26. One Step Closer

23 7 0
                                    

Satu yang aku pikirkan tentangmu, apa Chimon benar seorang pria? – Seoham

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu yang aku pikirkan tentangmu, apa Chimon benar seorang pria? – Seoham

....

Breaking News

Terjadi sebuah kerusuhan besar di negara Jepang tepatnya pada pulau reklamasi, dimana tidak ada satu pun yang dapat masuk pada pulau tersebut dengan mudah selain penduduknya.

Di duga pulau tersebut adalah awal dari munculnya wabah virus yang selama ini membuat gelisah seluruh warga dari berbagai negara.

Kritik dan komentar kemarahan di berbagai jejaring sosial media tidak berhenti di tujukan pada negara sakura, belum ada pernyataan resmi dari pemerintahan Jepang terkait semua ini.

Kepulan asap hitam dari kebakaran sebuah bangunan terbawa oleh angin hingga ke negara Korea.

Kami semua sangat berterima kasih pada Ace Group yang masih belum berhenti men-supply vaksin ke berbagai negara untuk menghentinkan penyebaran virus ini.

Selanjutnya kita hanya menunggu—

Pip!

"Hah!!" Nyonya besar dari sebuah perusahaan yang di sebutkan pada berita menghela napas, "Arm bisa kau lebih cepat bawa mobil ini ke bandara."

"Kita hanya di perbolehkan menunggu bunda bukan untuk—"

"Aku tahu, aku hanya tidak ingin mereka sampai duluan," ujarnya dengan tegas.

Arm dan Namtan sedang mengatar bunda sekaligus nyonya besarnya sesuai kemauannya. Beruntung untuk Kaa karena saat ini tugas beliau menjaga pembuatan vaksin.

Anak tersebut terhindar dari amukan berkali-kali si nyonya besar.

"Bunda ...."

"Apa?" jawabnya ketus dengan tetap mengerutkan dahi hingga ujung alisnya seperti akan menyatu.

"Kami takut melihat bunda seperti ini lagi."

Deg!

Bunda Alice mulai menatap punggung orang kepercayaan suaminya bergantian, memang sifatnya ini muncul secara alami sepeti saat itu.

Dia pejamkan matanya dengan mengatur napasnya untuk lebih tenang. "Maafkan bunda," lirihnya.

Tentu hal itu membuat Arm dan Namtan melihat sosok yang duduk di kursi belakang, garis senyum mereka berdua mulai merekah. "Iya bunda, kami akan mengantarkan bunda tepat waktu."

"Umm ... Tenang saja bun," timpal Arm dengan cepat.

Bunda Alice mulai tersenyum perlahan, dia benar-benar tidak ingin kejadian tahun lalu terulang kembali. Dia telat datang menjemput dan harus kehilangan anak perempuannya—

....

BRAKSS!!!

"Arghhh."

Grief: The Kinds of Love - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang