kan di komplek perumahan elit.. gak mungkin ada kandang sapi juga kandang kambing apalagi kos-kosan ayah.." jawab Anindia terkekeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DARI GADIS BIASA [END]
RomanceBukan menjadi satu-satunya yang belum menikah namun Anindia selalu menjadi bahan untuk dipaksa menikah. Selalu di jodoh-jodohkan membuat Anindia muak. Mendadak pak lurah dikampungnya ingin menjodohkan Anindia dengan kerabatnya namun perjodohan kali...