25. Fall in Arthit

24 4 0
                                    

Kau tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kau tahu... Saat pertama kali aku melihatmu, hati ini mengatakan kemanapun kau berada, aku akan selalu mengikutimu dan itu benar terjadi – Tine Siriporn

....

Cahaya bulan tepat berada di atas langit Jepang, menyinari dengan indah si pancarannya. Cahaya yang tentram dan begitu cantik jika di nikmati bersama-sama. Angin malam menambah kesan luar biasa di bawah langit saat ini.

Cklekk!!

Pria berusia 21 tahun baru saja menarik gagang sebuah pintu atap sebuah bangunan. Inderanya menangkap semua hal yang sudah tidak asing baginya.

Cahaya ledakan dari sebuah bom, aroma meisu yang menyeruak, teriakan orang yang haus akan egonya masing-masing.

Semua menjadi satu seakan sedang mencoba menyayat hati manusia yang berada di sekitarnya.

"Ayo!" pria tersebut memapah sosok yang di berada dalam dekapannya.

Perasaan ini pernah dia rasakan saat tahun lalu, sebuah perpisahan yang membuat pemilik raga ini jatuh tak berdaya oleh kejahatan dunia.

"Lo jangan coba-coba nutup mata!" Black mengancam pria yang lebih dewasa, dimana saat ini sedang bersandar pada dadanya.

"Uhukk!!" Tine kembali mengeluarkan batuk berdarah hitam, tubuhnya sudah lumpuh sebagian akibat virus ophiophagus."Nggak usah ngomong, dengerin perintah gue aja," kesalnya yang di angguk Tine dengan senyuman tipis.

Atensi Black teralihkan kepada Chimon yang sedang menjaga pintu dengan menyandarkan pundaknya.

Benar!

Tidak ada yang tahu, ada seseorang yang mungkin masih mengikutinya. Kondisi fisik pria yang lebih kecil pun sedang tidak dalam kondisi baik.

Wajahnya pucat pasi seperti mayat hidup. "Chimon lo jagain orang tua ini aja, biar gue yang jagain pintu," ungkap Black.

Chimon segera menghampiri kedua orang tersebut, di bawanya kepala Tine oleh Black pada pangkuan Chimon.

Dia langsung berlari menjaga area pintu, menanti kedatangan Tay dan Seoham. "Chimon jangan sampe dia nutup mata," pekik Black.

"Eung." Wajahnya langsung memerhatikan sosok yang sedang terbaring di pangkuannya. "Kak, bertahanlah. Jika dulu gue bisa melihat sosok Win, mungkin rasanya seperti ini—"

"Jangan ngajak dia ngomong!"

"Gue bermonolog nggak minta balesan!" balas kesal Chimon pada pria yang tak jauh darinya.

....

Duarrrr!!

"Aish ... lewat sini."

Dua orang baru saja berhasil masuk ke dalam pulau neraka. Ya, nama yang pas untuk mengambarkan keadaan saat ini. Manusia dari berbagai belahan dunia berkumpul menjadi satu di tempat yang sama dengan tujuan yang berbeda.

Grief: The Kinds of Love - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang