1.4. After Playing Billiard

4 2 0
                                    

Hidden Chapter - 17. Before The War

....

Bee meninggalkan ruangan yang menyediakan fasilitas permainan billiar tersebut.

Jalannya melambat, dia berpikir kenapa dia harus marah? Setidaknya itu yang ada di dalam pikiran Bee. Penyesalan dan malu menyelimuti dirinya saat ini.

Ingin kembali masuk ke dalam tapi dia terlalu gengsi untuk bertindak seperti itu. Dia hanya bisa menggulum bibirnya sembari berpikir untuk keputusan terbaiknya.

Lagi pula, Tine Siriporn kenapa harus melakukan hal itu. Mungkin Tine pikir dengan beberapa kepribadian dalam tubuh Arthit di perlakukan seperti sebelumnya akan biasa saja atau senang.

"Hah! Sudahlah aku engga peduli," ucapnya pasrah masuk ke dalam rumah.

Dipikirannya ingin kembali ke kamarnya tapi dia takut, kalau masuk kamar yang di tempati Tine Siriporn malah akan bertambah canggung. Suasana yang sebelumnya terjadi tadi malam pun masih meninggalkan tanda tanya.

Biasanya Tine Siriporn akan memperlakukan Arthit walaupun memiliki kepribadian apapun, dia akan bersikap memanjakan tanpa sungkan untuk skinship.

Pilihannya adalah duduk sambil merebahkan kepalanya pada sandaran sofa, dia cukup kesal dengan dirinya yang merasa terlalu ke kanak-kanakan.

"Bee?"

Suara panggilan lembut membuat Bee mengarahkan atensinya pada si pemanggil. Suara merdu dan sangat ciri khas sudah langsung diketahui oleh Bee. Siapa lagi kalau bukan Mashiho atau yang sering disebut om oleh Bee.

"Kenapa kau lari?" tanya Mashiho kembali sembari berjalan mengambil segelas air mineral.

"Aku engga lari."

"Aduh ... Maksudku kenapa kau meninggalkan ruangan begitu saja?"

"Hah! Aku hanya kesal karena kalah," ujar Bee memberikan sebuah alasan.

Kenyataannya, Bee sedang berperang batin dengan apa yang dia rasakan saat ini. Rasa dan pemikiran kekanak-kanakan sangat dominan hingga Bee harus menahan sekuat tenaga agar tidak terlihat.

"Lalu kenapa om kesini bukannya sedang bermain?" tanya Bee merubah topik pembicaraan.

"Ketua dan Haruto sedang merapihkan alat-alatnya, mereka sudah selesai bermain."

"Kenapa begitu?"

"Kau penasaran, bukan?" tanya Mashiho memancing Bee yang sedang memasang wajah serius.

"Cepat katakan, om!"

"Ah ... Ah ... Baiklah, mendekat kemari aku bisikin."

"Hah?!"

....

Grief: The Kinds of Love - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang