Mata Fabian membelalak saat Kinan masuk ke mobilnya. Cepat-cepat dia membuang muka untuk menjaga pandangan. Bukan terkejut karena perempuan itu terlampau cantik. Hanya saja, baju yang dikenakan Kinan terlalu terbuka.
"Ki, kamu yakin pakai baju kayak gitu?" tanya Fabian, tanpa melirik kekasihnya itu.
Kepala Kinan menunduk, menilai baju yang ia kenakan. Shoulder off shirt merah mudah dan denim skirt sepaha. Tidak ada yang salah. Penampilan Kinan sempurna.
"Yakin. Emang kenapa? Aku kelihatan cantik, kok. Tadi aku catok rambut juga biar lebih bervolume. Kenapa? Kamu gak suka?"
"Enggak, nanya doang." Fabian menyalakan mobil dan bergegas meninggalkan Jalan Pungkur sambil terus fokus ke depan. "Kalau nanti kedinginan, kasih tahu aku, ya. Ada jaket di belakang, aku enggak akan pakai."
"Iya, Yan." Kinan bergerak menyalakan MP3. Dia langsung berdendang saat suara soprano Nindy Malayka membelai indera pendengarannya. "Karena bagiku kaulah segalanyaaa! Kaulah ... duniakuuu!"
Pikiran Fabian terpecah saat mendengar suara campuran Kinan menyeruak ke setiap sudut mobil. Perempuan itu sudah tahu suaranya tidak mumpuni untuk bernyanyi, tetapi akan selalu mengikuti vokal penyanyi kesukaannya dengan penuh percaya diri. Ujungnya, Kinan akan mengundang tawa untuk orang yang mendengar nyanyiannya.
Begitu sampai di lapangan futsal Inhoftank, Fabian bergegas terjun ke lapangan. Teman-temannya sudah menunggu. Sedangkan Kinan memilih untuk duduk di salah satu kursi plastik sambil memainkan ponsel.
"Kinan?" panggil seseorang.
Sontak saja Kinan mengalihkan perhatiannya. Dia langsung mendongak sambil tersenyum ramah. "Ya?"
"Lo Kinan, 'kan? Kinanti Danisha anak IPA 1 di Trinitas?" Perempuan itu mengulurkan tangannya. "Gue Chika, anak IPA 2."
Hah? Chika siapa? Gue gak kenal. Kinan langsung berdiri dan menjabat tangan perempuan bernama Chika itu. Pura-pura saja Kinan mengingatnya supaya tidak menyinggung perasaan orang lain. "Oh, iya. Inget, gue. Haha ... gak nyangka bisa ketemu di sini." Kinan hendak melepaskan jabatan mereka. Namun, tidak jadi karena dia merasa pernah melihat wajah perempuan ini. Ini cewek yang ada di BIP waktu itu, 'kan? Bener! Dia yang ngira Fabian balikan sama Aya.
Karena Kinan tak kunjung melepaskan, Chika langsung menarik paksa tangannya. Dia duduk di kursi samping Kinan sambil memegang sebuah jaket laki-laki. "Gue ke sini buat temenin cowok gue. Emang hampir tiap hari dia main di sini. Dia juga satu tim sama Fabian, lho, temen lo dulu."
Kinan mengangguk sambil kembali mendudukkan diri. Entah mengapa, perasaannya tidak enak. Chika ini seperti mengeluarkan aura negatif. "Oh, iya."
Berbeda dengan Valya yang memiliki banyak kenalan karena menjabat sebagai ketua eksekul matematika, sering ikut olimpiade, atau karena wajahnya sering terpasang di mading setelah mencetak prestasi, Kinan justru sebaliknya.
Fabian banyak memiliki teman karena pernah jadi kapten tim futsal sekolah dan menjadikan SMA Trinitas sebagai juara 3 tingkat provinsi. Kinan tidak begitu.
Pencapaian terbesarnya adalah beberapa puisi yang berhasil menempati salah satu halaman majalah sekolah. Itu saja. Jadi, Kinan tidak terlalu banyak dikenal. Dan dia juga tidak pernah ingin memiliki banyak teman. Baginya, Valya dan Fabian saja sudah lebih dari cukup.
"Lo ke sini sama siapa?" Chika kembali bersuara.
"Sama Fabian," jawab Kinan dengan senyum lebar. Mengucapkan nama Fabian memang selalu memberikan semangat tersendiri untuknya.
Wajah Chika semakin semringah. "Sama Valya juga, dong?"
"Enggak, kita cuma berdua."
Mendadak ekspresi Chika berubah. Senyumnya luntur perlahan. Cara dia menatap Kinan juga tidak seramah sebelumnya. "Kok, cuma berdua? Fabian itu pacarnya Valya, 'kan? Beberapa hari yang lalu gue ketemu mereka di BIP. Terus, katanya mereka balikan. Tapi, kenapa sekarang malah lo yang nemenin Fabian di sini?" tanya Chika dengan tatapan penuh penghakiman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma [Tamat]
RomanceCinta bisa datang karena terbiasa, beberapa orang setuju akan hal itu. Cinta juga bisa menyelinap diam-diam dalam interaksi dua insan yang kata orang 'tidak seharusnya mereka jatuh cinta'. Sejatinya, cinta adalah perasaan suci yang membawa perdamaia...