Gadis cantik itu baru saja membereskan alat-alat belajarnya. Lalu menoleh, didapati Azril yang kini sedang menyandarkan punggungnya di tepian ranjang. Sesekali senyum Azril muncul, disaat jari-jarinya asyik menari diatas layar ponsel.
"Zril, lo nggak mau pulang?"
"Hem?" Azril berdeham, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. "Sekarang jam berapa emang?"
"Setengah sepuluh. Lo nggak balik?"
Azril menengadah, memandang Alsha yang sudah melipat kedua tangannya di atas dada. "Gue nggak lagi diusir, kan?"
"Terserah, lo." Alsha berdecak sebal, lalu ia naik ke kasur, mulai merebahkan tubuhnya, kemudian menarik selimut sampai batas perut. "Lo kalau mau pulang, jangan lupa matiin lampunya."
Selang satu jam kemudian, Azril menutup layar ponselnya. Lalu mulai mengedarkan pandangannya, suasana disini sudah mulai sunyi. Lalu pemuda itu mendekat pada Alsha, dilihatnya wajah damai Alsha saat tidur, ada senyum yang mendadak terukir indah di wajah Azril.
"Sejak kapan, sih, lo jadi secantik ini?" Azril terkekeh sendiri. Lalu ia mengayunkan kakinya menuju pintu setelah mematikan lampu. Kemudian keluar dan menutup pintu.
Azril baru saja menuruni anak tangga, mendapatkan sapaan dari Angga, kakak laki-laki Alsha yang pulang dari Bandung setiap akhir bulan perkuliahannya.
"Abis ngajarin Alsha lagi ya, Zril?"
Azril mengangguk. "Iya, Bang. Bang Angga baru pulang?"
"Iya, nih. Thanks ya repot-repot jadi guru privatnya Alsha. Lagian tuh anak kapan pinternya, sih?"
Azril terkekeh. "Yaudah, Bang. Gue balik, ya?"
"Yo. Hati-hati, lo."
Azril kemudian melangkah setelah mengangguk dan mendapat tepukan dua kali di pundaknya dari Angga.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️
Teen FictionIni tentang Alsha dan Azril yang ternyata sama-sama berada di satu lingkaran. 360 derajat itu sempit, nggak bisa kemana-mana, dan membosankan. kata Alsha, Azril itu sok ganteng tapi emang ganteng, dia juga bersinar, bahkan kayanya matahari aja mind...