1.1. Haruto's suspicions

8 1 0
                                    

Hidden Chapter - 17. Before The War

....

Suasana hutan saat ini memang begitu cerah, baik manusia atau binatang buas tidak terlalu di pikirkan oleh Haruto. Selagi hatinya merasa tenang sudah di pastikan tidak akan terjadi hal-hal buruk.

Di sisi lain, si pria yang berjalan di belakang kedua pria yang lebih dewasa darinya sedang berjalan dengan saling bergandengan tangan. Kecurigaan dalam pikirannya benar-benar tidak bisa di hilangkan.

"Entah kenapa, mereka seperti sedang menyembunyikan sesuatu," gumam Haruto sedikit berbisik.

Seketika Bee menghentikan langkahnya dan menengok ke arah belakang. Tentu hal itu membuat Haruto sedikit terkejut tapi dia berusaha tetap menjaga ketenangan dan memasang wajah datar.

"Ada apa?" tanya Mashiho.

Bee tetap diam di tetap hingga akhirnya Haruto melewati kedua pria dewasa tersebut. Lirikan mata Bee yang belum lepas dari Haruto membuat Mashiho menggaruk tekuk leher sembari mengerutkam keningnya.

"Hei, kau! Kau bernapas pun aku mendengar. Jangan berpura-pura kau tidak membicarakanku dengan om Mashiho," pekik Bee membuat Haruto yang sedang berjalan sedikit melambat.

Banyak pertanyaan di otaknya namun Haruto mencoba menepisnya perlahan, dia takut Bee dapat membaca pikirannya. Ini cukup gila bagi Haruto, dia dengan sadar bergumam seorang diri tapi Bee si sosok gadis yang ada di tubuh Arthit dapat mendengarnya dengan jelas jika Bee sedang di bicarakan oleh dirinya.

"Kau bicara apa Bee? Ayo jalan lagi." Rangkul Mashiho mengajak jalan kembali Bee.

Sebenarnya, kedua orang itu tidak tahu Haruto akan pergi kemana tapi keduanya hanya ingin berjalan di dalam hutan tersebut sembari menghirup udara segar yang menyejukkan hati.

Tujuan Haruto adalah ke perbatasan hutan dengan jalan utama, dia akan mengambil beberapa barang dan senjata untuk keberangkatan ke Pulau Tsushima.

Sejauh ini masih aman-aman saja, hutan ini sepertinya adalah hutan buatan yang berada di hutan asli karena tidak ada binatang buas atau binatang jinak lainnya. Beberapa ada burung merpati dan serangga yang saling berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Dan inilah yang di lihat Haruto sekarang, Mashiho dan Bee sedang berlari mengejar kupu-kupu yang memang Haruto akui kupu-kupu itu memiliki warna indah dan mengemaskan.

Tarikan ujung bibir Haruto membuat tak terasa kesadarannya mulai kembali, dia selalu begitu. Tersenyum lepas ketika melihat Mashiho teman kecilnya bahagia.

Banyak hal yang tidak di ketahui orang-orang bagaimana kepedihan hidup yang di rasakan oleh Mashiho. Jika mereka ada di sebuah pengadilan mungkin Haruto adalah orang saksi kuat yang melihat dari awal kisah awal perih Mashiho di mulai hingga sampai akhirnya Mashiho menjadi terbiasa.

"Semoga senyum itu terus tercetak di wajahmu Mashiho," gumam Haruto di mana Bee langsung menolehkan wajahnya bertepatan dengan berakhirnya kalimat yang di ucapkan oleh Haruto.

Bee tersenyum indah dan tampan, mungkin jika Bee benar-benar ada di tubuh wanita akan terlihat sangat cantik. Haruto akhirnya mengkonfirmasi bahwa Bee dapat mendengar apapun yang di katakan manusia meski hanya berbisik.

"Tolong jaga Mashiho ya, Bee!" lirih Haruto yang terdengar sangat amat terasa sakit walaupun wajahnya menunjukkan sebuah senyuman.

....

Grief: The Kinds of Love - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang