09. Curious

29 7 2
                                    

Ini semua benar-benar aneh - Tine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini semua benar-benar aneh - Tine

....

Arthit, Tine dan kedua bawahannya sudah menginjakan kaki di Nagasaki. Mereka saling lempar pandang satu sama lain.

Suasana kota ini benar-benar aneh, entah mungkin karena polusi udara atau bagaimana. Sebagian penduduk hampir menggunakan masker. Hanya di sini pikir mereka, karena saat di Tokyo tidak seperti ini.

"Ayo jalan," titah Tine.

Ketiganya mengekori tubuh Tine. Mata mereka menatap sekitar, berharap ada sebuah clue yang bisa menjelaskan semua ini. Arthit sedikit merasakan nyeri di kepalanya, memijatnya berkali-kali sehingga atensi Tine mengarah padanya.

"Kau kenapa?"

"Sepertinya sosok lain ingin keluar, kak."

Deg!

Tine melebarkan matanya, berharap tidak untuk saat ini. Pasalnya mereka baru saja sampai. "Apa kau bisa menahannya?"

"Emm ... Semoga."

Mashiho meraih tangan Arthit dan menatap Tine juga Haruto. "Jika mereka keluar, biar aku yang urus. Kalian harus fokus sama misi," ujarnya yang mendapat anggukan dari Arthit.

"Baiklah, ayo kita jalan lagi."

Tine dan Haruto memimpin arah jalan, ke tempat yang akan mereka singgahin. Mashiho masih setia di sisi Arthit, dia sedang menahan sakit di kepalanya. Erangannya beberapa kali keluar dari mulutnya.

Pria berusia 21 tahun itu mengeluarkan penstick pemberian kakaknya yang secara tidak langsung sudah di anggap begitu. Ia masih memijat pelipisnya agar rasa nyerinya hilang.

"Mashiho, jika mereka keluar tolong kau buka pesan yang akan aku buat ini."

"Umm ... Baiklah."

"Arghh!! Hei kalian Biw dan Bee, jika kalian keluar mengantikan posisiku. Bisa kah kalian berusaha untuk menukar diri sementara waktu. Baik itu aku atau Black. Aku mohon ... Kak Tine sedang dalam misi tidak mungkin kalian repotkan, oke?" serunya pada sebuah penstick lalu memasukan kembali benda tersebut ke sakunya.

"Aku akan segera menyuruh Biw dan Bee membuka rekaman itu, jika mereka keluar. Tenang saja."

Arthit mengangguk lalu merangkul pria dewasa yang lebih kecil darinya untuk menahan berat beban tubuhnya. Ia sudah tidak stabil.

"Arghhhh .... " Arthit mengerang lebih kuat dan terjatuh ke jalanan. Pandangannya mulai kabur, Mashiho berusaha membangkitkan tubuhnya lagi.

Hingga suara sang ketua masuk ke indera pendengerannya. "Dia berganti lagi?"

"Umm."

- 0 -

"Sebentar lagi kita mendarat di Tokyo."

Grief: The Kinds of Love - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang