Di sebuah restaurant Alisa duduk seperti sedang menunggu seseorang, wajahnya terlihat begitu bahagia. Seolah sedang menunggu kedatangan kekasihnya.
"Udah lama al?" Tanya Ardi yang baru sampai di restaurant.
"Eh.. mas uda datang.. aku juga baru nyampe kok.. duduk mas" Ujar Alisa tersenyum.
Ardi pun duduk di hadapan alisa, padahal Alisa menepuk kursi di sampingnya.
Alisa yang kecewa pun hanya bisa diam."Terus terang saja, apa maksud kamu menjebak saya alisa?" Tegas Ardi.
Alisa kaget mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Ardi. Ia pun gelagapan bingung menjawab pertanyaan Ardi.
"Maksud mas apa? Aku gak ngerti" Jawab Alisa mengelak.
"Saya tidak mau tau kamu ingin mengaku atau tidak. Itu bukan urusan saya. Tapi satu yang harus kamu tau Alisa, siapa pun yang ingin menganggu kehidupan saya.. saya tidak akan segan-segan untuk menghancurkannya. Permisi" ujar Ardi yang langsung beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Alisa.
Ardi pun meninggalkan Alisa yang terpaku sendirian di restauran. Air mata Alisa pun menetes menandakan hatinya sangat hancur mendengar ancaman dari Ardi, ia mengepalkan tangannya marah.
"Mas... sebegitu bencinya kamu padaku.. hingga dengan tega kamu mengancamku? Kamu lupa mas siapa aku?? Aku tidak akan bermain-maim dengan perkataanku mas. Lihat saja nanti apa yang bisa aku lakukan, kamu akan menyesal" gumam Alisa.
Amarah Alisa yang semakin menggebu-gebu.***
"Mbok Minah... dimana mbok?" Ujar Anindia memanggil mbok Minah.
"Iya non.. saya disini non, sebentar." Mbok Minah yang sedang di dapur pun segera menghampiri Anindia di ruang tamu.
"Iya non ada apa?" Tanya mbok Minah.
"Saya mau keluar mbok.. mau bertemu teman saya.. jadi nanti bilang sama Maya untuk jemput Arkan di sekolah ya mbok" pinta Anindia.
"Iya non..hati-hati non" ujar mbok Minah.
"Iya mbok.. saya pergi dulu" pamit Anindia.
Anindia pun meminta pak Marto untuk mengantarkannya kerumah teman Anindia semasa sekolah, Arandita saat ini tinggal di kota yang sama dengan Anindia. Karena dia juga harus ikut dengan suaminya, dulu saat Anindia masih dikampung halaman ia tidak pernah sempat untuk mengunjungi sahabatnya itu karena jarak yang jauh.
Dan sekarang mereka tinggal di satu kota yang sama. Namun baru hari ini Anindia menyempatkan diri untuk mengunjungi sahabatnya itu.
Tidak lupa Anindia berpamitan kepada suaminya, ia mengirimi Ardi pesan.*Istri Kepopers*
Mas, hari ini aku kerumah sahabatku ya mas. Arandita namanya, mungkin sore nanti aku pulangnya. Izin ya mas ganteng.Ardi pun membaca pesan yang dikirimkan Anindia, ia tersenyum dengan kata-kata terakhir yang ada di pesan istrinya itu.
*Suami Tajir*
Hati-hati ya sayang.. pergi sama pak Marto kan? Inget ya, ada mas mu dirumah jangan lupa.Anindia pun terkekeh membaca pesan dari suaminya. Memang nya dia amnesia sampe bisa lupa sama suami sendiri.
*istri kepopers*
Siaaap suamiku sayang. I love you.*suami tajir*
I love you too. Muahh.Ardi pun mengakhiri pesan singkat bersama istrinya, ia melanjutkan pekerjaannya agar segera selesai. Namun ia tidak lupa mememerintahkan orangnya untuk mengawasi kemana pun istrinya pergi.
Ia sadar kali ini dia tidak boleh lengah sedikitpun, ia sudah tau bahwa Alisa bisa saja sewaktu-waktu dapat menyakiti Anindia."Tolong awasi kemana pun istriku pergi, jangan sampai lengah sedikit pun. Tetap jaga jarak jangan sampai istriku mengetahui sedang di awasi" perintah Ardi kepada bodyguardnya.
"Baik tuan.." jawab bodyguard.
***
"Assalammualaikum Aran" ucap Anindia sambil mengetuk pintu rumah Arandita.
"Waalaikumsalam... Anin, kamu datang kok gak kasih kabar aku dulu sih." Ucap Arandita.
"Ihh gimana sih kamu Aran, ini kan surprise loh..hehehehe" jawab Anindia terkekeh.
Arandita pun meminta Anindia masuk ke dalam rumah, Anindia menyodorkan barang bawaan yang ia bawa untuk sahabatnya itu. Saat melihat baby yang lagi asik main di box nya, Anindia pun langsung menuju box baby nya Arandita.
"Hallo sayang.. akhirnya kita ketemu ya nak.. ini tante Anindia sahabat mama mu nak. Sini sini tante gendong" ujar Anindia sambil mengangkat baby nya Arandita dari box.
Arandita yang kembali dari dapur dengan membawa nampan yang berisi minuman dan cemilan pun langsung berceloteh.
"Akhirnya ketemu sama anak ya Nin.. semenjak dia lahir baru ini kamu bisa ketemu sama dia." Ucap Arandita.
Arandita memang menganggap Anindia itu juga ibu dari anaknya, karena mereka bersahabat.
"Eh iya gimana Nin setelah menikah, happy kan?" Tanya Arandita penuh selidik.
"Hahahahaha.. ya iya lah Ran, dapet suami tajir, dapet anak lagi.. gimana gak happy" Jawab Anindia pun terkekeh.
"Emang kamu gak mau punya anak yang lahir dari rahim kamu nin?" Ujar Arandita.
"Ya mau lah, kan pengen juga aku punya baby selucu ini" sambil noel-noel pipi babynya Arandita.
"Terus gimana sekarang uda isi belum?"
"Isi apa ran? Tahu isi?" Ucap Anindia santai.
"Isi baby lah Anin bego." Jawab Arandita kesal.
"Belum niih Ran.. doain aja ya, abis ini gue langsung hamil. Soalnya mas Ardi tiap malem minta jatah mulu dia. Mudah-mudahan langsung cepat jadi gitu" ujar Anindia.
Mereka pun menghabiskan waktu dengan mengobrol panjang, sudah lama mereka tidak ngobrol sepanjang ini. Karena biasanya mereka hanya mengobrol lewat chat.
Biasanya yang LDR itu sepasang kekasih, namun kali ini yang LDR itu sepasang sahabat.Anindia yang merasa waktu sudah semakin sore, ia pun berpamitan untuk segera pulang.
"Ran.. aku pamit ya, kapan-kapam aku main kesini lagi.. oke.. bye bye anak tante.. muahh." Sambil nyium babynya Arandita.
"Hati-hati Nin.. kapan-kapan nanti aku main juga ya kerumahmu.. kirimin aja alamatnya." Ujar Arandita.
"Kalo kamu mau main kerumah aku ran, chat aku dulu ya.. biar nanti pak Marto yang jemput kamu"
Akhirnya pun Anindia meninggalkan rumah aran, ia menikmati perjalanan dengan melihat pemandangan dari jendela pintu mobil. Namun ketika ia melihat dipinggir jalan ada yang menjual batagor. Ia meminta pak Marto berhenti sejenak.
"Pak Marto.. bisa berhenti sebentar pak.. saya kepengen batagor.." pinta Anindia.
"Baik non" jawab pak Marto.
Pak Marto pun turun untuk membelikan anindia batagor. Namun di cegah oleh Anindia, ia ingin membelinya sendiri.
"Pak.. batagornya 20 bungkus ya.." ujar Anindia kepada kang batagor. Anindia ingin membagikannya ke orang-orang yang ada dirumah.
"Iya mbak sebentar ya.. duduk dulu mbak" ucap kang batagor.
Anindia pun duduk di kursi yang di sediakan kang batagor.
Saat sedang asyik duduk tiba-tiba ada yang memanggil namanya."Kamu Anindia kan?" Ucap orang itu.
Anindia pun menoleh.Anindia kaget dengan seseorang yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Mas...." ucap Anindia menggantung.
![](https://img.wattpad.com/cover/259735039-288-k941558.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DARI GADIS BIASA [END]
RomanceBukan menjadi satu-satunya yang belum menikah namun Anindia selalu menjadi bahan untuk dipaksa menikah. Selalu di jodoh-jodohkan membuat Anindia muak. Mendadak pak lurah dikampungnya ingin menjodohkan Anindia dengan kerabatnya namun perjodohan kali...