17 - TWIO6C

38 8 4
                                    

Our dreams are young and we both know
They'll take us where we want to go
Hold me now, touch me now
I don't want to live without you

Semakin larut, udara semakin menusuk kulit. Namun, kini suasana semakin hangat. Apalagi saat Azril mulai memangku gitarnya. Jemari lihainya mulai memetik kunci-kunci yang mengalunkan sebuah nada yang indah.

Nothing's gonna Zrilge my love for you
You oughta know by now how much I love you
The world may Zrilge my whole life through
But nothing's gonna Zrilge my love for you

Suara tepuk tangan terdengar paling riuh dari Hana. Gadis itu segera menyenderkan kepalanya di pundak Azril. Wajahnya menengadah, memandang Azril yang kini juga menatap ke arahnya. “Keren,” pujinya.

Alsha tertawa tanpa minat, alunan lagu berjudul ‘Nothing’s gonna Zrilge my love for you’ memang sengaja Azril bawakan khusus untuk Hana, kan? Lantas, kenapa cowok itu harus menyanyikannya di acara seperti ini?

Alsha mengusap-usap pundaknya yang gatal akibat gigitan nyamuk. Suasana taman belakang saat malam hari sebenarnya sangat Alsha hindari.

“Kan aku udah bilang, Sha. Ganti baju dulu.” Galen menurunkan resleting jaket kulit yang sedari tadi dikenakannya. “Apa kamu mau pakai jaket aku?”

Alsha menggeleng cepat. “Nggak usah, Len.” Omong-omong soal jaket, Alsha baru sadar bahwa sedari tadi yang menutupi kaki jenjangnya adalah jaket milik Azril. Dan sedari tadi pula Azril hanya mengenakan kaos lengan pendek berwarna putih.

Alsha segera berdiri. “Len aku mau ganti baju dulu deh kayanya.”

Galen mengangguk. “Aku antar?”

Alsha terkekeh. “Nggak usah. Ini kan masih di ligkungan rumah aku.” Lalu gadis itu melangkah mendekati rumahnya. Tak lupa untuk  membawa jaket milik Azril.

Saat kakinya mendekati dua pasangan yang sedang berbincang dengan jarak yang.... menurutnya sangat dekat itu, Alsha menghentikan langkah kakinya. Lalu gadis cantik itu membentangkan jaket Azril lalu membungkus kepala Azril dengan jaket itu.

Azril teriak-teriak tidak jelas, karena mungkin tiba-tiba saja kepalanya ditutupi oleh Alsha, tangannya menggapai-gapai apa saja yang ada di dekatnya, sampai akhirnya tangan Azril menarik rambut Alsha.

Alsha yang merasa ditarik rambutnya oleh Azril itu mulai berteriak kesakitan. “Azril, sialan! rambut gue!”

“Sha, Sha, Sha.” Galen bergegas berdiri, berusaha memisahkan Azril dan Alsha.

Sedangkan Hana, gadis itu juga berusaha melepas jaket yang mengurung kepala Azril. “Yaampun, itu rambut Alsha, sayang. Jangan kamu jambak. Kasian.”

Dan seketika, tubuh Alsha kehilangan keseimbangan, lalu limbung. Keningnya menabrak kepala Azril yang keras. Benturan itu berhasil membuat dunia Alsha seolah berputar-putar.

Galen segera menarik pundak Alsha, lalu pemuda itu menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah cantik Alsha. Kemudian mengusap-usap kening Alsha yang sudah berubah warna menjadi merah. “Mana yang sakit, Sha?”

Alsha masih mengrejap-rejapkan matanya, karena sungguh, itu benturan itu benar-benar keras. Kepala Azril memang setara dengan batu kerasnya. Alsha membuka matanya perlahan, berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang seakan menusuk matanya.

Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang