23. Chaos

18 5 2
                                    

Meski fakta yang menurut semua orang itu penting telah terungkap, percayalah di depan sana ada fakta yang lebih mengejutkan yang selalu di lupakan oleh orang-orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski fakta yang menurut semua orang itu penting telah terungkap, percayalah di depan sana ada fakta yang lebih mengejutkan yang selalu di lupakan oleh orang-orang. – Ayah Ten

....

"Apa?! Bagaiman bisa pernyataannya begitu cepat di percaya. Siapkan penjagaan di setiap sudut pulau ini dan jaga laboratorium, hanya gedung ini!"

Seoham mengepalkan tangannya mendengar suara dari salah satu lorong di bangunan tersebut.

Suara yang begitu familiar di telinganya, meski selama ini selalu memperlakukannya dengan baik meski beliau memiliki tujuan yang harus di capainya.

Mereka semua sedang berhenti di tempat yang sebelumnya hendak berbelok namun di urungkan niatnya, karena melihat sosok pemimpin Batosai yang terlihat begitu kesal.

"Sial! Ayo kita kembali—"

"Kembali kemana Seoham, lo lagi apa hm?"

Suara lain masuk ke auditori mereka membuat Chimon yang sedang berlaga lemas seketika menegang. Tangan Tay di bahunya sedikit membelai pelan untuk tidak khawatir.

"Ah! Inseong, gue mau ke ruang penelitian hanya saja—"

"Untuk apa ke ruangan tersebut?" Inseong mendekat ke arah lawan bicara dengan tangan di dalam saku jas lab berwarna putih.

"... Chimon terlihat lebih lemas dari sebelumnya, kita harus memeriksa jaringan sel darahnya," balas Seoham dengan sedikit memutarkan bola matanya.

Sosok yang sedang berjalan mendekat tersebut mulai mengerutkan dahinya, sepasang pualam hitamnya dia arahkan ke Seoham dan Chimon bergantian.

Beruntunglah kepribadian yang sedang masuk ke tubuh Arthit sudah dapat mengendalikan emosinya, meski pegangan di senjatanya sedikit lebih erat. Black benar-benar sudah siap menarik pelatuk di tangannya.

"Lo tahu salah satu tuan besar kita baru saja menghubungi kami, Tine salah satu anggota CIA berhasil masuk ke Pulau Tsushima bersama anak mantan mafia yang sedang mengalami ngangguan psikis," ucap Inseong asal sembari memeriksa tubuh Chimon.

"Tuan besar? Mr. Jay?!"

"Bukan, dia sudah mati. Sangat tidak berguna," ungkapan Inseong membuat Tine terkejut, wajahnya sedikit bergerak menatap sosok di belakang Chimon yaitu Tay.

"Lalu siapa—"

"Jangan pura-pura bodoh Seoham! Lagi pula bukankah itu idemu untuk membunuh kedua orang tersebut. Karena mau bagaimanapun mereka pasti akan membantu anak ini bukan." Gerakan tangan Inseong berhenti di rahang Chimon yang lebih tirus tersebut.

Seoham seperti sedang di adukan tepat pada sang korban, dia menggulum bibirnya khawatir. Dia yakin reaksi orang yang memakai pakaian khusus berwarna hitam tersebut sedang menahan gertakan gigi karena emosi.

Grief: The Kinds of Love - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang