Hidden Chapter - 17. Before The War
....
"Apa bisa?"
Mashiho hanya mengangguk mendengar pertanyaan Bee yang sedikit berbisik. Air wajahnya menunjukan kekhawatiran yang berlebihan.
Ckrekk!
Pintu belakang rumah terbuka. Menunjukan kedua pria bertubuh tinggi dan sangat tampan. Mata Tine Siriporn langsung tertuju pada sosok yang sedang mulai merebahkan tubuhnya di sofa.
Kedua orang yang baru saja masuk ke dalam rumah tidak menyadari bahwa sebelumnya Mashiho dan Bee sedang mengobrol satu sama lain.
Jika Bee sedang merebahkan tubuhnya, sedangkan Mashiho duduk sembari memainkan laptop yang ada di pangkuannya.
"Ketua mau minum?" tanya Haruto yang sedang membawa air mineral di botol.
Tine Siriporn hanya menggelengkan kepala, dia mengambil remote TV dan berjalan ke kursi sofa panjang yang sedang di pakai untuk rebahan oleh Bee.
"Geser dikit."
"Tck! Masih banyak tempat ngapain di sini?" tanya Bee dengan ketus.
Tidak menghiraukan penolakan dari Bee, sang ketua langsung duduk dan mengangkat kepala Bee yang langsung di tempatkan pada pahanya.
Bee di perlakukan seperti itu tentu mendapatkan reaksi alam dengan cepat dari dalam tubuhnya, yaitu menengang. Tubuhnya serasa lebih kaku, ingin berpindah tempat tapi tidak bisa bergerak sama sekali.
Dia hanya mencoba menyamankan posisi dan mengatur tempo jantung dirinya yang berdetak tidak karuan.
"Bee, kau tadi kenapa pergi. Kau marah karena kalah?" tanya Haruto duduk di hadapan Mashiho dengan melirik Bee.
"...."
"Bee!" panggil Haruto kembali.
Sosok yang di panggil pun hanya terus memejamkan mata tanpa mempedulikan suara dari Haruto. Ketika Haruto ingin membuka suara kembali, bantal sofa tiba-tiba melayang dan tepat mengenai wajahnya.
Itu Mashiho yang melempar bantal tersebut. Tatapan matanya menginsyaratkan untuk tetap diam tapi Haruto malah tersenyum mengejek dan sedikit menyeringai pada Mashiho.
"Jangan nganggu Bee, dia kelelahan!" Mashiho memperingati Haruto.
"Iya-iya," sahut Haruto dengan ketus.
Keduanya bersikap seperti itu karena Tine Siriporn terlihat tenang dan tidak terganggu sama sekali. Lain cerita jika Tine sudah mengeluakan raut wajah emosi yang selalu indetik dengan mengerutkan dahinya.
Sang ketua hanya menikmati tontonan di layar televisi. Namun, ada satu gerakan yang membuat Mashiho dan Haruro terkejut. Tangan Tine Siriporn sedang membelai lembut surai rambut Bee dengan tetap fokus pada layar televisi.
Bee sosok yang di manjakan oleh Tine Siriporn mulai menikmati dan tidak tegang seperti sebelumnya. Bahkan Bee merasa benar-benar mengantuk sekarang. Mata yang sebelumnya berpura-berpura terpejam menjadi sungguhan. Belaian lembut dari sang ketua membuat Bee benar-benar nyaman.
....
Bee tertidur di pangkuan Tine Siriporn, tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur. Karena saat bangun langit sudah gelap dan keadaan ruang tengah sudah kosong. Dia terbangun karena Mashiho membangunkannya untuk makan malam.
"Tubuhmu engga sakit?" tanya Mashiho.
"Sedikit tapi engga terlalu."
"Yakin?"
"Umm ...."
Mashiho menuntun Bee untuk berjalan ke meja makan, dia mungkin terlalu lama tidur di sofa jadi tubuhnya kaku. Tine Siriporn dan Haruto sengaja tidak membangunkan Bee karena terlihat sangat lelah dan tidur sangat lelap.
Sebenarnya, di pikiran Haruto yang di ucapkan saat makan bareng adalah Bee tidur dengan damai dan mungkin saat terbangun akan berganti kepribadian. Tapi nyatanya sama sekali tidak.
Mashiho yang membantah spekulasi Haruto hanya tertawa mengejek setelah kenyataannya memang tetap Bee dan tidak berubah.
Seseorang yang di ejek hanya menampilkan wajah tak acuh seraya turun dari tangga. Dia sebenarnya penasaran dengan sosok yang di tubuh Arthit. Apa benar Bee atai bukan. Tetapi dia tetap dengan ekspresi pertama yaitu seolah memasang wajah tak peduli.
Ketika hendak duduk dia melihat barang Tine Siriporn dan di biarkan saja tanpa ada sosok yang memiliki barang tersebut.
"Huh?! Laptop ketua, dimana dia?"
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief: The Kinds of Love - [END]
Science Fiction[Bagian 2 The Love Universe] - Highest rank 4 #sciencefantasy on March'7th 2023. Arthit, seorang pria yang diasuh oleh orangtua angkat sebelum bertemu dengan sosok pria dewasa yang sangat dihormati olehnya yaitu 'Ayah Ten'. Mencoba bahagia, tersenyu...