22. The 1st Strategy

20 6 0
                                    

Terima kasih telah menunjukan sisi baik seorang manusia yang seharusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih telah menunjukan sisi baik seorang manusia yang seharusnya. – Chimon

....

Di tempat gedung pusat informasi, seluruh sistem yang di gunakan pada pulau tersebut kacau dalam hitungan detik. Mashiho berhasil meretas dan mengambil semua data yang berkaitan pada pulau tersebut dengan benda kotak persegi panjang yang di berikan Boun.

Anehnya, ada sinyal dari tempat lain yang akhirnya menyambung dengan dirinya. Bukan berasal dari musuh melainkan seseorang yang membantu sejak awal dia masuk ke dalam bangunan tersebut.

IP yang tertera akan sulit untuk di lihat oleh orang biasa, tapi Mashiho mengetahui sangat jelas angka-angka tersebut. Dia hanya sedang pra duga, jika memang sesuai yang di pikirkan, dia berharap benar memang adanya seperti itu.

Boun sudah mengitari tiap sudut di pulau reklamasi tersebut. Bom waktu di pasang setiap gardu yang akan di setting langsung oleh Mashiho untuk memulai waktu mundur bom.

Ketiga orang yang berhasil masuk ke dalam gedung laboratorium mulai berjalan dengan tenang, selain melihat isi bangunan tersebut, matanya tetap mencari keberadaan Chimon.

Tay masih ingat jelas dimana letak posisi ruangan Chimon, tapi dia tidak menduga akan sulit jika masuk dari pintu depan karena selain banyak penjagaan, jalan yang harus di telusuri sungguh berbeda. Laboratorium ini begitu luas.

Ada empat bangunan berjajar dengan di hubungkan skybridge satu sama lain.

Ruangan yang sedang di tuju oleh Tay, Tine dan juga Black masih terdapat dua orang yang sedang berbincang satu sama lain di tempat berbeda yaitu Seoham dan Chimon.

"Gue percaya lo sebenarnya orang baik." Chimon berceletuk bebas setelah keheningan dari pembicaraan mitologi Tiongkok yang di ceritakan oleh Seoham.

Orang yang di ajak bicara hanya mendengus dengan menggelengkan kepala. "Gue nggak baik, kalau memang seperti itu gue pasti nggak akan bawa lo kesini," sahut Seoham dengan senyuman.

"Kalau gitu bantu gue keluar dan gue akan melupakan semua tindakan lo sebelumnya. Anggap saja nggak pernah terjadi."

"Hm?"

"Bagaimana?" Chimon menaikan salah satu alisnya. "Gue tahu lo melakukan ini semua juga karena lo khawatir sama Inseong kan?" lanjutnya dengan senyuman skeptis.

"...."

Chimon tidak memberikan tekanan pada sosok yang ada di hadapannya. Ia hanya menunggu, karena ia yakin sisi kebaikan Seoham lebih mendominasi dari kejahatan.

"Oke ...," ucap Seoham tiba-tiba, dia menarik pergelangan tangan Chimon lembut menuju pintu keluar ruangan.

Seoham memerhatikan dari kaca kecil di pintu untuk memastikan keadaan di luar benar-benar aman. Tapi di genggamannya terasa lebih erat sehingga atensinya menatap Chimon dengan lekat.

Grief: The Kinds of Love - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang