21 - TWIO6C

48 10 1
                                    


            Setelah selesai berbicara di taman bermain, keduanya kini kembali melangkah, menyusuri jalanan komplek yang sudah sepi, anak-anak sudah kembali masuk ke rumah, dikarenakan besok bukan hari minggu.

           “Sha, kalau gue kuliah di Kanada menurut lo gimana?”

           Alsha tertegun, jauh beberapa hari saja sudah serindu itu. Bagaimana bisa jika bertahun-tahun? Apakah ia sanggup?

           “Kok diem?” Azril kini berjalan lebih dulu, kemudian memutar, berjalan mundur. “Lo gak mau gue tinggal ya? Ciee.” Azril mencolek dagu Alsha.

           Alsha menepis tangan jahil Azril. “Apa, sih, Zril.”

           “Ih ngambekan nih, ya, sekarang.” Azril tertawa. Lalu ia kembali membelakangi Alsha. “Ya kali gue ke sana, Sha. Nggak mungkin, lah.”

           “Kenapa nggak mungkin? Nilai lo bagus, sertifikat olimpade lo bejibun, bahasa Inggris lo lancar. Apa yang kurang?”

           Diam-diam Azril tersenyum, lalu menahan tawanya ketika mendengar Alsha yang seolah menyuruhnya pergi padahal sedang menahan dirinya. “Nggak lah, Sha. Nyokap gue udah punya keluarga baru di sana, gue nggak mau ganggu. semoga aja beliau udah dapat kebahagiaan yang nggak didapat di sini.”

           Alsha menatap punggung Azril, punggung yang kembali meredup itu. Lalu gadis cantik itu menghentikkan langkahnya. “Zril!” panggilnya.

           Azril menghentikkan langkahnya, lalu mneoleh. “Kenapa?”

           Alsha menjulurkan tangannya yang memegang kresek berisi cemilan itu. “Bawain dong, capek.”

           Azril mendekat. Lalu meraih kresek itu. “Manja banget.”

           Alsha terkekeh pelan. “Zril!”

           Azril membuang nafas. “Apa lagi, Shafarza?”

           Alsha mendekat pada punggung Azril. “Di kepala lo ada debu, sini gue bersihin.”

           Azril merendahkan posisi kepalanya, lalu tanpa ia duga, gadis cantik itu naik ke punggungnya, melingkarkan lengannya di tengkuk Azril. Kamudian tertawa penuh kemenangan.

             “Gue berat, nggak?” tanya Alsha tanpa beban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

             “Gue berat, nggak?” tanya Alsha tanpa beban.

           Azril tertawa. Lalu ia membetulkan posisi Alsha agar sahabatnya merasa nyaman berada di punggungnya. “Jauh dari gue bikin lo gak nafsu makan ya, Sha?”

           Alsha menoyor kepala Azril. “Sok tau.”

           “Emang tau.” Azril masih berjalan.

Kode Etik Pertemanan [HAECHAN] || TAMAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang