Epilogue

45 7 3
                                    

Semua kembali pada keagiatan sebelumnya, virus ophiophagus sudah dapat di atasi oleh vaksin hasil temuan dari dokter muda bernama Milly.

Nama sang gadis menjadi populer bahkan para pakar membuat namanya menjadi nama vaksin tersebut.

Saat ini banyak rumah sakit dan para peneliti yang membantu untuk memperbanyak vaksin, tentu dengan supply gratis dari Ace Group.

Kasus ini menjadi sorotan para petinggi pemerintah, mereka meminta untuk PBB menyelesaikan hal ini untuk tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Ayah Ten tentu menambah pasukannya kembali yaitu Mashiho, sang tuan meminta Mashiho untuk berhenti menjadi orang bayaran CIA dan lebih baik menjadi bagian TY Aliansi.

Tidak seperti Tine, dia harus tetap berada di CIA karena kematian Jay orang ketiga CIA dan hilangnya Jhonny sosok nomer wahid di CIA, Tine harus segera kembali ke Amerika untuk menjadi pemimpin kelompok Badan Intelijen Negara tersebut.

Cklekkk...

Pria tampan dengan mengenakan jas berwarna putih masuk ke dalam ruangan VIP dengan senyum hangatnya.

"Dokter Gulf, ini masih jam 7 kenapa pagi sekali?" imbuh Mashiho yang terbaring di bangsal.

Sosok yang di maksud hanya mengangkat bahunya acuh, "apa kau sudah sarapan?"

Yang di tanyapun mengangguk, "bagaimana hasilnya sudah keluarkah?"

"Umm .... " jawabnya dengan mengangguk lucu. "Haruto pergi bukan berarti tidak menyanyangimu, ayo sedikit lagi kamu akan segera menyembuhkan rasa trauma yang ada dalam dirimu," sambungnya kembali.

Mashiho menjalani pengobatan dan konsultasi bersama Gulf, tidak ada yang tidak terguncang jika sosok yang di sayang pergi dengan begitu tidak manusiawi.

Selama beberapa hari ini, Mashiho menunjukan grafik yang bagus untuk penyembuhan. Mungkin, Gulf banyak belajar dari Arthit yang saat ini benar-benar sudah sembuh total.

Lalu sosok Tine yang sebelumnya terpapar pun sudah jauh lebih baik, bahkan dia sering menghabiskan waktu di luar diam-diam dengan Arthit meski setelahnya di marahi oleh Dokter Gulf.

Kepribadian Arthit hilang begitu saja, serangkain tes untuk menunjukan apa masih ada yang tersisa namun hasilnya nihil.

Milly sudah berangkat ke Amerika untuk melanjutkan studinya dalam spesialis forensik, gadis ini akan menjadi peluru selanjutnya tuan Tenotiger Chansook.

Melihat peluru rahasia ayah Ten sebelumnya berhasil melumpuhkan pulau neraka, hal itu membuat Milly dengan tekad kuat ingin menjadi seperti mereka.

****

Di ruangan lainnya, Kao masih setia menemani Chimon yang masih terbaring koma semenjak hilang kesadaran di bandara.

Pria tersebut rela menginap beberapa hari di ruang perawatan Chimon yang terbaring lemah dengan selang yang bertanggar di mulutnya.

Chimon benar-benar harus melakukan serangkaian perawatan karena banyaknya darah yang di ambil, dehidrasi dan kekurangan makanan.

Tentu Kao yang merawat semua itu sendiri, jangan lupakan bahwa Kao adalah seorang dokter juga.

"Chimon kamu kapan bangun!" di ambilnya tangan Chimon lalu di genggam oleh Kao.

"Kalau kamu ketemu Ace di dalam mimpi jangan beritahu dia bahwa aku tidak bisa merawatmu dengan baik yah ...." Kao tidak berhenti mengoceh dengan bermonolog memandangi tangan kecil di genggamannya.

Kao terkejut merasakan pergerakan di tangannya, dia langsung menatap wajah Chimon dimana sosok tersebut tersebut sudah tersadar sepenuhnya dengan mata menyipit.

Grief: The Kinds of Love - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang