Apa aku harus menyalahkan diri sendiri, ketika orang yang harus di salahkan sudah tidak ada? – Arthit
....
Kaki melangkah terus menaiki anak tangga satu per satu, tidak ada yang mengeluarkan suara bahkan sebuah pembicaraan pun tidak sama sekali.
Cahaya di tangga darurat semakin temaram mungkin karena efek dari peperangan yang ada di luar gedung.
Mereka mengetahui yang terjadi di luar dari suara samar ledakan dan senjata api yang tak berhenti.
Jarak antara Black, Tine dan orang di depannya tidak cukup jauh, sekitar satu meter kurang lebih. Chimon sesekali menatap ke arah Tine, apa sang pencipta memang harus menakdirkan sosok tersebut berakhir seperti ini lagi, seperti sebelumnya?
"Seoham!" panggil Tay tiba-tiba tepat di posisi depan sambil berjalan naik.
Semua orang harus mensyukuri akhirnya Tay memecahkan keheningan saat ini. Mungkin...
"Ya?"
"Hahh." Tay membuang napasnya pelan sebelum melanjutkan pembicaraannya kembali. "Tolong jelaskan semua ini, jika kau ada pihak kita."
Langkah Tay berhenti dan membalikkan badan secara tiba-tiba, Tatapannya begitu mengintimidasi sang objek.
"Baguslah, istirahat sebentar. Orang tua yang gue bawa ini udah capek," cicit Black mendudukan Tine dengan senyuman mengejek dari orang kedua CIA.
Mereka menyetujui keinginan Black tersebut, Chimon pun terlihat sedikit memucat efek belum pulih karena di kurung dalam tabung kaca cukup lama.
"Chimon, gue nggak tahu ide ini lo terima atau nggak tapi—"
"Kenapa?"
"Lo butuh darah kan, sekarang nggak ada darah hewan. Bagaimana dengan darah gue?" spontan pernyataannya membuat Chimon menggeleng kuat.
Dia tahu konsekuensinya jika meminum darah manusia, justru hal ini benar-benar sangat di hindari olehnya. Perkataan Kao dan Dokter Gulf masih tergiang, oleh karena itu dirinya tetap harus menjaga untuk tidak melewati batas.
"Ah, tadi kenapa anda memanggil saya?" potong Seoham selanjutnya karena dia cukup kaget melihat reaksi Chimon.
"Saya tidak mengulang kata kembali!" sahutnya sembari duduk di anak tangga.
Sang objek mengikuti orang-orang sekitar untuk duduk sebentar. "Pulau ini sudah di buat cukup lama, berkembang karena memiliki sebuah investor kaya yang memiliki satu tujuan."
"Maksudnya?" Tay menaikan salah satu alisnya.
Seoham cukup ragu menjelaskan ini semua, dia menggulum bibir bawahnya sambil melirik sosok lain.
"Kenapa liat gue?" kesal Black di tatap Seoham seperti itu. "Semua berawal dari ayah Arthit."
Deg!
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief: The Kinds of Love - [END]
Science Fiction[Bagian 2 The Love Universe] - Highest rank 4 #sciencefantasy on March'7th 2023. Arthit, seorang pria yang diasuh oleh orangtua angkat sebelum bertemu dengan sosok pria dewasa yang sangat dihormati olehnya yaitu 'Ayah Ten'. Mencoba bahagia, tersenyu...