7 -TWIO6C

56 12 10
                                    

Alsha baru saja turun dari motor Galen. Kemudian mengembalikan helmnya pada Galen. “Thanks, Len.”

            Galen tersenyum seraya mengangguk. “Kalau mulai besok gue kembali jemput lo ke sekolah, boleh?”

            Alsha mengangguk ragu, pasalnya Azril pun tak akan bisa menjemputnya seperti biasa. “Boleh, kalau lo mau.”

            “Okey, sampai ketemu besok, Sha,” salam Galen seraya menutup kembali kaca helmnya. Menghidupkan mesin motornya, lalu melesat pergi setelah membunyikan klakson.

            Senyum indah terlukis di wajah Alsha, saat gadis cantik itu kembali mengingat tingkah manis Galen hari ini padanya. Mulai dari menawarkan bantuan untuk piket kelas, sampai mengantar jemputnya ke tempat les. Alsha memegangi wajahnya yang terasa hangat, kemudian melangkah ringan menuju rumah, tak lupa untuk kembali menutup pagar rumahnya.

            “Ekhem..”

            Suara dehaman itu berhasil membuat Alsha terkejut.

            “Bagus, ya, baru sehari gue diemin udah jalan aja sama Galen.” Azril. Iya, itu adalah makhluk paling menyebalkan di muka bumi ini.

            “Lo sejak kapan di rumah gue?”

            “Kenapa lo bisa sama Galen?” Bukannya menjawab pertanyaan Alsha, Azril malah belik bertanya. “Balikan?”

            Alsha menaikkan keuda alisnya, lalu berjalan melewati Azril begitu saja.

            “Ssshh, Sha!” Azril mencekal Lengan gadis itu.

            “Ish, apa, sih?”

            “Lo balikan sama Galen? Iya?” desak Azril dengan suara yang lebih rendah.

            Alsha menatap mata teduh milik Azril. “Galen bilang, dia mau dapetin hati gue lagi. Dia mau perjuangin gue lagi.”

            Azril berdecak, “Halaaah, mulut buaya dia mah, Sha. Jangan lo percaya.”

            Alsha memutar bola matanya kesal. Kalau cowok sejenis Galen lo bilang buaya, terus lo apa, Zril? Gorila? Apa dugong? Nggak ngaca!!

            “Sha, percaya sama gue. Galen bukan cowok baik.”

            “Sayangnya, gue lebih nggak percaya sama lo.” Alsha melangkah perrgi, menaiki anak tangga, menuju kamarnya.

            Azril masih mengekor di belakang Alsha, ikut memasuki kamar gadis cantik itu yang saat ini tengah melepas pita rambutnya. “Sha, gue bilang lo harus jaga diri, selama gue nggak ada di deket lo.”

            Alsha berbalik, menatap kesal pada Azril. “Terus lo ngapain masih di sini? Bukannya gue udah bilang kalau kita harus punya batas?”

            Azril menggaruk tengkuknya, kentara sekali jika pemuda itu memang tak punya alasan yang tepat untuk datang ke rumah Alsha.

Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang