BAB 15

7.2K 404 1
                                    

Setelah perbincangan singkat mereka semalam, mereka berdua tidur dengan nyenyak. Ketika sudah mendekati subuh, Anindia bangun lebih dahulu. Ia membangunkan suaminya untuk bersama-sama menunaikan shalat subuh.

"Mas.. bangun mas, uda subuh.. yuk.. kita shalat dulu." Anindia mengoncangkan tubuh Ardi. Namun Ardi pun belum manampakkan diri untuk bangun.

"Mas... cepetan mas bangun." Semakin keras Anindia memanggil-manggil suaminya.
Tapi tidak juga bangun saat Anindia akan beranjak dari tempat tidurnya, ia langsung terhuyung jatuh ke pelukan suaminnya.

"Mas uda bangun? Kok diem aja pas aku bangunin" ucap Anindia kesal.

"Biar, itu hukuman buat kamu.."
Balas Ardi.

"Hukuman? Memangnya aku salah apa sama mas?" Anindia terheran-heran

"Semalem kamu tinggal tidur mas, padahal mas semalem mau minta jatah. Kan kesel jadinya gak dapet jatah" Ardi pun memanyunkan bibirnya.

"Yaampun mas.. jadi karna itu mas ngambek? Kayak gak ada hari esok aja sih mas." Anindia terkekeh.

"Tuh kan kamu ngejek mas.. dosa loh ngejek suami."

"Ehh.. engga mas.. engga.. maaf, ya.. ya.. maaf ya suamiku yang manja. Muaaahhh"

Ardi yang mendapat serangan ciuman di pipi pun langsung luluh dengan sikap manja istrinya.

"Oke.. mas maafin karna kamu uda kasih mas morning kiss.. tapi soal jatah gak akan ada ampun ya buat kamu.. Semalam suntuk mas bakal lahap kamu"

"Ampuunn mas.. ampun.. ckckckck" Anindia dan Ardi pun sama-sama terkekeh.

Mereka pun segera menunaikan shalat subuh.
Selesai shalat Anindia langsung turun ke bawah untuk membangunkan putranya.

"Pagiii anak bunda.. yukk bangun sayang, uda pagi.. kamu harus berangkat sekolah" ucap Anindia sambil menepuk pantat Arkan.

"Sebentar lagi bunda.. Arkan masih ngantuk banget ini"

"Kalo Arkan gak mau bangun, bunda gak mau nemenin Arkan ke sekolah hari ini." Ancam Anindia.

Arkan yang mendengar ancaman bundanya. Langsung duduk tegap di tempat tidur.

"Arkan uda bangun bundaaaa" Arkan nyengir.

"Nah gitu dong baru anak bunda."
Cup. Anindia mencium kening Arkan.

"Yukk sayang kita mandi."

"Let's go bunda"

Selesai memandikan putranya, Anindia melanjutkan mengurus segala keperluan suaminya.

"Mas.. mas uda mandi?" Tanya Anindia.

"Mas belum mandi ini... mandiin mas yaa.. ya..." ucap Ardi manja.

"Gak mau.. mas uda gede, mas bukan anak kecil kayak Arkan." Tolak Anindia.

"Kok gitu sih.. kamu cuma mau mandiin Arkan aja.. mandiin mas gak mau. Ngambek ini mas." Ardi pun menutup selimut ke seluruh wajahnya.

Anindia pun heran dengan tingkah manja suaminya ini. Semakin hari ada aja tingkahnya. Di dalam rumah sebesar ini ia harus mengurus dua bayi besar, untung di rumah ini sudah ada pelayan yang mengurus pekerjaan masing-masing. Jika semua di urus oleh Anindia, sudah pasti Anindia akan pingsan karena kelelahan.

Melihat suaminya yang ngambek gak berhenti-berhenti akhirnya Anindia yang mengalah.

"Yauda.. yukk sini aku mandiin mas.. uda jangan ngambek lagi"

"Beneran? Gak bohong kan? Tapi mas maunya kamu ikut mandi bareng mas"

"ALLAHUAKBAR.. ini memang tujuannya mas Ardi ini ngejebak aku. Ujung-ujungnya gak cuma mandi ini." Batin Anindia.

CINTA DARI GADIS BIASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang