Dengan penuh semangat, Kinan membuka pintu kamarnya. Meski ini bukan akhir minggu, tetapi Kinan akan selalu menyambutnya dengan penuh senyuman. Karena ia percaya, harinya akan berjalan menyenangkan jika Kinan mempercayainya. Lakukan yang terbaik, selalu tersenyum, dan percaya diri, semuanya akan berjalan dengan lancar. Itu yang selalu Kinan tekankan pada diri sendiri.
“Selamat pagi, Ma,” sapa Kinan pada wanita paruh baya yang sudah siap di meja makan lebih dulu. Ia mencium singkat pipi wanita itu lalu mendaratkan bokongnya di salah satu kursi. “Mama enggak akan pulang malam, 'kan? Mama enggak lupa kalau hari ini ulang tahun Mama, 'kan? Kalau bisa, jangan lembur, ya. Kita rayain ulang tahun Mama bareng-bareng. Nanti aku ajak—”
“Kinan, harus berapa kali mama kasih tahu kamu? Jangan bicara kalau lagi makan!” tegur Bu Astika—mama Kinan—dengan nada tinggi. Kening beliau berkerut, tatapan tajamnya lurus pada Kinan. “Udah gede, masih aja kayak anak kecil!”
“Maaf, Ma,” jawab Kinan dengan nada pelan. Kemudian, dia bergerak mengoleskan Nutella ke permukaan roti.
Bu Astika membuang napas kasar. “Enggak usah ada perayaan segala, udah bukan umurnya. Mama juga ada keperluan sama temen-temen, jadi bakal pulang malem.”
“Emang enggak bisa besok aja, Ma? Kan, main sama temen-temen Mama bisa kapan aja, kalau ulang tahun cuma setahun sekali. Akhir-akhir ini kita sama-sama sibuk, Kinan kangen habisin waktu sama Mama.”
“Enggak usah manja, Kinan. Kamu itu udah 25 tahun, dewasa dikit, dong!” Lagi, kening Bu Astika kembali berkerut saat bicara dengan Kinan. Memang, sudah sejak lama beliau tidak bisa bicara baik-baik pada putrinya sendiri. “Kamu jalan sama Fabian aja. Atau sama Valya, kek. Gak usah ganggu rencana mama.”
Bibir Kinan mengatup rapat, Nutella banyak yang ada di rongga mulutnya terasa pahit. Tatapan sang mama, keningnya yang berkerut, alisnya yang menukik tajam, serta nada bicaranya yang tinggi, sukses membuat Kinan bungkam. Dia hanya pengganggu untuk mamanya, hanya itu.
Setelah selesai sarapan, Kinan bergegas pamitan dan segera keluar begitu taksi online pesanannya telah tiba. Begitu masuk mobil, Kinan berusaha melupakan kejadian di meja makan tadi. Itu hanya kejadian kecil, tidak perlu diingat-ingat. Kinan masih memiliki waktu panjang untuk memperbaiki suasana hatinya. Itu hanya pembukaan untuk harinya yang sempurna.
“Terima kasih banyak, Pak,” ucap Kinan pada sopir taksi sambil membayar jasanya sesuai aplikasi. Setelah selesai, baru dia melangkah menuju lobi. Namun, dia dikejutkan dengan teriakan seorang perempuan.
“Pokoknya, saya enggak mau tahu, saya mau lihat data tamu seminggu yang lalu! Mbak, saya ini harus tahu siapa selingkuhan suami saya. Sebagai sesama wanita, harusnya Mbak bantu saya, dong!” teriak perempuan itu sembari menggebrak meja resepsionis. “Saya bayar, deh. Mbak mau berapa? Bilang sama saya, saya transfer sekarang juga.”
Ratih gelagapan. “Bu-bukan begitu, Bu. Tapi, emang saya enggak bisa memperlihatkan informasi tamu yang datang ke hotel kami.” Dengan cepat matanya menangkap kehadiran Kinan. Dia keluar dari meja resepsionis, lalu beringsut sembunyi di balik tubuh ramping Kinan. “Teh, aku takut. Ibu itu dari tadi teriak-teriak.”
Kinan memijat pangkal hidungnya. Rupanya, hari ini memang harus dibuka dengan membuang energi lebih. Dia mengangkat wajah, lalu melepaskan senyum ramah pada perempuan bergaun ketat itu.
“Selamat pagi, Bu.” Kinan melangkah cepat menuju meja resepsionis. “Ada yang bisa kami bantu?”
“Saya cuma ingin melihat daftar tamu minggu kemarin, Mbak. Suami saya berselingkuh dan dia datang ke hotel ini minggu kemarin. Saya cuma butuh itu, bukan yang lain. Saya juga akan kasih berapa pun sebagai bayarannya,” terang perempuan itu dengan napas memburu, jelas sedang berusaha menahan emosi.
![](https://img.wattpad.com/cover/259950072-288-k680932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma [Tamat]
RomanceCinta bisa datang karena terbiasa, beberapa orang setuju akan hal itu. Cinta juga bisa menyelinap diam-diam dalam interaksi dua insan yang kata orang 'tidak seharusnya mereka jatuh cinta'. Sejatinya, cinta adalah perasaan suci yang membawa perdamaia...